SNOW FLOWER

2.5K 376 349
                                    


"Taehyung, kapan kau mau menikah?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Taehyung, kapan kau mau menikah?"

"Omoni (ibu), are you okay?"

Kim Taehyung tengah mengapit telepon di antara telinga dan bahu kanan, tampak kelimpungan dengan beberapa kertas yang nyaris jatuh dari tangannya. Dia menandai kalimat pertama di kertas dengan stabilo hijau, seraya melongok dari pintu ruang kerjanya untuk memanggil asistennya di ruang kaca di sebelah.

"Tolong cari informasi sebanyak-banyaknya—" kata Taehyung kepada asistennya dan menyerahkan kertas itu. "Ya, Ibu, aku dengar," tambahnya pada sang ibu di seberang sambungan lalu menutup pintu.

"Ingat, Taehyung, tahun ini kau sudah tiga puluh tiga tahun."

"Memangnya kenapa kalau sudah tiga puluh tiga?"

"Astaga... apa ibu perlu pingsan dulu baru kau mau mengerti?" kata sang ibu dengan nada merana yang dibuat-buat. "Ibu malu, Sayang! Semua anak-anak teman ibu sudah menikah, sepupumu semuanya juga sudah menikah."

"Masih ada Jimin."

"Yak! Kim Tae Hyung?!"

"Ibu lupa ya, kalau Jimin itu anak dari sepupu adik ipar adiknya ayah?"

"Ya ampun, kalau begini caranya, migranku bisa kambuh lagi."

Taehyung menahan tawa seraya bersandar di meja kerja yang agak berantakan dari biasanya, dia meletakkan stabilo yang masih digenggam di atas salah satu kertas.

"Ya sudah, Ibu, mau aku bagaimana?"

"Ibu punya kenalan gadis cantik dan baik untukmu." Suara ibunya terdengar terlalu gembira. "Kau bisa menemuinnya sore ini di kafe dekat tempat dia bekerja, bagaimana?"

"Lagi—?" Taehyung menghela napas panjang.

Ini sudah yang kesekian kali—Taehyung benar-benar lupa sudah yang ke berapa—dia dipaksa berkenalan dengan anak teman ibunya. Berbekal tekat kuat akan selogan; anak-lelakiku-tidak-boleh-jadi-bujang-lapuk sang ibu terus mengenalkan Taehyung dengan sederet gadis cantik meski hasilnya selalu gagal total, Taehyung tidak paham kenapa gadis-gadis itu memilih mundur teratur sebelum mereka sempat menjalin hubungan.

"Yang ini spesial, dia anak sahabat ibu waktu kuliah, dulu ibu pernah bikin perjanjian untuk menjodohkan anak-anak kita di masa depan. Namanya Cho Sera, kau ingat dia?"

"Aku 'kan belum pernah lihat orangnya, bagaimana caranya bisa ingat?"

"Kalian teman kecil, masa tidak ingat?"

"Ibu—ayolah, aku sedang banyak pekerjaan."

"Mau menemuinya 'kan?"

"Memangnya aku boleh menolak?"

"Tentu saja boleh Sayang, tapi firma hukum yang sedang kau pakai sekarang akan dilimpahkan kepada sepupu jauhmu itu. Dan mungkin, kau akan ibu coret dari hak waris harta kakek buyutmu. Bagaimana, apa ibumu ini sudah terlihat kejam?"

Love Is Not OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang