30. Pembelaan Verinda

2.5K 224 19
                                    


Pagi hari di sebuah pelataran parkir stasiun televisi

Edenin berjalan dengan langkah gontai menuju pelataran parkir di sebuah stasiun televisi. Pagi itu ia baru saja selesai syuting live di sebuah acara morning talkshow sebagai bintang tamu. Mood-nya hilang karena presenter acara itu terus memojokkannya dan mencari tahu kebenaran hubungannya dengan Raditya yang ramai digosipkan putus di sosial media. Edenin sadar bahwa digosipkan adalah salah satu resiko profesinya, karenanya ia memilih tidak mau banyak berkomentar. Walau dalam hati ia kesal.

Edenin mendadak merasa sendirian dan kesepian, Raya yang biasanya selalu ada di sampingnya harus absen karena ada urusan di kantor manajemen artisnya. Ia melirik ke dua asistennya yang berjalan mengiringinya. Ia lalu menghela nafas berat.

Tak ada yang sanggup memahami keresahannya seperti Raya memahaminya. Edenin terus melangkah sampai pandangannya menangkap sosok yang sedang duduk bersadar pada sebuah moncong mobil tidak jauh dari mobilnya di parkir. Ia menghentikan langkahnya dan menatap tidak percaya.

"Ver?" Edenin masih tidak percaya dengan penglihatannya.

Verinda langsung menoleh. Ia sedikit terkejut melihat Edenin sudah berdiri tak jauh darinya, walau tujuannya ke sana adalah memang untuk mencari kakak tirinya.

Verinda menatap Edenin dari atas sampai bawah. Sesaat mau tidak mau Verinda mengagumi penampilan kakak tirinya yang sedang memancarkan aura keartisannya.

Edenin tampil chic dalam balutan mini dress pendek sepaha warna coklat yang memperlihatkan keindahan bahunya dan tentu saja lekuk tubuhnya. Sepasang stiletto setinggi 15 cm dengan warna senada yang melekat sempurna di kakinya. Rambutnya yang saat itu berwarna brunette panjang digelung indah dengan riasan yang sederhana. Tanpa sadar Verinda langsung membandingkan penampilan Edenin dengan dirinya.

Verinda yang saat itu baru selesai bermain basket hanya mengenakan jogger pant longgar 7/8, kaos v-neck putih polos yang juga longgar dan dibalut jaket hitam hoodie serta sepasang sneakers. Verinda mengakui ia memang tidak punya selera pakaian sebaik Edenin. Selain ia memang lebih menyukai tampil casual sporty dibanding feminin seperti kakak tirinya yang sepanjang ingatannya memang selalu menarik perhatian siapa pun yang melihatnya.

Verinda segera menegakkan badannya lalu menghampiri Edenin yang kini tampak sejajar tingginya dengan dirinya.

"Ikut gue." Kata Verinda datar lalu berbalik.

"Nggak mau," jawab Edenin cepat. "gue sibuk." Edenin membuang muka.

Edenin masih kesal pada Verinda yang ternyata bersekongkol dengan Raditya untuk merahasiakan kepulangannya. Kecewa rasanya mengingat bagaimana dulu dia selalu mengkhawatirkan nasib Verinda, tapi kekhawatirannya itu malah tidak dianggap oleh Verinda dan bahkan oleh Raditya yang notabene adalah pacarnya sekarang.

Verinda langsung menghentikan langkahnya dan menoleh ke Edenin.

"Nggak usah alasan lo." Katanya sambil mendekat. "Gue tau jadwal lo abis ini kosong sampe besok." Edenin langsung menoleh kaget.

Edenin terdiam karena bingung Verinda yang bisa tahu jadwalnya. Pikirannya langsung tertuju pada Raya, tapi ia buru-buru menepisnya karena tidak mungkin Raya mau membocorkan jadwalnya ke Verinda. Ia lalu ingat Raditya yang keluarganya cukup berkuasa hingga disebut-sebut punya akses informasi ala spy dan mulai meyakini bahwa kini Verinda mungkin juga punya akses yang sama.

Edenin menggeser pandangannya dari Verinda. Bingung apakah harus menolak atau ikut. Ia menoleh ke Verinda yang masih menatapnya. Ia pun jadi penasaran apa yang membuat Verinda menemuinya dan bahkan memastikan lebih dulu jadwalnya. Akhirnya, ia menoleh ke dua asistennya lalu menyuruh mereka pulang setelah mengambil tas clutch-nya. Edenin lalu berjalan mengikuti Verinda masuk ke dalam mobil.

Miss Troublemaker (terlalu sulit untuk dimengerti)Where stories live. Discover now