Plastic Bag

33 1 0
                                    

Hey everyone! :)

Firtst of all, saya mau menyampaikan terima kasih saya untuk support dari kalian yang  kalian kasih.. It means a lot xx.

Dan sebelum saya menulis, i just want to remind some of you guys who have eating disorder, if it's triggering you, it would be better to not read my story. 

Sebagian dari kalian yang sudah membaca part sebelumnya, kalian tahu kalau saya mencoba untuk berhenti dan sembuh secara fisik dan pikiran, saya ingin bilang 'mental', tapi sisi lain dari diri saya masih berharap kalau mental saya haruslah baik-baik saja. Saya sendiri sangat mengharapkan saya bisa belajar untuk memulai hari saya dengan normal lagi sejak setahun lalu saat saya memutuskan untuk kembali melakukan apa yang seharusnya tidak saya lakukan. Tapi untuk sekarang ini saya masih membutuhkan 'Mia', the one who can make me feel relieved, no matter what has been happened around me, no matter what has been pushed me and making me stumbled, and no matter what memories that coming  through my mind.

Dalam 2 bulan ini saya berusaha mengatur pola makan saya, saya berusaha mencari aktivitas yang bisa membuat saya lebih positif dan lebih mengapresiasikan dan mengekspresikan diri saya. Tapi sering apa yang kita rencanakan  tidaklah berjalan sesuai dengan yang kita harapkan.

Sangatlah egois kalau saya masih mengeluh setelah apa yang saya peroleh sekarang ini. Pekerjaan, teman, dan hal lainnya yang tidak semua orang bisa nikmati. Seperti yang orang ditempat kerja saya tahu kalau saya adalah orang yang periang. Kalian pasti tahu kalau orang barat mempunyai kebiasaan bertanya kabar. "What's up?". "How's going, Vani?", "How are you, Vani?" "How's your feeling , Vani?". Dan saya juga sering bertanya kembali, dimana mereka sering menjawab cukup singkat tapi mengekspresikan apa yang mereka rasakan. "Oh I'm absolutely good, i had a good sleep last night" atau "Oh I'm so fucking tired, we had a lot of bookings last night" atau "all good" kalau mereka tidak punya moment yang terlalu spesial. Saya pribadi merasa senang mendengar setiap cerita atau celoteh mereka, alih-alih membuat saya iri, karena saya juga ingin mengekspresikan diri saya, bukan berarti mereka tidak mau mendengar apa yang saya katakan, tapi pikiran jahat saya yang bilang kalau "siapa sih yang mau dengerin? they had enough, lo gak perlu namabahin cerita lo" atau ketakutan saya kalau saya bercerita mereka akan menganggap saya dalam perpektif yang berbeda. Karena saya juga tahu kalau tidak semua orang punya pikiran atau rasa senang yang sama seperti saya saat mendengar celoteh orang. 

Namun disaat kebanyak mereka bilang mereka lelah dengan aktifitas kemarin, pikiran jahat saya juga suka bertanya, "do you feel as tired as me? Because even though when i'm feeling so fucking tired, my fucking mind still whispering all those things that no one wants to hear and the only way that i think that could help me just 'that' in the plastic bag" atau  "well, i wish i could feel happy too without feeling afraid of getting something bad after that" atau "i do really hope at least tonight i don't need to do it and get enough sleep like you had last night". Karena saya belakangan ini juga tidak bisa tidur. Bahkan 3 hari yang lalu saya tidur jam 5.30 pagi, padahal saya harus kerja jam 11, yang artinya saya harus bangun jam 9 untuk mencuci baju saya yang tidak bisa saya cuci dimalam hari karena tidak ingin mengganggu flatmates saya yang sudah tidur dengan suara mesin cuci yang cukup berisik.

Hampir 2 bulan ini saya melakukan aktivitas yang cukup melelahkan, dimana kalau saya menjalani pola hidup yang benar, tidak seharusnya saya merasa lelah. Tapi karena Bulimia, saya merasa lelah dan stress datang, terlebih saat malam hari dimana seharusnya saya tidur, seperti yang saya bilang sebelumnya saya jadi tidak bisa beristirahat dimalam hari. Yes, i do it almost on every single day, sepulang kerja, setelah menyantap makan malam, entah itu porsi besar atau normal. Jujur, setelah saya muntah, saya sangat lelah, but at the same time it does make me can't sleep at night. It all happens because the adrenal and hormonal levels are off. Bahkan sistem metabolisme saya melambat. Karena biasanya organ dalam tubuh penderita mencoba menyesuaikan, karena tidak cukupnya nutrisi atau  makanan yang dikonsumsi, bahkan otot penderita bisa berkurang massanya karena berusaha memberikan asupan nutrisi, dimana itu mulai saya alami, saya mulai merasa lemas setiap saya bangun tidur, saya merasa semua tubuh saya tak bertulang. All because our body is actually trying to keep us alive. Pastinya saya juga berusaha untuk tidak membiarkan hal itu terjadi.

