Gue tau ini chap bener-bener aneh😣
Flashback***
3 bulan yang lalu.
"saya bener-bener liat nyonya di Perth tuan, tapi saya sekarang yakin kalo nyonya pindah dari Perth kekota lebih kecil untuk menghindar"
Daniel menatap anak buah nya, seperti bertanya kota apa yang dicurigai
"Geraldton."
Daniel bersama anak buah nya langsung menuju kota kecil di Australia barat tersebut
***
"Kamu tunggu sini" Jenny mendudukan Esther disofa rumah baru nya
Esther terlihat bingung ketika wajah Jenny benar-benar panik
"jangan keluar rumah sebelum aku kesini, kunci semua pintu. Jangan buka kecuali itu aku, atau anak buahku. Ngerti kan?"
Esther mengangguk "Jen, tapi kenapa sih? Emang aku ketauan kalo lagi disini?"
Jenny menghela nafas kasar "Dia kesini sy, dia tau kamu disini"
Tubuh Esther menegang, tangannya reflek mengelus perutnya.
"kalo kita pindah lagi, kita bakal bener-bener ketangkep. Kamu jangan khawatirin apapun,"
***
Daniel mengerutkan dahi nya saat ada beberapa mobil yang menghadang jalan menuju pusat Geraldton. "ada apa?"
"saya akan cek Tuan"
Daniel mengangguk, selang beberapa menit anak buahnya mengetuk kaca mobilnya. Daniel membuka kaca tersebut
"Perempuan. Dia ingin berbicara langsung dengan Tuan"
Daniel keluar dari mobilnya
"Siapa?" tanya Daniel menyipitkan matanya
"Jennifer Brodsky, kenal?" balas Jenny
"jadi ini laki-laki brengsek yang nyakitin Essy" gumam Jenny pelan"aku mau buat kesepakatan" ujar Jenny
Alis sebelah Daniel terangkat
Daniel benar-benar kaget saat Jenny menunjukan foto Esther, Daniel kira wanita ini pembohong saat mengaku bahwa ia sahabat Esther
"Esther baik-baik aja sama aku, kamu gak perlu ketemu dia. Aku bakal kasih tau seluruh kegiatan Esther, tapi dengan syarat itu. Kamu gak boleh ketemu Esther, kalo kamu ketauan. Aku bener-bener bakal bawa Esther jauh dari manapun"
"Lagian Esther gak mau ketemu sama kamu" lanjut Jenny
Setelah berfikir panjang, akhirnya Daniel menyetujui kesepakatan itu. Yang penting ia mengetahui bahwa istri dan anaknya baik-baik saja.
Dan sebelum membuat kesepakatan, Jenny sempat menjambak rambut Daniel dan menendang tulang keringnya. Meluapkan kekesalan yang selama ia pendam.
2 bulan selama Esther menghilang darinya, Daniel menjadi orang yang sensitif. Daniel lebih sering menghabiskan waktunya untuk mencari Esther diberbagai kota dan negara lainnya, yang berakhir menangis kecil saat tengah malam merindukan istrinya.
Hubungannya dengan keluarga Esther rumit, tapi ibu mertua nya selalu memberikan masukan positif untuk Daniel. Ibu mertua nya yang sering memberi perhatian ke Daniel, mengingatkan untuk selalu menjaga kesehatan. Ibu mertuanya benar-benar menyayangi Daniel layaknya anak kandung.
Tapi dari semua ini.
Daniel sadar, ia benar-benar tidak bisa hidup tanpa Esther.Flashback end***
"Niel"
Jenny yang sedang mengetik dilaptop
langsung menoleh saat mendengar Esther mengigau nama Daniel"Niel" ucapnya lagi, kali ini diselingi airmata
"Jen, aku kangen sama dia"
***
Pagi ini Esther hanya bermalas-malasan di sofa sambil menonton kartun, wajahnya muram.
"Essy aku tau ini tiba-tiba, tapi aku bener-bener gak tahan denger kamu tiap malem nyebut nama dia"
Esther hanya menatap bingung Jenny yang tiba-tiba datang lalu berbicara aneh menurutnya
Tapi detak jantung Esther mulai memacu dengan cepat saat ia melihat lelaki itu
Kang Daniel, dengan sebuket bunga ditangannya
"Hey" sapa nya kaku
"Siapa?" tanya Esther berusaha mengontrol ekspresinya
Daniel tersenyum pahit "laki-laki pecundang yang pernah nyia-nyiain kamu"
"Jen, kamu gak biasanya bawa orang asing kerumah" ucap Esther
"whatever. Aku keluar" Jenny pergi dengan kekesalannya
Daniel tiba-tiba menjadikan lututnya sebagai tumpuan, "maaf" Daniel memohon
Esther melotot kaget "Niel"
"Ther, aku pantes. Apa aku juga perlu sujud untuk kamu?" ucap Daniel lirih
Esther menggeleng cepat "kamu cukup pergi dari sini, aku bakal maafin kamu"
Daniel mengangguk "aku pergi dari sini" Daniel bangun dan keluar dari rumah tapi
Daniel malah berlutut didepan rumah Esther ditemani terik panas matahari yang menyengat
"aku gak nyuruh kamu untuk ngelakuin hal kaya gitu, jadi jangan pernah ngarep belas kasian dari aku" Esther menutup pintunya kasar
Daniel hanya diam merasakan kulitnya seperti akan terbakar
"Essy? Ada apa? Dia siapa?" Jason, friendzone Jenny. Tiba tiba datang menunjuk Daniel
Esther mengangkat bahunya tidak peduli "bisa aku minta tolong?" bisik Esther saat mereka masih dipintu
"kiss me"
"Essy kamu gila?!"
"Jason aku tau ini gila, tapi ini untuk buat dia berhenti ngelakuin hal bodoh kata gitu" ucapnya berbisik
"dia?" tanya Jason mulai tersadar yang dimaksud Esther
"Yes, him"
Jason langsung mencium Esther dihadapan Daniel.
Tapi apa yang dilakukan Daniel benar-benar diluar dugaan Esther.
Esther berfikir Daniel akan memberi bogeman atau tendangan ke Jason saat Jason menciumnya, tapi laki-laki itu hanya diam menatap Esther dengan tatapan nanar tanpa merubah posisinya yaitu berlutut.
Tatapannya terluka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage ¦ Kang Daniel
Fanfiction[COMPLETED] "Lagian aku mandi nya nanti aja. Sekalian, abis selesai sama kamu." "selesai apaan?" tanya Esther "selesai muasin kamu" // "janganlah kalian menyukai Kang Daniel karna sesungguhnya dia adalah sumber dosa para wanita" :) Esther Park (You)...