Pacar!

15.7K 1.7K 48
                                    

Segara Pov

Ku edarkan pandanganku menyapu seluruh ruangan resto ini yang tidak terlalu sepi, sampai akhirnya pandanganku tertumpu pada gadis dengan tatapan horor yang menatapku aneh.

"A-apa?!" tanyaku gugup. Kenapa aku gugup? Aku sudah mengalami banyak sekali sidang dan tidak ada yang bisa membuatku gugup. Tapi tatapannya kenapa membuatku gugup dan merinding ya?

"Apa kepalamu baru kebentur tembok?! Atau baru jatuh dari tangga?!" aku mengerutkan dahiku mendengar pertanyaannya.

"Aku-" aku menatap handphoneku dan ada sebuah pesan masuk yang berhasil mengalihkanku dari perhatianku padanya.

K
Sepertinya aku akan membutuhkan bantuanmu. Aku tidak bisa jauh darinya...

Aku terdiam membaca pesan itu, kupejamkan mataku berharap aku tidak berteriak atau melempar handphoneku.

"Pesanannya cokelat strowbery dan ini cokelat vanila... " suara pelayan yang datang mengantarkan pesananan kami menarik perhatianku dan membuatku membuka mataku.

"Kamukan pacarku! jadi wajar kita berkencan kan?" aku menoleh pada pelayan itu yang tersenyum padaku.

"Kami punya promo setiap malam minggu jika datang dengan pasangannya. Ada game seru dan juga hadiah yang menarik..." aku melirik wanita dihadapanku yang masih menatapku horor.

"Hadiahnya apa?" tanyakau pada pelayan itu sambil tersenyum.

"Boneka teddy bear disana... itu untuk juara satu... dan untuk juara dua nya-"

"Oke... aku akan kasih kamu teddy bear itu... kaya' kamu kalo lagi marah begini..." potongku pada penjelasan pelayan itu yang ditanggapi dengan menahan tawa.

"Makasih mbak..." aku tersenyum dan kembali menatap wanita dihadapanku ini.

"Lo-"

"Makan ice creamnya... keburu meleleh... nih..." aku menjulurkan tanganku dan menyendokkan sesendok besar ice cream cokelat dihadapannya.

"Gue bisa-"

"Aaaaaa... aaaa... ayo buka mulutnya??" aku ikutan membuka mulutku supaya dia juga membuka mulutnya. Entah kenapa naluriku mengatakan apa yang kulakukan ini adalah benar.

Kenapa juga aku suka melihatnya cemberut begitu?

Kenapa juga aku suka melihatnya tertawa?

Dan kenapa juga aku ingin menghajar sahabatku hanya demi wanita ini?

"Gue bisa makan sendiri!" dia segera menyahut sendok ditanganku dan melahap ice creamnya dengan kesal.

"Bian bikin ulah ya?" tanyaku karena mood-nya terlihat tidak bagus.

"Mau menceritakan sesuatu? Katakan saja... aku kan pac-"

"Wait! Kita harus meluruskan ini!" tegasnya seraya mengangkat sendoknya ke udara sebagai peringatan.

"Makan aja dulu..." ucapku sambil tersenyum dan menyantap ice cream dihadapanku.

Pacarku Gay? (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now