Mr.Troublemaker - #9

43.1K 3.7K 715
                                    

Sebuah sentuhan mengenai pipi kananku. Hangat dan lembut. "Hmm." Desahku sebelum membuka mata. Baru saja tersenyum lalu menghilang tidak tersisa.

Wajah Romeo yang aku lihat pertama kali. Wajahnya dengan senyum nakal, seakan meminta izin dariku, untuk aku pukul.

"Sudah sampai. Sana masuk! Istirahat. Jam sembilan aku jemput. Kita ada kelas jam sepuluh bukan?"

"Thanks!" Hanya itu jawabanku sembari keluar dari dalam mobil. Melangkah gontai melewati taman kecil pembatas rumahku dan Romeo.

Baru saja aku membuka pintu, kali ini wajah buruk Debra yang menyambutku. Dia hanya mengenakan baju tidur tipis. Aku yakin. Pria siapanya itu, masih ada di dalam kamarnya. "Darimana saja kau? Baru sampai rumah jam tiga dini hari?"

Aku tidak menjawabnya. Malas. Lelah. Aku butuh istirahat. Pagi ini aku ada kelas dan tidak ingin terlambat.

Debra, dengan segala sifat jahatnya. Menarik rambut belakangku, sampai akhirnya aku berhenti melangkah yang hampir menuju tangga. "Debra, lepas!"

"Kamu melacur, huh? Dapat berapa malam ini?"

Aku berbalik hingga tangan Debra terlepas dari rambutku. Aku yang sedang lelah dan tidak dapat mengontrol emosi, melayangkan tamparan kencang pada pipinya. Sangat kencang. Tubuh Debra terhuyung ke samping. Tidak berkata apapun. Aku kembali menaiki tangga. Memasuki kamar dengan makian Debra di bawah sana, yang tidak aku pedulikan sama sekali.

Aku memikirkan Teresa. Ayahnya sudah diamankan oleh kepolisian. Menurut Teresa, ayahnya itu pemabuk. Menjadi pecandu alkohol saat ditinggal oleh ibunya. Disaat ayahnya kembali pulang dari bermain judi dan kalah, Teresa lah yang menjadi sasaran amukan amarah.

Malam ini, Nancy sudah membawa Teresa ke rumahnya. Karena tidak mungkin tinggal denganku. Ada ibu-anak penyihir yang pastinya tidak akan mengizinkannya. Kasihan Teresa. Sekalipun Daddy sibuk sering keluar kota. Daddy tetap perhatian padaku. Dia mencurahkan kasih sayang padaku.

Aku menghempaskan tubuh ke atas tempat tidur. Tersadar masih mengenakan baju serta jaket milik Romeo. Ah pria itu. Tetanggaku. Dan perlahan aku tertidur dengan sebuah senyum tipis pada bibirku.


❤️❤️❤️❤️❤️

Aku melompat dari tempat tidur. Berlari menuju kamar mandi. Membersihkan diriku secepat yang aku bisa.

Tidak ada ibu-anak penyihir sialan itu. Aman. Bersyukur. Tapi waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Aku hanya sempat meminum segelas air putih. Berlari keluar rumah. Lariku terhenti, tepat di depan pria yang sudah berdiri di samping mobil hitamnya dengan bersedekap. Aku terengah-engah, menupu kedua tangan pada lututku.

"Tidak apa-apa. Anggap saja olahraga pagi," ucap Romeo dan menertawakanku sebelum memasuki mobil.

Sialan. Bukannya prihatin.

Angel menghampiriku. Kami berpelukkan dan dia mendaratkan kecupan hangat pada keningku. Aku berpamitan padanya dan masuk ke dalam mobil bersama Romeo.

Baru saja mobil tersebut berhenti di persimpangan jalan keluar dari area perumahan. Romeo berkata, "Aku sudah tahu pemilik bra itu!"

Kedua mataku membulat, hampir keluar karena terkejut. Tanpa sadar aku membuka kedua mulutku.

"Kamu tahu siapa?" Tanya Romeo yang kembali menjalankan mobil. Memasuki area jalan utama. Menuju kampus.

[Terbit] My Sexy Bra And Mr. TroublemakerWhere stories live. Discover now