Mr.Troublemaker - #2

48K 3.9K 1.1K
                                    

Aku menaruh nampan yang berisi makanan ke atas meja. Mendudukan bokongku pada kursi di samping Teresa. Setelah acara kaburku dan akhirnya aku berbohong pada Nancy dan Teresa, di kelas aku tidak dapat berkonsentrasi dengan benar.

Aku takut, kalau sampai seseorang atau bahkan Romeo sendiri tahu pemilik bra itu adalah aku. Sejak semalam aku memikirkan, bagaimana benda itu bisa sampai ke tangan si Troublemaker .

"Ella! Halo!" Jentikan jari Nancy mengembalikan kesadaranku dari rumitnya pemikiran yang tengah aku lamunkan. "Kenapa kamu diam saja? Makan!"

Aku mengangguk dan memasukan pasta ke dalam mulut. Siang ini, kantin cukup ramai ternyata.

"Kamu lihat tadi Profesor Mark sampai merah wajahnya?" Tanya Teresa padaku dan juga Nancy. "Sayang, saat celananya robek, aku tidak bisa melihat jelas warna dalamannya!"

"Itu perbuatan Romeo?" Tanyaku.

"Sudah pasti. Bukan hanya kali ini. Saat semester pertama, dia bahkan mengerjai Rektor." Nancy meminum soda kaleng, lalu kembali berbicara. "Waktu itu Rektor berulang tahun. Mobilnya penuh dengan bunga. Dari jauh dia sudah tersenyum bahagia, bahkan sampai menitikan airmata. Tapi, saat dia mendekat. Dia teriak sekencang-kencangnya. Kamu tahu kenapa?"

Aku menggeleng.

"Ternyata bukan cuma bunga. Ulatnya pun ikut semua. Ulat bulu. Bulunya banyak. Tebal. Ih ...." jawab Teresa yang bergidik.

Aku kembali menggelengkan kepala. Kali ini, karena memikirkan kelakuan si pembuat masalah itu. Tidak berapa lama, aku kembali memikirkan nasibku. Apa jadinya nanti kalau Romeo tahu bra itu milikku. Pasti aku akan dikerjai habis-habisan. Belum lagi akan disindir selamanya. Parahnya terkena bully sampai lulus kuliah.

"Halo ladies!"

Suara serak pria yang terdengar seksi membuatku dan kedua temanku menoleh. Hanya sepersekian detik, senyum di bibirku lenyap. Ya Tuhan, itu Romeo!!!

"Boleh aku gabung?"

Aku, Teresa, dan Nancy tidak menjawab. Diam seperti patung, hanya berkedip, serta bernapas semampunya.

Romeo dan dua temannya duduk tepat di depan kami. Romeo duduk tepat di depanku. "Kamu anak baru itu ya?" Tanyanya padaku.

Nancy, Teresa dan dua teman Romeo menoleh bersamaan. Menatapku. "Kenalkan, aku Romeo?!" Aku memandang tangan Romeo dan pemiliknya bergantian.

Dan pada saat Teresa menyikutku, aku menoleh padanya. "Itu!" Tunjuk Teresa pada tangan Romeo.

Aku kembali memandang tangan besar bertato. "Tidak apa-apa kalau tidak ingin bersalaman denganku. Mungkin suatu hari nanti, aku yang akan menggenggam tanganmu dengan erat."

Aku mendongak, menatap Romeo yang tersenyum. "Kamu cantik!"

"Uhuk ... Uhuk ...." Kedua temannya terbatuk-batuk dan aku tahu, mereka hanya berpura-pura.

Salah seorang teman Romeo berbisik dengan teman di sebelahnya. Berbisik, namun tetap saja terdengar oleh kami semua. "Biasanya gadis yang dipuji Romeo langsung bahagia, salah tingkah atau minimal, wajahnya memerah. Kenapa yang satu ini justru terlihat pucat?!"

[Terbit] My Sexy Bra And Mr. TroublemakerWhere stories live. Discover now