Kamu

98 2 0
                                    

Bandung, 10 Maret 2013

Ada banyak hal yang ingin kutulis. Mulai dari hal-hal besar yang terjadi antara aku dan Arman sampai hal-hal remeh sekalipun yang kalau dipikir rasanya tidak perlu ditulis. Tapi aku memang ingin menulisnya dengan detail. Kalau bisa tiap menit yang kuhabiskan dengannya mau kugambarkan semua padamu. 

Ah, dasar.... namanya juga sedang jatuh cinta ya?

Jangan marah ya diary. Aku hanya tidak ingin menyimpannya sendiri. Aku terlalu bahagia untuk melupakan semua kejadian di dalam otakku. Aku membutuhkanmu. Bukan hanya sebagai pendengar ya, sayang. Kamu itu kotak memoriku, siapa tahu aku membutuhkanmu nanti .

                                                                                             ***

Mataku berkerjap membaca baris-baris itu. Bulu romaku meremang. Aku tidak tahu apakah itu sebuah kebetulan yang mengerikan. Bagaimana mungkin?! Siapa yang menyangka kalau sekarang aku mengandalkan buku diary ini untuk menggali lagi ingatan masa laluku yang terlupakan?

Ada kejadian apa ya pada hari itu? 

Tidak menunggu lama, aku melanjutkan lagi membaca tulisanku di bulan Maret 2013.


                                                                                        ***

Setelah hubunganku dengan Arman memiliki status yang jelas, aku lebih merasa leluasa untuk menunjukkan perasaanku padanya. Kalau dulu aku bingung apakah dia hanya sekadar teman atau teman tapi mesra. Sekarang aku yakin dia itu MILIKKU. Begitupun aku untuknya. Aku adalah miliknya. 

Hari ini aku ada janji kencan dengan Arman. Dia bilang dia mau mengajakku main ke Lembang. Dia bosan main di sekitaran kota saja. 

'Sudah waktunya kita menyepi ke daerah atas, Nay. Jangan main di mall aja.' ujarnya waktu itu.

Tentu saja aku setuju. Belum pernah aku main ke lembang hanya dengan seorang pria. 

Aku memilih kemeja kesayanganku yang berwarna cokelat pramuka dan memadukannya dengan celana jeans. Setelah beres berpakaian. Aku memulas lipstick dan memakai sedikit bedak. Kusemprotkan parfum beraroma jeruk keluaran Body Shop. 

Aku mematut diri sekali lagi di cermin. Aku pun tersenyum. Sempurna....

Setelah itu aku meraih tas kecilku yang berwarna cokelat dan bergegas menuruni tangga. Aku pun mengambil ballet shoes dari lemari sepatu. Kupakai sepasang sepatu itu dengan cepat. Aku tidak mau terlambat. 

'Aku pergi dulu ya Ma....' 

Tanpa menunggu jawaban Mama aku melesat keluar rumah dan berjalan menuju jalan besar. Dari sana aku menaiki angkutan kota ke tempat janjianku dengan Arman.

Selama di angkot aku tidak bisa berhenti tersenyum. Rasanya ada kembang api yang meletup-letup dalam diriku. Memang terdengarnya agak aneh. Tapi begitulah rasanya. 

Tiba-tiba terdengar dering telepon genggamku dari dalam tas. Aku pun merogoh tas dan menjawab panggilan dari pria tersayangku itu.

'Dimana, Nay? Kamu sudah berangkat kan?' tanya Arman.

'Iya, saya sudah di angkot. Tunggu sebentar. Mungkin sepuluh menit lagi saya sampai.'

'Ok. Hati-hati ya...' balas Arman sebelum mematikan teleponnya.

Untung saja hari ini jalanan Bandung sedang bersahabat dengaku. Aku pun turun di pom bensin Wastukencana. Disana Arman menungguku.

Begitu selesai membayar ongkos dan turun dari angkot, aku segera mencari sosok yang kukenal. Tak lama kudapati pria dengan jaket kulit hitam sedang merokok di depan ATM. 

Loving You - MencintaimuWhere stories live. Discover now