32

2.3K 138 23
                                    

"Aku tahu alasan kau meninggalkan rumah karena aku." Casey terdiam ketika orang yang membuka pintu kamarnya adalah Fareel. Casey menghembuskan nafas perlahan dan menatap Fareel, tentu saja ada sorot keterkejutan di wajah gadis itu.

"Bukan, bukan karenamu." Casey membantah dan kembali melanjutkan pekerjaan yang tadi ia lakukan, yaitu memasukkan pakaiannya ke dalam tas.

Fareel berjalan ke arah Casey. Lelaki itu memegangi tangan Casey, sehingga empunya langsung terdiam.

"Jangan berbohong." Fareel memberi jeda sebentar, lalu kembali mengangkat suara. "Ada hal yang tak kau ketahui tentangku, dan aku belum siap untuk memberitahukannya kepadamu." Fareel melepas tangan Casey dan keluar dari kamar gadis itu.

Casey terdiam untuk beberapa saat, ia menatap punggung Fareel yang sudah lenyap dari balik pintu.

∽介∽介∽介

Pagi ini Casey datang ke sekolah dengan mengendarai mobilnya sendiri, tak seperti biasanya. Ia datang ke sekolah lebih awal karena ia menghindari pertanyaan Bundanya, seperti 'Kenapa kau tidak berangkat dengan Fareel?' Casey terlalu malas untuk menjelaskannya.

"Hey," seseorang menyikut bahu Casey. Dia Gavin. Entah kenapa terakhir kali sejak Gavin ke rumahnya, sejak itu pula Casey tak bertemu lagi dengan Gavin.

Casey tak membalas sapaan Gavin. Matanya hanya mengerling malas, dan melenggang begitu saja. Ia mengacuhkan Gavin.

Bukannya menyerah, Gavin malah mengekori Casey dari belakang. "Bagaimana hubunganmu dengan Edric?" tanya Gavin.

Casey langsung menghentikan langkahnya. "Aku putus. Kau puas? Tolong jangan ikuti aku." jawab Casey sarkastik. Gavin diam. Ia tak lagi mengekori Casey.

Casey masuk ke kelasnya ia langsung menghempaskan bokongnya ke bangku dan membenamkan wajahnya di telapak tangannya yang ia letakkan di atas meja. Stella, teman duduknya menatap Casey heran. Pagi-pagi wajah teman duduknya itu sudah tak karuan. "Kau kenapa Cas?" tanya Stella

Casey mendongakkan wajahnya menatap Stella. "Aku tak tahu harus berbuat apa lagi. Aku kabur dari rumah." ucap Casey putus asa. Dengan Stella, ia bisa berbicara apa saja. Mengeluarkan unek-unek yang mengganjal di hatinya.

"WHAT! Kau kabur lagi?" pekik Stella. Sahabat mereka, Naurel dan Lily ikut mendekat. "Kenapa?" tanya mereka bersamaan. Stella menatap ke arah Naurel dan juga Lily, "Kalian tanyakan saja kepada Casey." Stella menunjuk Casey dengan dagunya. Keduanya menatap Casey meminta penjelasan. "Aku kabur lagi dari rumah, tapi kali ini Bunda tahu." Naurel mengerutkan dahinya. "Memangnya, kalau kau memberitahukan Bundamu kalau kau kabur, itu masih disebut kabur?" Lily dan Stella sontak menonyor kepala Naurel. Sementara Casey mengusap wajahnya.

"Ya, aku memang kabur. Tapi bukan kabur dari rumah. Lebih tepatnya kabur dari masalah." Jelas Casey. "Masalah dengan siapa? Harusnya kalau kau punya masalah, kau selesaikan dengan baik. Bukan malah kabur begitu saja." Lily menggeleng, tak setuju dengan tindakan Casey.

"Masalah dengan Fareel. Dia memang bilang akan menjelaskan semuanya, tapi aku tak sanggup mendengarnya." Casey menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Aku jadi penasaran mengenai masalah itu. Beritahu kami." Ucap Stella.

"Begini, bagaimana kalau kalian menginap saja di rumahku. Nanti kujelaskan mengenai semuanya." saran Casey.

"Kenapa harus menginap sih? Tak bisakah kau memberitahukannya sekarang?" Naurel mendesah.

"Ini masalah serius, bisa rumit jika ada yang mendengar." kata Casey serius.

Mereka bertiga akhirnya setuju untuk menginap malam ini, di rumah Casey. Mumpung besok juga hari sabtu, weekend. Dan mereka libur sekolah.

My Amazing Brother [Completed]Where stories live. Discover now