12 April 2017
Sungguh, pagi tadi aku hampir mati. Arteri carotis hampir tersumbat. Kikisan harap telah merambat dari otak, setelah kemarin perlahan mengikis angan dari feromon pajangan. Sepertinya ada yang tersangkut, tak ingin hilang. Masih kukuh kalau ini kenyataan.
Ada teman baru. Namanya mocloblemide, dia datang setelah aku hampir merasuki setiap orang. Dia perkenalkan, untuk jangan dicampur teman penyembuh flu. Nanti ada kain putih di sekujur tubuh.
Sungguh aneh. Ada mereka yang tak boleh terekat. Nanti dorong umur yang menyingkat. Tapi apa kita juga? Apa itu alasanmu pergi dariku? Kalau iya, kamu baik. Tapi apa benar? Nyatanya terbalik. Ragaku, si mocloblemid, dan ketiadaanmu, si penyembuh flu. Mereka bersatu. Matilah aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandika: Antidepresan (Monolog Orang Gila)
PoetryKalau diriku adalah rumah sakit jiwa. Terapisnya adalah kata, dan obatku yang kusajikan adalah sebagian kamu yang masih semu.