Tanya?

37 0 0
                                    

"Sekali lagi, sekali lagi stop.." itu yang sering saya katakan dibenak saya hampir setiap malam dikamar mandi setelah pulang kerja. Saya sering merasa sangat lelah setelah muntah. Tapi saya juga sering merasa belum puas dan masih ingin mengeluarkan seluruh makanan yang saya makan ditempa kerja. Sering saya merasa saya cukup gila dan bodoh, sering bahkan saya menyalahkan diri saya sendiri kenapa saya memulai semuanya. Kenapa saya harus tau 'cara' ini?

Mungkin beberapa dari kalian pikir saya sudah mulai berhenti dari kebiasaan buruk saya. Tapi saya juga masih harus berhadapan dengan perasaan saya sendiri yang sering hanya bisa di buang dengan cara saya. Yang sangat saya tidak suka dari cara saya ini adalah, ini sering membuat saya semakin lelah. Saya harus berkerja setidaknya 5 hari dalam seminggu, dimana kita harus bekerja dengan pikiran yang harus selalu positif dan fokus, kita juga mengandalkan tenaga, tapi saya sering merasa bersalah dengan diri saya sendiri karena saya malah membuat diri saya semakin lelah. Selain itu membuat saya lelah, saya juga jadi tidak bisa tidur setelahnya, kadang sering malah jadi sakit perut tengah malam. Selama dua minggu terakhir saya hampir melakukan cara saya setiap hari dan hasilnya kulit dipinggiran bibir saya menghitam lagi karena dehidrasi. Lingkaran mata saya juga mengering dan memerah karena pembuluh darah sekitarnya membengkak. Alhasil setiap malam selama dua minggu terakhir saya harus mengolesinya dengan vaseline agar paginya tidak tambah parah.

Selama saya punya eating disorder, berat badan juga naik turun yang juga mempengaruhi modd saya. Mungkin ada sebagian yang bertanya, apa penderita selalu memuntahkan setiap makanan yang dimakan? Semua tergantung dengan apa yang ada dipikiran kita. Sewaktu SMA saya hanya memuntahkan apa yang menurut saya sangat berlemak, misalkan kalau saya makan di luar, semcam nasi padang. Terkadang kalau saya sudah makan nasi padang, saya bisa menyantap makanan berlemak lainnya, itu seperti tombol 'No Control' saya langsung on dengan sendirinya. Karena yang saya pikirkan adalah membuang semuanya sekaligus. Bahkan saya masih sempat berpikir kalau saya tidak bisa mengeluarkan semuanya, berapa kalori yang masih saya simpan. Atau saya akan minum air di bak mandi saya untuk lebih mudah mengeluarkannya. Lalu makanan apa yang saya simpan diperut saya? Something that makes me feel comfort and not feeling full. Kebanyakan dari penderita lebih nyaman saat merasa kosong. Atau memakan makanan sehat seperti oatmeal, juice, gado-gado, atau semacam sayuran lainnya. Tapi saya juga pernah memuntahkan makanan sehat hanya karena merasa kembung, alih-alih berpikir untuk mengurangi beberapa kalori yang saya konsumsi hari itu. 

Selama saya mengalami eating disorder, datang bulan atau menstruasi juga sering terhambat, terkadang berhenti selama 1 sampai 2 bulan, di satu sisi saya merasa nyaman namun khawatir. Hormon yang jadi gak stabil juga pengaruh ke kulit saya. Gigi-gigi saya juga mengalami perubahan warna, karena sudah cenderung lama saya punya ED. sebagian dari gigi saya mulai suka merasa ngilu setiap saya makan makanan yang terlalu dingin atau panas dan bisa sakit gigi selama seharian penuh setelahnya. Bahkan taring saya yang bagian dalam patah saat makan karena merapuh. Khawatir tentu iya, tapi dalam diri saya masih belum siap untuk melepas semuanya, dan sangat tidak mudah buat saya untuk sekarang ini.

Terkadang saya suka berpikir, kalau suatu saat nanti saya akan mengubah pekerjaan saya, dimana saya bisa menikmati setiap menit dalam pekerjaan saya tanpa mengkhawatirkan hal yang sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan. Mungkin suatu saat nanti. Seperti ED saya yang cepat atau lambat akan memudar dari keseharian saya. Yang sangat saya harap saya juga rela melepas ED saya. Mungkin beberapa orang bingung, 'memang sesulit apa? kan cuman berhenti dan coba jalanin cara baru, toh untuk kasih yang terbaik ke diri sendiri..' Saya harap semuanya bisa semudah itu, saya justru sangat berharap besok saat saya bangun tidur saya bisa meminum kopi saya dengan tambahan susu yang tidak perlu saya khawatirkan berapa banyak kalori totalnya, berharap bisa menikmati sereal saya dengan susu tanpa menambah air, atau tanpa membuat suapan terakhir untuk membuat diri saya nyaman, atau tanpa mencoba membuat alam bawah sadar saya kalau saya tidak terlalu lapar atau saya akan baik-baik saja tanpa makan. 

Mungkin beberapa orang juga berpikir, kalau orang yang berpikir yang seperti akan kurus kering merontang. Disatu sisi kita juga coba melawan, jadi walaupun kita berpikir seekstrim itu kita juga masih bisa tetap makan dengan porsi normal dengan suara-suara dikepala yang memberi syarat 'asalkan nanti malam kamu gak makan', atau terkadang dipagi hari 'kopi dan pisang cukup untuk pagi ini, tadi malamkan sudah makan'. Sering saya merasa sedih karena saya malah membuat diri saya menuruti apa yang seharusnya diabaikan. Mama dan papa saya juga sudah tahu dan mulai khawatir. Mereka pernah mencoba untuk menyemangati, walaupun hanya dari jauh tapi itu sudah menjadi dukungan tersendiri buat saya. Terkadang mama saya menghubungi saya untuk menanyakan saya apa saya sudah makan. Dan saya tahu dia berusaha mengerti keadaan saya dan semakin banyak support yang dia berikan buat saya. Tapi ya, mungkin suatu hari nanti. I do really hope i could make it all better for myself. Meskipun saya sering bertanya ke diri saya sendiri 'Kapan?'.




Eating Disorder AwarenessWhere stories live. Discover now