01. It Hurts

1K 123 16
                                    

  "Sudah terlalu lama kau seperti ini, aku sampai lupa seberapa menakutkannya melihatmu dalam kondisi ini." 

♥Enjoy Reading, Babies♥
•••

Sehun merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal itu. Ia telah mendekam di perpustakaan selama 6 jam lamanya untuk mengerjakan skripsinya. Waktu telah menunjukkan pukul 5 sore dan Sehun harus segera kembali ke apartemennya untuk bersiap-siap makan malam keluarga.

Makan malam keluarga Kim dan Oh adalah kegiatan rutin yang hampir tiga bulan sekali dilaksanakan oleh kedua orang tua mereka. Itu sudah menjadi tradisi lama bahkan ketika Sehun masih kecil.

Kai perlu diingatkan, batin Sehun.

Sehun selalu bertugas memastikan Kai hadir dalam makan malam itu. Ia yang selalu mengingatkan Kai dan menyeret Kai ke tempat makan malam selama bertahun-tahun lamanya. Biasanya mereka hanya menampakan batang hidung mereka lalu mencoba kabur dengan berbagai alasan kreatif –dan bodoh meski keduanya tak menyadari– yang mereka berikan pada orang tua mereka.

Pria manis itu mengambil ponselnya dan menelepon sahabatnya itu.

"Ada apa, Hun?" suara Kai di sebrang sana menjawab.

"Kau dimana? Jam 7 ada makan malam keluarga."

"Umm— aku tak bisa datang. Ada kuliah malam."

"Kau tidak ada jadwal kuliah malam hari ini, Kai. Jangan membohongiku," kata Sehun mendengus.

"Ini tiba-tiba! Dosennya baru saja menghubungi!"

"Kau tahu orang tuamu takkan segan untuk memeriksa kampus, kan? Cukup menurut saja dan katakan kau dimana," kata Sehun sebal.

Enak saja dia ingin kabur sendirian. Takkan kubiarkan, huft!

"Kai~~ Ayo, kita bermain satu ronde lagi~~"

Sehun membeku mendengar suara wanita yang manja dan menggoda itu. Ia memang terlihat polos, tapi Sehun tak sepolos itu –bagaimana mungkin Sehun bisa tetap polos jika memiliki sahabat semesum Kai– hingga tak tahu apa maksud perkataan wanita itu.

Jadi ini yang Kai lakukan seharian? Marathon seks?

Dada Sehun terasa teremas, matanya terasa begitu panas dan perlahan air mata mulai mengalir tanpa tertahankan. Sehun harusnya sudah terbiasa dengan rasa sakit ini, rasa sakit setiap kali mengetahui Kai menyetubuhi orang lain. Tapi tetap, meskipun begitu rasanya tetap sangat menyakitkan bagi Sehun. Bagai luka yang belum tertutup tapi kembali dikoyak lalu dikoyak dan terus dikoyak hingga tak lagi berbentuk dan terlihat menjijikan.

"Pulanglah, aku ada urusan setelah ini."

Suara Kai yang terdengar sedikit jauh dan Sehun hanya diam mendengarkan dengan mulut terkatup rapat, tak ingin ada isakan yang keluar.

Pulanglah. Berarti mereka ada di apartemen sekarang.

"Hun, aku—"

Sehun tak mendengarkan lagi. Ia langsung memutuskan sambungan itu sepihak ketika Kai bicara. Mungkin Kai kebingungan sekarang dengan sikap Sehun. Sehun juga menyadari ia sangat kekanak-kanakan bertingkah seperti ini. Ia tak berhak marah dengan apa yang Kai lakukan seharian ini, itu bagian hidup Kai yang tak boleh disentuh oleh Sehun.

Tapi tetap, meski tahu tingkahnya tak sepantasnya, Sehun tetap keras kepala dan mematikan ponselnya. Ia tahu Kai pasti akan mencoba menghubunginya dan Sehun sedang tak ingin berbicara dengan Kai saat ini.

Hanya sebentar, untuk rehat hatiku, batin Sehun mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

Sehun menghela nafas dan mengistirahatkan kepalanya diatas kedua tangannya yang terlipat manis diatas meja panjang perpustakaan itu. Perpustakaan itu cukup sepi sore hari ini, kondisi yang paling Sehun sukai lebih dari apapun. Ini membuatnya merasa memiliki tempat yang luas dan besar, membantunya berpikir jernih bahkan ketika hatinya sakit karena Kim Kai.

How To Love [KaiHun]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें