Pendahuluan

10.5K 444 41
                                    

Hi younger readers 🤓
Yukk kita mulai sekuel dari yang kemarin yah 🤗 bagi new readers disaranin baca dulu Miss Troublemaker (nona si pembuat onar) tapi kalo nggak keburu ya udah baca ini lgs juga gpp 😊😊😊
Semoga kalian masih suka ngikutin jalan cerita si Miss Troublemaker yang baru dan pastinya lebih fresh ini yah 😇😘😁

Lots of love,
mimin author
____________________________________

Seorang gadis kecil berparas cantik dan lucu berusia delapan tahun tampak asyik memainkan bonekanya yang baru. Saat itu ia baru saja datang dari jalan-jalan dengan mamanya untuk boneka yang memang ingin sekali dia miliki.

"Kakek!!" serunya ketika melihat kakeknya datang.

Senyuman di wajah gadis kecil itu langsung menghilang dan berubah muram ketika mengetahui sang kakek sedang menggendong seorang gadis kecil lainnya yang sedang tertidur pulas.

Kakek tetap tersenyum meski ia tahu apa yang mungkin ada di pikiran cucunya.

"Chelia sayang, kamu dari mana aja sih? Kakek sama adek kamu nungguin loh dari tadi," kakek kemudian duduk di samping cucunya yang cemberut. "rumah pohon yang kakek janjiin buat kamu sama Verinda udah jadi dari kemarin lho!" lanjutnya sambil menurunkan Verinda dari gendongannya lalu dengan hati-hati menidurkannya di kursi panjang di samping kursinya.

Edenin mendengus kesal karena tidak suka. Boneka yang baru saja dibelikan mama, dia campakkan begitu saja.

"Kok buat Verinda juga sih, kek?! Aku nggak mau ah kalo rumah pohonnya harus dibagi dua!" sahutnya ketus lalu membuang muka.

Kakek menghela nafas panjang sambil mengelus kepala Edenin dengan sayang.

"Nak, kamu nggak boleh gitu sama adek kamu,"

"Kata mama si Verinda itu nakal banget, kek! Suka bikin mama kesel! Makanya aku nggak mau maen sama dia! Verinda jelek! Nakal!" potong Edenin makin ketus.

"hei... nggak boleh gitu sama Verinda, sayang." Kakek dengan gemas mencubit pipi Edenin sambil menariknya ke pangkuannya. "dengerin kakek ya, sayang... Verinda itu anak baek sama kayak kamu. Mama itu salah," kakek mencium kepala Edenin dengan sayang. "pokoknya nggak boleh ya jahat sama adek kamu sendiri?"

Edenin masih kesal mendengar pembelaan kakeknya.

"Pokoknya aku nggak mau ke rumah pohon kalo Verinda ada di sana! Kan kakek janjiin rumah pohonnya itu buat aku aja-bukan buat dia!" protes Edenin masih bersikukuh dengan pendapatnya.

Kakek hanya bisa menahan rasa sedihnya dalam hati. Ia berusaha memamerkan senyum terbaiknya untuk Edenin. Semoga suatu saat kamu bisa ngerti, nak... Verinda itu nggak kayak yang kamu pikir... Ya Allah, Belinda kenapa kamu malah mendidik anak kamu seperti ini? Kakek memeluk Edenin dalam diam.

"Chel, dengerin kakeknya ya... kalian itu saudara kandung-kakak adek, jadi harus selalu rukun. Nggak boleh saling marahan, saling benci," kata kakek setelah sekian lama terdiam. "pokoknya, pesen kakek kamu harus tetep sayang sama Verinda-biar gimana pun si Verinda itu. Mau ya, sayang?"

Edenin ingin buka suara dan memprotes lagi permintaan kakek yang menurutnya tidak mungkin ia lakukan. Namun ia segera menutup mulutnya ketika melihat nenek yang sangat ditakuti datang dan ikut duduk di sebelah kakek.

"Kakek bener, Chel." Suara nenek terdengar tegas dan tidak bisa ditentang. "Kalian itu saudara nggak boleh saling benci ya! Nenek nggak mau denger kamu marah-marah lagi soal Verinda. Adek kamu itu nggak pernah ngapa-ngapain ke kamu kok-tapi, kamu kok malah sewot sendiri sih?!"

Edenin diam saja dan hanya bisa menahan dongkol dalam hati. Kenapa sih kakek sama nenek belain Verinda terus?! SEBEL!! Edenin makin cemberut karena dia sudah tidak bisa lagi memprotes bila sudah ada nenek di situ. Sejauh ingatannya, ia tidak pernah nyaman bersama nenek yang terkesan galak. Tidak seperti kakek yang sabar, murah senyum dan selalu bisa meneduhkannya.

Edenin masih cemberut sementara tanpa sepengetahuannya kakek dan nenek saling berpandangan dengan tatapan sedih. Tidak ada kalimat yang terucap dari keduanya. Mereka seolah berbicara melalui mata. Edenin masih diam namun dalam hati ia sudah memutuskan untuk tidak akan mendekati rumah pohon yang dijanjikan kakek untuknya dan adiknya itu.

Miss Troublemaker (terlalu sulit untuk dimengerti)Where stories live. Discover now