22. Check Up

161K 15.4K 439
                                    

Jangaan lupa ditonton yaa ☝👍

Chap 20 kemarin garis kalo gue bakalan make author pov yaa


 

***



"sayang"

"hm" saut Esther

"aku gak bisa nemenin kamu. Aku ada meeting" Daniel memberikan hp nya ke Esther

Esther membaca pesan dari ayah mertua nya yang menyuruh Daniel segera ke kantor

"yaudah sana cepetan berangkat kenapa masih disini" suruh Esther mengembalikan hp

Daniel mencium kening Esther sekilas "aku pergi. Aku sayang kamu" lalu sedikit berlari ke arah mobilnya terparkir

"hm. Hati-hati jangan ngebut" pesan Esther sebelum Daniel benar-benar menghilang dari pandangannya

Ia menatap perutnya yang masih datar, menghembuskan nafas panjang.








***


"Dan. Papi liat laporan kantor belum lama ini kamu nraktir karyawan" ujar Tn. Kang setelah selesai rapat

"ohh itu. Buat cucu papi"

"cucu?! Esther hamil?"

Daniel mengangguk semangat "Esther hamil"

"kalo gitu traktir semua karyawan lagi tanpa terkecuali." wajah Tn. Kang berbinar bahagia

Daniel tersenyum

"mami kamu udah di kasih tau?"

"belum."

"biar papi yang ngasih tau. Lagian kamu kenapa baru bilang sih,"

"Esther nya baru mau bilang pi"

"nanti malem papi sama mami kerumah kamu"

Daniel mengangguk, dan memeriksa handphone kalau-kalau istrinya menghubunginya. Ia membaca pesan yang ternyata dari Esther, Daniel terdiam mencerna isi pesan Esther sebelum akhirnya ia menyambar kunci mobil dan jas yang berada di meja kantornya

"Dan. Mau kemana kamu?"

"jemput menantu papi yang mulai nakal"








***

Esther mengerucutkan bibirnya, menatap kosong sepotong cake yang berada dihadapannya. Ia sekarang berada dicafe miliknya.

"kenapa sih?" Minhyun datang memberikan eskrim

Mata Esther berbinar meraih eskrim tersebut "Daniel"

"Daniel lagi? Emang dia kenapa?" Minhyun duduk dihadapannya

"tadi nya dia mau nemenin aku check up, tapi dia rapat" Esther menatap malas eskrim dihadapannya karna mengingat kejadian pagi hari tadi, nafsu nya menurun

"kamu sakit?" tanya Minhyun khawatir menyentuh dahi Esther

"bukan sakit. Aku ngisi"

"ngisi? Hamil maksud kamu?!"

Esther mengangguk "aku belum pernah periksa, sekali nya mau periksa. Daniel malah gakbisa. Aku denger waktu nunggu check up pada bareng suaminya, sedangkan suami aku gakbisa nemenin" Esther menitikkin airmatanya

Semenjak hamil ia lebih sensitif

"yaudah jangan nangis. Mungkin emang Daniel dapet waktu yang gak pas kali, kalo gitu kakak aja yang temenin kamu." Minhyun merasa iba

"beneran?" mata Esther berbinar

Minhyun mengangguk "yuk"

"cafe lagi rame. Aku gak ngerepotin?" tanya Esther

"eh ini kakak lagi mau nganter atasan loh," goda Minhyun

Atasannya itu adalah Esther sendiri, Esther tersenyum.

"yaudah ayok" Esther menggandeng tangan Minhyun

"kamu bilang dulu sama Daniel kalo pergi sama kakak"

"emang nya kenapa?"

"kamu itu udah punya suami Esther. Kalo mau pergi kemanapun harus izin sama suami"

"oh iya, bentar. Aku sms dulu"

"kalo dia gak izinin, kakak gak jadi nganter kamu ya"

"yahh kok gitu" protes Esther

"ya iyalah Esther"

"gak dibales nih, dibaca aja engga apalagi aku telfon, mungkin masih rapat." Esther menunjukan hp nya ke Minhyun

"yaudah yok"

"hayuk"

"Niel aku pergi check up sama kak Minhyun. Kamu semangat ya kerja nya ❤"

Pesan yang membuat Daniel tanpa ragu menginjak pedal gas, mengendarai mobilnya seperti pembalap😒

Daniel tak henti menggeram kesal saat menghubungi Esther malah operator yang menjawab, ia mengencangkan remasannya distir mobil.

"Halo Niel? Kenapa?" saut Esther di sebrang dengan santai membuat Daniel tambah kesal

"kenapa baru diangkat? Aku telfon kamu daritadi. Kamu dimana sekarang?" tanya Daniel dingin

"ini mau jalan pulang, hp nya aku silent di tas. Kamu udah selesai rapat nya?" Esther masih bertanya santai sedangkan Daniel disini dengan darah yang mendidih ingin mengumpat

"hn. Aku pulang sekarang." Daniel mematikan sambungan telfon tersebut





***

Marriage ¦ Kang DanielWhere stories live. Discover now