Xiao

3.4K 233 50
                                    

Xiao lagi bete. Semenjak Wafer kenal Tanya, Wafer jarang banget main lagi sama Xiao.

Jangan kan main, nyapa aja hampir nggak pernah. palingan Wafer pulang bentar ke rumah kosong untuk tidur, setelah itu udah, balik lagi deh ke rumah Tanya.

Eh, hantu bisa tidur juga?

Bisa lah! Apalagi kalau kelamaan kena sinar matahari. Tenaga hantu kayak kami ini jadi cepat habis.

Mana Xiao dibebani tugas buat jagain Wafer sama si sok berkuasa itu. Xiao nggak mau nyebutin namanya, nanti kena karma. Si sok berkuasa itu depan Wafer mah baik, padahal aslinya, jahat pake banget.

Xiao masih ingat tuh, waktu tahu Wafer sudah menemukan penyelamatnya, si sok berkuasa langsung memerintahkan Xiao buat ngikutin Wafer kemana pun Wafer pergi.

Kalau Xiao nggak nurutin apa kata dia, Xiao akan dikurung di dalam botol kaca. Nggak bisa terbang bebas lagi.

Salah Xiao apa sih sampai terjebak dalam hidup dua hantu begini? Yang satu lupa ingatan, yang satunya lagi sok berkuasa nggak ketulungan. Xiao pengen nangis kenceng jadinya. Tapi Xiao nggak punya air mata.

Iya sih... semasa hidup, Xiao sering buat dosa dengan ngebohongin orang tua. Tapi kan setelah mati dan jadi hantu, nggak gini juga cobaannya. Xiao harus memilih dua pilihan yang sulit.

Satu tahun lalu sebelum Xiao kenal Wafer, hidup Xiao sebagai hantu damai tentram aja tuh. Bisa bebas kemana pun Xiao mau.

Setelah diberi tugas buat mengawasi Wafer, hidup Xiao sebagai hantu jadi terkekang. Awalnya Xiao malas banget berteman dengan Wafer. Tapi setelah kenal lebih jauh, ternyata Wafer tipe hantu yang baik hati. Sikap polos Wafer dan kecerobohannya  selalu buat Xiao ketawa. Belum lagi wajah Wafer yang ganteng, Xiao jadi cepat luluh. Jadilah pekerjaannya merangkap sebagai teman Wafer juga sebagai Mata-mata si sok berkuasa.

Kalau Wafer tahu Xiao mata-mata gimana?
Wah, bisa hancur persahabatan hantu kita.
Xiao nggak akan sanggup kalau itu terjadi.

Xiao nggak cemburu, ya, dengan kedekatan Wafer dan Tanya. Xiao hanya mencemaskan Wafer. Xiao malah ikut senang melihat tawa Wafer saat bersama Tanya. Mereka berdua itu cocok banget lah pokoknya.

"Masih di sini?" Nah, kan, baru aja diomongin si sok berkuasa udah muncul aja.

"Libur sehari ngawasin Wafer nggak apa, kan?"

"Kalau mau aku kurung... silah kan,"

Xiao mendesah.

"Emangnya aku cctv yang bisa mengawasi dua puluh empat jam. Huh!"

"Apa?"

"Iya, iya, aku pergi!"

                                       --°°°°--

Xiao berjalan dengan lelah. Ia tidak menuruti kehendak si sok berkuasa untuk mengawasi Wafer. Untuk hari ini, Ia benar-benar ingin libur. Ia kan juga butuh menjalani hidup sendiri. Lagian Wafer juga pasti sekarang lagi di rumah Tanya, mengganggu gadis itu.

Eh, ada pak pocong. Xiao melayang cepat mendekati pocong penunggu pohon Taman.

Setelah agak dekat, diambilnya sebuah kaleng kosong, dilemparnya ke arah pocong itu. Membuat pocong itu melompat-lompat kaget.

Berbeda dengan Wafer yang tidak bisa menyentuh apapun, Xiao malah kebalikannya. Makanya Ia bisa dengan bebas menjahili siapa saja. Termasuk manusia. Tapi dalam Manajemen Hantu, dilarang menakuti manusia. Sayang sekali.

"Udah pak lompat-lompatnya. Itu cuman kaleng kosong." Kata Xiao mencoba menghentikan Pak pocong yang terus saja melompat.

"Sialan kamu ya. Biar begini saya lebih tua dari kamu." Pak pocong terduduk, lelah.

"Maaf, Pak. Abisnya aku lagi galau."

"Hantu zaman sekarang ye, pakai galau segala."

"Hantu zaman dulu emangnya nggak pernah galau?"

"Hantu zaman dulu mah mana tau bahasa galau. Tau nya... sedih karena engkau."

"Elah, Pak pocong bisa aja."

"Lagian kamu... tangan, kaki, mata, idung, lengkap aja. Kenapa bisa galau?"

"Bapak nggak tau sih, galau itu penyebabnya bisa apa aja."

"Galau kamu tidak berguna."

"Ish,, Pak pocong malah bikin saya tambah galau. Hibur saya gitu, pak."

"Mau hibur kamu, bagaimana? Seluruh tubuh saya tertutup kain begini,"

"Coba pak pocong berdiri," Xiao menyeringai jahil.

"Saya berdiri nih?," Pak pocong menuruti perkataan Xiao tanpa curiga.

"Berdiri yang lurus Pak,"

Pak pocong berdiri lurus dengan susah payah.

"Abis itu ..."

"Abis itu?"

"Pak pocong joget."

"Gimana saya bisa joget?"

"Liukin aja itu badan kayak ular,"

"Begini? Begini? Musiknya mana?"

"HAHAHAA!" Tawa Xiao meledak. Pak pocong jogetnya lucu banget.

"Haduh,, saya dikerjain lagi. Tapi asal bisa buat Xiao ketawa, saya mah nggak akan marah. Saya joget lagi nih,"

Xiao terus tertawa menonton joget dadakannya Pak pocong. Rasa bete nya hilang sudah.

                                      --°°°°--

(Nah loh, kira-kira ada yang bisa nebak gak si sok berkuasa siapa? 😮

Oh iya, dapat pesan dari Wafer. Katanya "AKU LIBUR DULU, BIAR KALIAN RINDU." hahaa)

" hahaa)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Sweet GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang