2 3

3.5K 501 18
                                    

Jihoon masih tetap sama, lembut dan kadang serius. Dirinya tetap berwibawa dan menjadi bintang.





Siyeon juga tidak banyak berubah, kecuali agak pendiam dari biasanya.




Jika kupu-kupu yang bersarang di perut Siyeon masih bisa berterbangan, yakinlah jika suatu saat nanti kupu-kupu itu akan kembali berterbangan.





Karena siapapun pasti akan tersentuh dengan setiap pergerakan Jihoon. Seperti sekarang, Siyeon duduk di bangku penumpang dan melihat Jihoon mengobrol, dengan Lucas.



Siyeon dapat melihatnya, kilat amarah yang dipancarkan oleh Jihoon kepada Lucas. Entah mereka mengobrol apa, Siyeon tidak tahu.




Mata Siyeon membulat saat keduanya sudah meraih kerah lawannya masing-masing.




Ini tidak akan benar jika Siyeon tidak menghentikannya. Dan Jihoon bisa saja berdarah di sekujur tubuh karena Lucas tidak sendiri.






Tepat saat Lucas baru saja akan melayangkan tinjunya, Siyeon dengan lembut meraih tangan Jihoon yang masih bergantung.





"Siyeon? Kan gue suruh tunggu di mobil."







Siyeon menggeleng dengan mata yang dingin. Jihoon melonggarkan cengkraman di kerah Lucas. Dan Lucas hanya menatap kaget ke arah Siyeon yang tiba-tiba saja muncul dihadapannya.







Dengan kaki di gips dan menggunakan crutch.





Jihoon merapikan bajunya dan menuntun Siyeon untuk kembali ke mobilnya, rasanya Jihoon benar-benar marah dan bisa saja menghabisi laki-laki bernama Lucas dengan tangannya sendiri.






Tapi Siyeon menahannya, menahan ledakan besar yang akan meledak seiring berjalannya waktu.








"Suatu saat, kalo akhirnya udah ketemu gue pasti bakal kasih tau lo apa yang sebenernya terjadi. Lo gak usah takut ada kenapa-napa lagi, ada gue disini."









Jihoon mengelus rambut Siyeon, dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama. Ribuan kupu-kupu yang tertidur itu terbangun dan siap untuk terbang.





tbc



Hrheheheheh mau cerita apa ya aku bingung.

Unplanned-park jihoon. [COMPLETED]Where stories live. Discover now