Additional Chapter 4.0

3K 283 19
                                    



Jihoon dan Siyeon memutuskan untuk pindah sementara ke rumah Mama dan Papanya Jihoon. Selain karena unit apartment mereka ada di lantai atas dan akan sangat melelahkan bagi Siyeon untuk mengurus apartment mereka, Jihoon juga berfikir Mama akan dengan senang hati memberikan perhatian kepada Siyeon dan menemaninya mengobrol.


Siyeon dipaksa untuk mengambil cuti, atau Jihoon bilang sekalian saja tidak usah kuliah. Tapi Siyeon keukeuh bahwa dia harus tetap kuliah dan mengambil cuti saat usia kehamilannya memasuki bulan keenam atau ketujuh saja.


Jihoon mulai melonggarkan jadwalnya, dan lebih meminta bawahannya untuk menghadiri rapat-rapat kecil. Padahal sebelumnya Jihoon benar-benar ingin yang terbaik untuk perusahaannya.


Namun untuk kali ini, tidak ada yang lebih penting dari keluarga kecilnya. Jihoon mengganti jadwal kuliahnya menyesuaikan dengan jadwal kuliah Siyeon agar bisa memantau istrinya.


Pergi ke kampus bersama, makan siang bersama, pulang bersama. Kadang jika Jihoon tidak bisa menemani Siyeon di kampus, akan ada Eunbin, Somi, atau Hina yang menemaninya. Kadang Mark dan Woojin menawarkan tumpangan untuk pulang kepada Siyeon.


Kehamilan Siyeon menjadi kebahagiaan untuk orang-orang disekitarnya.


Dan sekarang Siyeon sedang berkumpul di rumah Eunbin, menghabiskan sore sebelum Jihoon pulang dari kantornya.



"Bin, bantal dong."


Somi duduk di sofa, melihat ke arah Eunbin yang duduk di tempat tidurnya bersama Siyeon.


"Nih."


Eunbin melemparkan satu bantal yang mendarat tepat di wajah Somi.


"Jangan dilempar ih anj—"


"Stop! Jangan ngomong kasar dong, kasian anak gue belok lahir telinganya udah ternodai sama omongan tante-tante girang kaya lo pada."


Siyeon mengelus perutnya, akhir-akhir ini dia senang sekali mengelus perutnya.


"Perut lo gede banget padahal baru 15 minggu lo hamil."


Siyeon tersenyum dengan misterius,


"Kan isinya dua hehe."


"DUA? MAKSUD LO KEMBAR?"



Semua mendekat ke arah Siyeon, menatap perutnya dengan kagum.



"Kan gue yang mau kembar, kenapa jadi lo yang kembar?"




Siyeon hanya menggedikan bahunya, dan tersenyum jahil.



"Siyeon, handphone lo nih nyala nyala. Ada telfon dari 'kesayangan♡'. Jir Alay banget namanya."


Siyeon mendelik ke arah Hina yang memberikan handphonenya lalu berbincang sebentar dengan si kesayangannya.



"Laki gue udah didepan, gue balik ya. Bye. Jangan lupa lo semua kalo ngomong dijaga jangan asal ngomong, kasian orok lo semua nanti."




Siyeon akhirnya mengambil tasnya dan keluar lalu tersenyum kepada konco-konconya.



"Lama banget, aku laper."


Kalimat pertama yang diucapkan oleh Jihoon membuat Siyeon gemas. Pasalnya yang hamil Siyeon, tapi yang cepat lapar Jihoon.



"Apaan. Aku udah siap daritadi kamu yang lama rapatnya juga."


Siyeon mendudukan dirinya di kursi sebelah Jihoon, lalu seperti biasa Jihoon akan mengecup keningnya dan perutnya.



"Kamu ko pake baju kaya gini lagi sih? Kasian perut kamu."



"Kan aku pengen sombong sama fans fans kamu yang suka liatin dijalan."



Siyeon hanya menggunakan kaus ketat yang memperlihatkan lekuk tubuhnya dan celana jeans dengan outer panjang.



"Pokoknya sekarang beres makan kita beli dulu baju buat kamu. Perut kamu udah gede, kasian kalo kamu pakein baju ketat mulu sayang."




Siyeon hanya melemparkan pandangannya ke arah luar dan mendengus. Dia tau kalau Jihoon mengkhawatirkan dirinya tapi dirinya merasa tidak suka.



"Orang-orang pasti tau ko kalo kamu lagi hamil, bunda kan pernah bilang kalo kamu masuk acara gosip pagi hari sebagai salah satu dari '7 istri pengusaha yang tetap modis pada saat hamil'. Artinya seluruh pelosok negri udah tau kalo kamu hamil, gausah diliat-liatin juga."



Jalanan cukup padat, tapi cuaca tidak terlalu terik.




"Kamu tidur aja dulu nanti aku bangunin."




Mumpung lampu merah, Jihoon mengecup perut Siyeon sekali lagi. Mengantarkan Siyeon kepada alam mimpinya.






Additional Chapter 4.0 end.






Q: kak ko emotion aku cari gak ada?
A: Emotion aku unpublish hehehe maaf ya, aku ngerasa gak sanggup soalnya emotion itu nyeritain Siyeon pas lagi hamil kan ya sedangkan aku belum tau rasanya hamil gimana. Aku takut salah soalnya gak punya banyak referensi dan menganggap emotion itu tantangan berat yang gak sanggup aku jalanin hehehe.




Jangan lupa baca work baru aku yang judulnya Teen, Age. ff lokal yang nyeritain masa SMA. Visualisasinya Siyeon sama Jeno hehehe.

Unplanned-park jihoon. [COMPLETED]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu