Almarhum Bahagia

1K 107 1
                                    

11 April 2017

Kemarin pagi ku coba berdamai dengan badan sendiri, setelah mereka terkulai lemas karena temannya yang bernama Hati sedang pergi entah kemana. Bujuk rayuku berujung mereka ingin menjadi riuh minggu pagi katanya.

Mataku masih surup. Hati juga membawa lensa bahagia si Mata pergi bersamanya, mungkin ia sedang bermain-main memotret kenangan sekarang. Jadi kini, mataku sedang membuta tawa, dicarinya teman-teman yang sekeadaan denganya. Dan riuh yang diceritakan mata hanya sekedar bias hiasan pesta yang terpasang di pemakaman.

Balon balon suka cita bertebangan, ada puluhan origami pasang hati yang sedang kasmaran, tapi yang dipotret mata malah mereka yang dilewati begitu saja, yang pura pura jadi pemain petak umpet dengan Si Iba. Inilah pemakaman dengan hiasan pesta tadi, yang dibunuhnya satu persatu rasa rindu akan keluarga, penyiksaan bahagia oleh cambuk yang melukai lambungnya sejak kemarin.

Dan seperti diriku hari ini, sejak kepergian teman yang bernama hati. Dalam sesi pemakaman minggu itu, mendiang senyuman telah digantung kuat-kuat pada dinding yang bernama wajah.

Senandika: Antidepresan (Monolog Orang Gila)Where stories live. Discover now