10. What I'm Sure of

985 98 31
                                    

Kai melewati lorong lurus dan tak terlalu banyak dilalui orang. Dinding lorong itu berwarna kuning cerah dan bersih sebagaimana pusat layanan kesehatan pada umumnya. Ya, Kai berada di rumah sakit sekarang, di poli psikiatris, mengunjungi dokter psikiatri yang ia kenal. Nama dr. Zhang Yixing tertera di depan pintu dan ia mengetuk pintu itu lalu masuk.

"Hai, Hyung," sapa Kai pada pria yang memakai jas dokter itu.

"Hai, Kai, lama tak berjumpa," balas Yixing menyapa dengan ramah. "Kita langsung mulai?" tanya Yixing mempersilahkan Kai ke sofa terapi.

Kai mengangguk dan berbaring dengan nyaman di sofa itu. Jika Sehun memiliki anxiety attack, Kai memiliki masalah dalam emosinya. Ia memang tempramental, tapi jika ada sesuatu yang begitu membebaninya ia akan benar-benar brutal. Brutal hingga bisa membahayakan nyawa orang lain. Karena itu ia harus menjalani terapi dengan Yixing dan mengeluarkan semua yang membebaninya agar hal itu tak terjadi.

"Jadi apa yang terjadi padamu?" tanya Yixing melihat Kai sudah menutup matanya.

Dan Kai menceritakan semuanya. Semuanya. Dari malam dimana orang tuanya mengumumkan bahwa ia dijodohkan dengan Sehun hingga pembicaraannya dengan Sehun tadi pagi ketika mereka baru terbangun. Semuanya, tanpa menutupi apapun tanpa mengurangi apapun dan tanpa melebihi apapun.

"Aku akan menanyakan beberapa pertanyaan, Kai. Kau tahu aturannya, kau boleh menjawab atau tidak, cukup beritahu aku jika kau memang tak mau menjawab," kata Yixing.

"Aku mengerti, Hyung," jawab Kai masih memejamkan matanya.

"Apa kau mencintai Sehun?" tanya Yixing.

Kai terdiam sejenak. Ia tak heran Yixing akan menanyakan pertanyaan itu, namun tetap ia tak tahu bagaimana ia harus menjawab. "Aku tak tahu," jawab Kai pada akhirnya.

"Apa kau pernah mencintai Sehun?" tanya Yixing mengganti pertanyaannya.

"Ya," jawab Kai langsung, tanpa ragu. Karena memang itu adalah faktanya.

"Bisakah kau menceritakan sejak kapan dan apa sebabmu kini tak tahu apa kau masih mencintainya atau tidak?"

Kai mengambil nafas dalam, terasa begitu tenang dengan mata tertutup seperti ini. "Aku tak tahu sejak kapan aku mencintainya, mungkin dimulai belasan tahun lalu. Mungkin sepuluh tahun lalu, atau mungkin kurang dari itu. Berapapun itu, aku yakin tak kurang dari 8 tahun lalu."

Yixing bergumam mengerti, sebagai tanda ia jelas menyimak perkataan Kai.

"Aku mencintai Sehun, tapi Sehun tak bisa melihatku karena ia sibuk menangisi Jongin. Ia tak pernah mengatakannya, jadi aku berpikir ia mencintai Jongin karena ia selalu menangisi Jongin," kata Kai. Sehun tak pernah tahu bahwa ia menghujamkan pisau di jantungku setiap kali ia menangisi Jongin selama 9 tahun ini. Setiap kali. Terlalu sering hingga aku kehilangan hitunganku. Mencintai Oh Sehun sangat menyakitkan.

"Lalu apa yang kau lakukan agar Sehun melihatmu?" tanya Yixing.

"Apapun. Semuanya yang Sehun sukai maka kulakukan, apapun yang membuat Sehun tersenyum maka kulakukan. Tapi pada akhirnya ia akan kembali menangisi Jongin, kurasa ia memang takkan pernah melihatku."

"Apa kau menyerah untuk mendapatkan Sehun?"

Kai terdiam sejenak mendengar itu. "Awalnya aku tak bermaksud menyerah. Aku hanya muak dan terlalu sering sakit hati karena Sehun tak pernah melihat kepadaku, tak pernah mencintaiku dan sibuk menangisi Jongin. Aku mencari pelarian, aku meniduri teman-teman sekolah kami. Aku terlarut dengan pola hidup seperti itu dan ketika aku menyadari, aku telah rusak. Aku telah rusak dan tak pantas untuk Sehun. Sehun patut mendapatkan yang terbaik," kata Kai lirih.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 21, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

How To Love [KaiHun]Where stories live. Discover now