24. The Reason

149K 15.2K 4.3K
                                    




"Esther bohong. Daniel emang selingkuh sama Dami" ujar Daniel akhirnya dengan wajah tanpa ekspresi

Mata Tuan Kang terbelalak, tangannya terkepal menahan untuk tidak menghabisi anak nya sendiri.

"kamu ikut papi sekarang. Mami sama Esther disini sampe besok" perintah Tuan Kang final

"Mi, Daniel di apain?" Esther meremas baju nya panik, airmatanya menetes melihat Daniel yang mengikuti ayahnya

"jangan khawatirin Daniel, Daniel bisa jaga diri dia sendiri. Kamu gimana? Kamu gak baik baik ajakan sekarang?" Nyonya Kang memberikan pelukan ke Esther, mengelus punggungnya

"Mii, Esther takut."

"Maaf ya ther, semua ini gara orang-orang yang gak pernah tau isi hati kalian kan? Mami kira kalian selalu baik-baik aja. Mami kecewa sama Daniel, tapi mami lebih kecewa sama diri mami sendiri. Ngorbanin kalian cuma untuk egois mami sama papi"

Esther menggeleng "Esther sayang sama Daniel"







***

"kamu siap kan? Tunjukin kalo kamu laki" ujar Tuan Kang mengeratkan sabuk hitam taekwondo nya

Daniel hanya diam, memasang sabuk hitamnya. Pertandingan mendadak antara ayah dan anak. Sebenarnya Tuan Kang langsung ingin menghabisi anaknya, tapi lebih baik melakukannya dengan sportif.

"Mana yang udah papi ajarin ke kamu?"
Tuan Kang menendang bagian tubuh Daniel.

"Jangan cuma bisa nyakitin wanita, tunjukin sabuk hitam kamu!" teriak Tuan Kang menyikut Daniel

Daniel yang dari awal kehilangan fokus hanya pasrah mendapat tendangan dari ayahnya

"Papi gak pernah ngajarin kamu jadi pecundang brengsek!"

Para pengawal yang menjaga ayah anak tersebut hanya meringis melihat Tuan Kang begitu marah besar.

Tendangan terakhir dari Tuan Kang membuat Daniel tumbang seketika. Tuan Kang menutup pertandingannya dengan tonjokan yang membuat ujung bibir Daniel berdarah

"urus anak itu" perintah Tuan Kang, para pengawal langsung membantu Daniel.







***

Pagi ini Esther mengunjungi rumah utama keluarga Daniel. Ia diberitahu jika ia boleh bertemu Daniel, sejak semalam Esther sama sekali dilarang mengetahui tentang Daniel. Esther sedikit berlari ke kamar Daniel.

"Niel!" Esther menutup mulutnya dengan tangan mengetahui kondisi Daniel yang mengenaskan

Daniel yang hendak berdiri mengurungkan niatnya dan tetap duduk dipinggir ranjang.
"kamu kesini sama siapa?" tanya Daniel acuh

"mana yang sakit? Hm?" tanya Esther khawatir tanpa menjawab pertanyaan Daniel

"aku selingkuh ther sama Dami. Kamu gak marah?" tanya Daniel masih dengan tanpa ekspresi nya

Esther terdiam menahan tangis nya, "aku mau ambil obat dulu" Esther keluar dari kamar Daniel, alibi agar tangisnya tidak pecah

Esther kembali ke kamar Daniel dan menemukan nyonya Kang sesegukan melihat kondisi anak nya yang babak belur.

"mami pamit. Kalian berdua coba bicarain baik-baik" Nyonya tersenyum lembut dan menutup pintu pelan

Daniel dan Esther sama-sama terdiam, memikirkan sesuatu yang akan dikatakan. Sebenarnya Daniel sudah diobati, tapi ia membiarkan Esther mengobatinya lagi.

