First Day

12.4K 1.6K 60
                                    

Kenapa aku memejamkan mata?

Tunggu-tunggu, ini salah.

Aku-

Deg

"Arrgghhh..." spontan aku membuka mata begitu mendengar protesan Segara karena bell apartemen ini dipencet seseorang.

Aku mendesah lega, artinya masih ada orang baik yang menolongku dari diriku sendiri yang ingin melakukan hal gila.

"Awas saja kalau itu Keenan!" Segara meletakkan handphonenya lalu berdiri.

"Yang..."

"Hm?" aku mendongak menatapnya yang tersenyum menatapku.

"Tunggu aku..." dia tersenyum lalu menunduk dan menciumku dengan lembut. Seperti first kiss kami waktu itu.

"Je t'aime..." bisiknya sambil menjauhkan wajahnya dan mengusap pipiku dengan ibu jarinya.

Menatapnya dalam jarak yang begitu dekat seperti ini membuat debaran jantungku bekerja extra cepat.

Tapi, kenapa ini terasa seperti menjadi terakhir kalinya aku melihat dia?

Kenapa perasaanku jadi gelisah saat dia menjauh?

Masak iya aku jatuh cinta padanya?

Aku kembali menatap jari manisku setelah punggung Segara hilang di balik dinding.

Ku sentuh bibirku yang baru saja dicium olehnya dan kenapa bisa jatungku berdebar?

Aku-

Bodoh! Mana mungkin aku jatuh cinta padanya?

"Hhh...memang siapa yang datang? Kenapa Segara lama?" gumamku pada diriku sendiri.

"Astaga, ini baru beberapa sebentar Segara hilang dari pandanganku dan aku protes dia lama perginya? Aku pasti mulai gila!" protesku lagi.

Anehnya aku segera berdiri dan berjalan ke depan menyusulnya.

"Aku bukannya kangen padanya, Ok!" yakinku pada diriku sendiri.

"Aku hanya penasaran siapa tamu yang datang! Ok!" aku mengingatkan otak dan hatiku.

"Stop! Ayy!" seruku, memerintah kakiku supaya tidak perlu buru-buru berjalan tapi tetap saja kakiku melangkah cepat bahkan aku merasa sedikit berlari kecil.

Kakiku berhenti menatap pintu yang tertutup rapat. Tadi aku mendengar Segara membuka pintu, tapi kenapa pintunya tertutup?

Apa Segara sedang berbicara hal penting di luar apartemen ini

Siapa?

Aku mengernyitkan keningku saat aku sudah ada di depan pintu. Samar-samar aku mendengar seseorang bicara tapi itu terdengar bukan suara Segara ataupun Keenan.

Aku menelan ludah dan menyiapkan diri sebelum aku membuka pintu.

"Apa yang akan aku katakan? Hai, kamu terlalu lama... atau kemana aja sih?! Atau... arghhh! Bodo amat deh!" gerutuku yang segera membuka pintu dengan cepat.

Pacarku Gay? (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now