27. Sick

129K 13.6K 1.5K
                                    

Beberapa chapter lagi ff ini bakal ending yaampun gakerasa.



***

Esther menggigit bibirnya nyeri melihat Daniel yang meringis karna kulitnya yang memerah. Memang saat siang hari Geraldton sangat terik, saat malam hari suhu bisa menurun drastis.

Perubahan suhu dalam beberapa jam
membuat tubuh Daniel sulit menerima. Tubuhnya sekarang benar-benar lelah, dehidrasi dan demam.

Esther mau tidak mau harus membawa Daniel ke dalam rumah, dikompres nya lelaki itu dengan telaten.

Daniel berlutut didepan rumahnya selama kurang lebih 8 jam, Esther berkali-kaki menyuruhnya untuk pergi atau setidaknya masuk kedalam rumahnya, tetapi lelaki itu bersikeras akan tetap pada posisinya. Dan berakhir Daniel berlutut hingga hampir malam sampai tubuhnya akan ambruk.

Apalagi Daniel langsung datang kerumahnya saat ia sampai dibandara. Tanpa beristirahat terlebih dahulu.

Beruntung Jason bersamanya dan membantu Daniel untuk masuk rumah.
Dan Jenny datang dengan umpatan keras melihat keadaan Daniel.

Bohong kalau Esther tidak khawatir dengan keadaan Daniel, wanita hamil itu sejak tadi hanya menggumam cemas.

"Udahlah sy, biarin aja. Bukan salah kamu, kan dia yang mau" ujar Jenny santai

Esther menggeram kesal "kamu pergi aja deh sana sama Jason. Daripada musingin aku terus"

"oh jadi aku bikin pusing?"

"YAA"

Jenny memutar kedua bola matanya jengah "okeyy aku sama Jason nginep hotel aja, tapi besok jangan sampe aku liat ada bekas sperma di sprei kamu ya"

"WTF" umpat Jason

Esther melotot "kamu pikir aku gila?! dia lagi sakit Jen!"

"Ya siapa tau, nafsu orang gak ada yang bisa ditebak. Apalagi kata dokter gairah kamu lagi tinggi-tinggi nya" balasnya santai sambil menarik Jason keluar

Esther benar-benar tidak habis pikir kelakuan Jenny sama sekali tidak berubah dari semasa kuliah. Terlalu blak-blakan.

Daniel mendapat infusan dari saran dokter, lelaki itu kekurangan cairan. Tak lama, Esther kembali mengganti kompressannya agar tetap hangat.

Esther merasa perut nya lapar, sejak siang tadi ia hanya melahap sepotong buah apel. Ia berjalan kedapur untuk membuat spaghetti.

Saat Esther menuangkan saus ke spaghetti yang telah matang, ia merasakan seseorang memeluknya dari belakang.

Daniel. Kepalanya berada di bahu Esther dengan mata terpejam, nafas dan tubuhnya yang hangat membuat Esther menoleh dan melihat pergelangan tangan Daniel

"Kenapa infussannya dilepas?" tanya Esther khawatir

Daniel masih setengah sadar, bahkan tubuhnya sempat oleng "ngg" rajuknya pelan

"ayo ke kamar lagi" ajak Esther

Daniel menggeleng kecil, ia benar benar nyaman menghirup aroma Esther

Esther menyampingkan keegoisannya dan mengedepankan sisi kemanusiannya terhadap Daniel. Karna sebenarnya ia masih kecewa dengan apa yang telah Daniel lakukan kepadanya, tapi tak bisa dielak, Esther benar-benar merindukan Daniel.

"yaudah kita pindah ke sofa dulu, aku gak kuat berdiri lama-lama. Berat." ucap Esther

Saat disofa Daniel langsung memposisikan dirinya tidur dipaha
Esther, kepalanya menghadap perut istrinya yang besar.

Tak lama kemudian terdengar hembusan nafas yang teratur dari Daniel, lelaki itu tertidur. Esther terkekeh melihat kelakuan Daniel yang tak mau jauh darinya.

Esther perhatikan, Daniel menjadi lebih tampan berkali lipat semenjak ia tinggalkan. Jadi selama ini Daniel hidup bahagia.




***

"Esther"

"Esther" panggil Daniel lagi

"Esther!" teriak Daniel panik

"aku disini, jangan teriak-teriak kenapa sih" sahut Esther

Daniel bernafas lega saat melihat istrinya dihalaman depan rumah
melakukan gerakan gerakan ringan agar tubuhnya tidak kaku dipagi hari. Sebelumnya Daniel sempat kalang kabut saat tidak menemukan Esther dikamar. Ia berpikir Esther akan meninggalkannya lagi.

"aku kira kamu pergi ninggalin aku" ujar Daniel menghampiri istrinya

"kamu udah baikkan?" Esther menempelkan punggung tangannya didahi Daniel

"masih anget" ucap Esther lagi

Daniel tersenyum senang ketika Esther memberi perhatian kepadanya

Daniel tersenyum senang ketika Esther memberi perhatian kepadanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mau makan?" tawar Esther memasuki rumahnya diikuti Daniel

Daniel mengangguk seperti anak anjing

Kali ini Esther yang tersenyum "aku buatin bubur"

"Boleh aku minta yang lain?" tanya Daniel

Esther menunggu lanjutan perkataan Daniel

"morning..kiss?" ucapnya seperti meminta persetujuan

Esther menggeleng pelan "aku belum bisa" dengan wajah tak enak nya

Daniel bereaksi sedikit kecewa lalu ia tersenyum dan mengangguk "aku ngerti. Aku minta maaf"

Padahal kemarin Esther mencium laki-laki lain dihadapannya. Batin Daniel.

Daniel mengangguk beberapa kali sambil berusaha untuk tersenyum menandakan kalau dirinya baik-baik saja. Padahal hatinya...





***




Bisa kasih gue rekomen nama anaknya Daniel nanti?
Kalo misalkan laki-laki namanya siapa
Kalo perempuan namanya siapa

Terserah deh mau kebarat-barat atau korea juga gapapa.

Marriage ¦ Kang DanielWhere stories live. Discover now