Mr.Troublemaker - #23

25.8K 2.3K 566
                                    

Tepat jam dua belas malam, ponselku berbunyi. Menandakan pesan chatting masuk. Aku membacanya sebentar, kemudian beranjak ke depan cermin besar di lemariku.

Memperhatikan diriku sendiri direfleksi cermin. "Semangat Ella. Kamu bisa!" Aku berkata dengan satu tangan ke atas.

Lampu kamar memang sudah aku matikan sejak pukul sembilan malam. Agar Daddy dan Debra mengira aku sudah tertidur.

Aku membuka pintu balkon perlahan. Melihat Romeo yang sudah memasuki halaman pembatas rumah di bawah sana. Ia melemparkan kain. Kain yang ia pilin sehingga menyerupai tali. Cerdik juga dia.

Aku mengikatnya di pagar pembatas balkon. Kondisi cukup gelap dan tinggi tentunya. Tapi aku wonderwoman. Ralat. Anggap saja Rapunzel yang turun dari menara dengan rambutnya.

Tarikan napas panjang aku lakukan sebelum mengencangkan pegangan kain. Secara perlahan aku turun dengan kain tersebut. Romeo sudah berjaga di bawah. Dia bilang, kalau jatuh dia akan menangkap tubuhku. Padahal aku sudah bilang, aku kecil tapi berat. Dia bilang, cintanya padaku jauh lebih berat dari berat badanku. Aku tertawa. Ingin rasanya aku pukul dia.

Hampir sampai ke halaman. Sedikit lagi.

Sial.

Pegangan tanganku terlepas.

Benar. Romeo menangkapku.

Tapi dia ikut terjatuh. Aku menimpanya hahahaha sungguh kasihan beruang besarku tersayang.

"Benar, kamu berat!" Ringisnya.

Aku beranjak dari tubuh Romeo. Membantunya berdiri. Baru saja kami ingin melangkah ke luar, Romeo menarik pinggangku. Membawa tubuhku ke sudut dinding. "Ada petugas patroli." Bisiknya.

Aku mengintip sebentar saat mobil patroli melewati rumahku. "Belum apa-apa sudah seru!" Bisik balikku.

Kami saling tersenyum, dengan lengan Romeo yang masih melingkar di pinggangku. Ketika wajahnya sudah mulai bergerak maju, aku mendorong dadanya. "Sudah pergi patrolinya. Ayo!" Aku tahu. Pacarku itu pasti ingin menciumku. Maaf Romeo, nanti saja. Hahahaha. Aku sudah fokus pada keseruan malam ini.

Kami berjalan mengendap-endap saat melewati jendela kamar Daddy. Sempat menunduk bahkan. Mirip sekali seperti pencuri. Aku sempat terkikik geli.

Romeo menggenggam tanganku. Aku bingung, kenapa kita justru berjalan ke arah luar perumahan. "Kita ingin kemana?"

"Downtown. Dallas night tour."

"Kenapa kita berjalan kaki? Ke downtown hampir dua kilometer dari sini."

"Kita pakai mobil —" Romeo menghentikan langkah. Ia beralih padaku. "Kenapa jaketnya kamu ikat di pinggang? Pakai!" Romeo menarik jaketku.

"The cold never bothered me anyway."

"Tidak peduli. Aku tidak ingin kamu sakit." Romeo membantuku memakai jaket. "Lagi pula, kenapa kamu pakai baju seksi seperti itu?"

Wait!

Seksi?

Hell yeah, aku hanya pakai baju berlengan panjang. Walaupun sedikit ketat. Apalah dia itu. Tidak paham fashion.

[Terbit] My Sexy Bra And Mr. TroublemakerWhere stories live. Discover now