Mr.Troublemaker - #24

23K 2.2K 259
                                    

Setelah acara dansa dengan pangeranku itu. Pangeran tampanku. Pacarku yang paling aku sayangi di dunia ini.

Kami kembali berkeliling dengan sepeda. Aku melihat jam di tanganku. Sudah pukul tiga pagi.

"Kamu lelah?" Tanya Romeo yang kembali menghentikan sepeda.

Aku menggelengkan kepala.

"Mengantuk?"

Aku menggelengkan kepala lagi.

"Senang?"

Aku mengangguk.

"Kalau gitu peluk aku lagi?" Romeo merentangkan kedua tangannya.

Tidak perlu waktu lama, aku langsung menyerangnya. Masuk ke dalam pelukan tubuh pria yang aku sayangi. Romeo hampir terjatuh ke belakang kalau saja dia tidak menahannya.

Cukup lama kami berpelukan. Hanya diam dengan memandang lampu-lampu gedung. Saling berdekapan demi menghangatkan diri bersama, karena udara memang mulai terasa dingin.

"Ella!" Panggilnya.

"Ya?"

"Apa cita-citamu?"

Aku berpikir sebentar. "Aku ingin jadi pebisnis. Lagi pula, aku akan melanjutkan perusahaan Mommy nanti, kalau Daddy sudah pensiun."

Romeo mengeratkan pelukan. "Kalau kamu?" Tanyaku.

"Menikahimu!"

Detik itu juga, aku memukul dadanya. Cita-cita macam apa itu.

"Itu benar!" Romeo mengecup puncak kepalaku agak lama. Membuatku memejamkan kedua mata. "Aku benar-benar mencintaimu, Ella!"

Aku tersenyum lebar dengan kepala yang masih berada di dadanya. "Aku juga!"

Romeo melepaskan tubuhku. "Tunggu sebentar di sini."

"Kamu mau kemana? Aku ikut!" Aku takut. Tentu saja takut. Ini hampir pagi. Sepi. Cukup gelap di beberapa sisi.

"Aku tidak lama. Sungguh!" Aku ingin protes, Romeo sudah berlari. Memang sosoknya masih terlihat jelas dari tempatku berdiri. Tetap saja aku takut. Bagaimana kalau tiba-tiba ada mobil yang berhenti di depanku, lalu memaksaku masuk. Aku diculik. Romeo kehilanganku.

Sekarang aku justru tertawa. Kenapa menjadi film action yang aku pikirkan. Biasanya selalu saja adegan kartu-kartun disney.

Romeo sudah kembali menghampiriku. Tidak berbicara, melainkan langsung mengajakku kembali menaiki sepeda.

Aku menurut saja, walaupun sedikit merasa aneh.

Tidak jauh dari blok tadi kami berhenti. Sepeda kembali Romeo parkirkan di trotoar. Tepat di depan pintu masuk sebuah gereja.

"Ini namanya, Guadalupe Cathedral."

"Aku sudah tahu!" Jawabku yang melihat bangunan bata merah dengan pilar yang menjulang tinggi.

"Dan kita akan menikah di sini."

Aku menoleh ke belakang. Ke Romeo. Yang sudah melangkah mendekatiku, berlutut di depanku.

"Cinderella, would you marry me?"

Ini?

Dia melamarku?

Seriously ?

Aku diam dengan wajah ... entahlah.

Romeo menyodorkan sebuah cincin. Ralat. Bunga yang ia bentuk menjadi sebuah cincin. Indah sekali.

[Terbit] My Sexy Bra And Mr. TroublemakerWhere stories live. Discover now