04. Bad Day

851 104 14
                                    

Waktu menunjukkan pukul tujuh malam ketika Sehun meninggalkan perpustakaan dengan hati yang berat. Biasanya Sehun akan merasa ringan dan senang setelah menghabiskan waktu di perpus, tapi tidak kali ini. Tidak karena pikirannya penuh dengan Kai dan Jongin.

Dan masih tak ada satu pesanpun dari Kai, pikir Sehun miris.

Sehun ingin berhenti memeriksa ponselnya. Ia ingin berhenti berharap Kai mau minta maaf padanya. Sayangnya itu tak mudah dilakukan, setiap pikirannya teralih pada Kai, ia menemukan dirinya mengambil ponselnya untuk memeriksa kotak pesannya. Lalu Sehun akan menemukan dirinya kecewa untuk kesekian hari itu karena tak ada pesan dari Kai sama sekali.

Pria putih susu itu menghela nafas lelah dan hanya berjalan sambil menunduk. Ia hanya ingin segera sampai ke apartemennya lalu—

—lalu apa? Menangis lagi? Tentu saja, kau memang tak bisa melakukan apa-apa selain menangis, Oh Sehun, batinnya miris.

Sehun terlalu terlarut dalam pikirannya dan tak terlalu menyadari situasi di sekitarnya. Ia memekik terkejut ketika tubuh kurusnya dirangkul kasar oleh seseorang. Pria manis itu mengangkat wajahnya dan menengok ke kanan dan ke kiri, menemukan kedua senior yang mengganggunya tadi siang menyeringai padanya.

"Hei, Hunnie, sudah siap bermain dengan Oppa?" tanya salah satu dari mereka menarik tubuh Sehun dengan kasar untuk mengikutinya.

"Sun– sunbae! Le-lepaskan!" pekik Sehun meronta, panik dan ketakutan, apalagi merasakan tangan senior satunya merangkul pinggangnya.

Bagaimana ia tak panik? Ini cukup gelap dan area kampus ini sudah sangat sepi. Sehun terlalu kurus dan tak sebanding untuk bisa melawan kedua seniornya yang berotot itu. Ia tahu seniornya ini bermaksud buruk dan Sehun sangat ketakutan membayangkan apa yang akan terjadi. Sehun berpikir orang-orang hanya akan mengata-ngatainya dan membicarakan dibelakang, hanya sekedar itu. Ia benar-benar tak menyangka bahwa seniornya akan bertindak sejauh ini padanya! Ia benar-benar tak siap menghadapi ini!

Sehun meronta keras, ia berusaha membebaskan dirinya dari kedua orang yang berusaha membawanya ke tempat yang lebih sepi lagi. Tubuhnya gemetar ketakutan dan matanya mulai berair.

"TOLONG!!! TOLONFFHH!!!!" jeritan Sehun teredam karena senior di sebelah kirinya itu membekap mulutnya sambil mendorongnya untuk terus berjalan dan senior satunya menarik tangannya dengan kasar agar berjalan dengan cepat.

Sehun terus menjerit meski mulutnya dibekap, ia terus meronta dan melawan meski tangan dan pinggangnya sakit karena cengkraman kedua seniornya itu. Ia yakin kulitnya sudah merah atau mungkin membiru karena perlakuan kasar seniornya itu.

Begitu sampai di sebuah tempat yang sepi, disamping perpustakaan yang terletak paling pojok kampus itu, tubuh Sehun di dorong kasar ke dinding membuat pekikan kesakitan keluar dari mulut pria manis itu.

"Sun– sunbae, to-tolong hen-hentikan ini," kata Sehun menangis dan seluruh tubuhnya gemetar.

Salah satu senior itu memegang rahang Sehun dengan kasar agar menatap matanya dan menyeringai tampak begitu sadis. "Tidak, Hunnie. Oppa ingin bermain dengan Hunnie," katanya lalu menengok ke senior satunya. "Kau sudah siap?"

Sehun hanya bisa melirik senior yang satunya karena rahangnya masih dicengkram erat oleh pria dihadapannya, tapi ia bisa melihat dengan jelas bahwa pria itu sedang mengeluarkan ponselnya dan mempersipakan sesuatu.

"Yah, disini terlalu gelap, wajahnya tak terlihat," kata senior yang memegang ponsel itu.

"Gunakan flash, bodoh. Videonya harus jelas ketika aku membobol jalang satu ini atau bayaran kita takkan turun."

How To Love [KaiHun]Where stories live. Discover now