"kamu gak mau ngejelasin sesuatu ke aku?" tanya Esther disela mengobati

"aku selingkuh" balas Daniel singkat

"gara-gara aku gak nurut sama kamu kan? Makanya kamu sama Dami"

"aku diem-diem selalu pergi kerumah Dami"

"aku udah pernah bilang, kamu boleh sama Dami. Aku bakal nutupin semua nya, aku bakal siapin kalo kamu mau ketemu sama Dami. Bukan dengan cara terang-terangan gini Niel"

"aku cinta sama Dami"

Pergerakan tangan Esther terhenti mendengar ucapan Daniel, airmatanya menetes. Kemudian ia melanjutkan nya lagi.

"aku tau" balas Esther dengan lembut menempelkan plester

"marah ther. Aku pengen kamu marah" ucap Daniel frustasi

Esther memegang tangan Daniel, menuntun tangan Daniel untuk menyentuh perutnya yang mulai membesar "dia gak ngebolehin aku marah sama kamu"

Daniel menarik tangannya dari perut Esther.

Hati Esther berdenyut, Daniel menolaknya kan?

"setelah lahir, aku bakal urus surat pisah kita." ujar Daniel

Esther menggeleng "aku gak mau, aku udah bilang kamu boleh sama Dami"

"aku sama Dami, kamu sama Minhyun. Kita impas kan?"

"demi tuhan aku gak ada apa-apa sama Kak Minhyun. Aku bakal jauhin kak Minhyun kalo itu alesan kamu mau pisah"

"gak perlu. Kamu bisa bebas sama Minhyun tanpa ada larangan dari aku. Aku pun sama, aku bisa lebih bebas sama Dami"

"Niel"

"kita sama-sama bebas ta-"

"Daniel!"
"kamu keterlaluan tau gak! Aku bilang aku gak mau!" airmata Esther mengalir deras

"aku ini brengsek ther, kamu bisa dapet laki-laki yang lebih. Aku ini sampah" ucap Daniel memelan

"iya kamu emang sampah! Kamu itu brengsek, bajingan, aku bener-bener benci sama kamu!" Esther memukul Daniel, kekecewaannya meluap





***


"kamu yakin Niel?" tanya mami nya

Daniel mengangguk "Daniel udah terlalu sering nyakitin Esther mi"
"lagian Daniel pingin liat Esther bahagia sama laki-laki yang selalu bisa nyenengin dia"

"mami ngerti sayang" mami Daniel memeluk anak semata wayangnya

"tapi Daniel sayang mi sama Esther" Daniel menangis dihadapan ibu nya, ia kembali seperti anak kecil yang menangis jika lututnya berdarah

"Daniel, mami tau kamu. Kamu bukan orang yang selalu ngelakuin kesalahan yang kedua kali"
"mami hargain keputusan kamu. Mami udah gak berhak ikut campur urusan kamu kamu lagi kan"

"tapi mami boleh tanya sesuatu?"

Daniel menatap ibunya

"kamu beneran bisa tanpa Esther?"

Daniel diam.

Sebenarnya Daniel memang hanya ingin menenangkan Dami saat itu, ia tau wanita itu benar-benar terpukul. karna dirinya, ia menjadi bahan gunjingan seisi kantor.

Daniel bisa menjelaskan semua nya kepada semua orang bahwa ia memang sudah tidak mempunyai hubungan dengan Dami, dengan begitu masalah akan selesai dengan mudah. Tapi

Setelah berfikir panjang, Daniel memutuskan untuk memanfaatkan situasi ini untuk berpisah dengan Esther. Esther butuh laki-laki seperti Minhyun, bukan brengsek seperti dirinya.

Esther merelakan ia bersama Dami, berarti Daniel harus merelakan Esther bersama laki-laki lain yang lebih bisa menjaga dan menyayanginya, tanpa sedikitpun menyakiti Esther.

Daniel bertekad tidak akan pernah bersama siapapun. Daniel akan hidup sendiri sambil berusaha membahagiakan anak nya kelak, menyerahkan seluruh kekayaannya, dan mendidik anaknya menjadi seseorang yang bertanggung jawab. Setelah itu ia bisa tenang meninggalkan anaknya kapan saja.

Hidup sendiri hingga menua dan mati, Daniel akan melakukan itu untuk Esther.









🙏

Marriage ¦ Kang DanielWhere stories live. Discover now