Tapi emosi saya masih cukup labil untuk mengambil keputusan untuk berhenti. Bisa dibilang saya adalah orang yang cukup luwes dengan orang lain tapi tidak ke diri saya. Kalau saya merasa kurang puas dengan dengan diri saya, i just can do that to myself. Karena sering disaat saya merasa saya down, dan keadaan dimana saya tidak bisa menceritakan semua atau mengekspresikan semua emosi saya ke orang sekitar terlebih mama saya yang sering jadi teman curhat saya. Karena saya tahu mama saya pastilah juga punya masalah yang lebih besar dari saya. Bahkan saat saya marah dengan keadaan atau ke diri saya sendiri, saya dulit mengutarakannya, then I'll try to make it sounds like i want to make it all easy. Makanya tidak heran kalau sebagian teman saya suka berpikir kalau saya hanyalah orang yang mau enaknya saja. 

Tapi seiring berjalannya waktu saya semakin berusaha mengerti kalau tidak semua orang bisa mengerti apa yang orang lain rasakan. Tapi di lain sisi itu juga membuat saya membatasi kepercayaan saya ke orang-orang sekitar saya, membuat saya lebih menjaga jarak ke orang-orang sekitar saya, bukan karena saya 'ansos' tapi karena saya takut saya mendapat apa yang tidak saya harapkan. Because most of the memories i've got just made me learn, that friends have friends, they also do have priorities that are not as same as yours, they do have dreams for themselves, and they do want to have fun in their own way. Saya sangat tau kalau itu semua berasal dari pikiran jahat saya, dan cara saya saat ini adalah, throwing all those thing into the plastic bag.

Kenapa kantong plastik? Sekarang ini saya tinggal di tempat yang shower dan toiletnya terpisah, dan selama proses itu saya harus menyalakan air supaya bisa menyamarkan suara. Jadi satu-satunya cara, saya selalu bawa kantong plastik setiap mandi malam, dan saya selalu mandi setelah makan malam. Setelah itu saya buang isinya ke toilet dan buang plastiknya ke rubbish bin.  To be honest, i'm so fucking tired, lutut dan pundak saya selalu lemas sehabis saya melakukan itu. Tenggorokan saya serasa terbakar dan haus, bahkan walau saya minum segelas penuh, rasa hausnya masih terasa, karena dehidrasi. Setiap malam setelah saya selesai, saya selalu bilang ke diri saya, "i won't do it anymore". Setiap malam. Lalu malamnya saat saya lelah dan ingin tidur, mata saya, kepala bagian belakang saya rasanya tegang dan tidak bisa tenang, terus berpikir, paling cepat saya bisa tidur jam 2 malam. Lalu saya bangun dengan rasa haus tapi tidak lapar, rasanya mual dan tidak selera makan, namun siang hari nafsu makan kembali normal. Dan setiap kali saya memakan makan siang saya, saya selalu berpikir "well, i deserve it", lalu saya berusaha makan dengan tenang, sembari berapa kira-kira kalori yang masuk. Lalu malamnya pastinya saya merasa lapar setelah bekerja secara tenaga dan konsentrasi yang cukup terkuras. Makan malam terasa aman terkadang, namun sering semuanya hanya diawal, dan pikiran saya memulainya lagi "so, how many calories that you just consumed today? Isn't it too much?" atau "well, at least you should take out some of calories that you just consumed"

Jujur, I do feel exhausted. Maka dari itu keinginan saya yang sangat teramat besar sekarang ini ada;ah keinginan dan tekad dari dalam diri saya untuk sembuh. Ada yang pernah bilang; Recovery means tha you need to learn everything from the start, like a baby, we need to learn how to eat, how to love ourselves, how to tell ourselves that it's okay to have one or two doughnuts but know when we need to stop and not ended up binging then purging, need to learn how to appriciate what we have done even though it's not as what we expected. Saya sering beri tahu kediri saya, 2 tahun kedepan kalau saya masih belum bisa melepas ED saya, saya akan check up kesehatan saya secara fisik dan mental. So it doesn't mean that i'm giving up now, i'm gonna try in my own first, i will keep going, i will keep trying, karena saya tahu sesulit apapun keadaan sekarang, sebesar apapun ketakutan saya, saya harus tetap berjalan dan membuat satu langkah lebih maju hari demi hari. Because the story isn't over yet.

Terima kasih untuk kalian yang mau membaca cerita yang panjang ini. Sebenarnya saya masih ingin melanjutkan ceritanya, tapi mungkin dilain waktu supaya kalian tidak merasa bosan. Dan sekali lagi, i write this story not to seek the attention nor whatevs, because i do not need more judges in my life, my head is strong enough to be the mean judge, ini hanya salah satu cara saya untuk mengekspresikan sebagian diri saya, and one of my ways to recover myself, and and and i want to share how it feels, what bulimic feel, what all those people who have ED feel. Because sharing is caring, isn't it? :) Hope you guys enjoy it. See you in the next part!

Eating Disorder AwarenessOù les histoires vivent. Découvrez maintenant