Part 7

1.1K 58 6
                                    

Seorang siswa berperawakan tinggi sedang melambungkan bolanya ke ring basket. Semua besorak gembira begitu bolanya masuk kedalam. Audiens yang kebanyakan perempuan itu kini berteriak semakin histeris karena lelaki itu baru saja tersenyum kearah mereka, seolah senyuman itu hanya untuk diri mereka sendiri.

"Hyak Park Chanyeol. kau benar-benar hebat dalam segala hal. Ku akui itu, walau kau agak lemah dalam menaklukkan wanita sih" seorang laki-laki yang juga berperawakan tinggi merangkulnya tiba-tiba.

"jadi maksudmu Kim Jisoo lebih unggul dalam hal itu? walau harus kuakui kau berhasil menaklukkan gadisku."

"hahaha tentu saja. Aku kan penakluk wanita sejati".

Semua mata para gadis tertuju pada mereka sekarang. bagaimana tidak, dua ciptaan Tuhan yang luar biasa sempurna ini tengah lewat di depan mereka. Berperawakan tinggi dan wajah yang innocent, dan memiliki bibir yang seksi. Benar-benar sempurna.Well, suara teriakan mulai terdengar. Suara itu sudah sangat akrab di telinga kedua insan itu. bak selebriti tengah berjalan di tengah-tengah para fansnya.

"kau mau bolos lagi?" tanya Jisoo ketika melihat Chanyeol berbelok menaiki tangga ke atap. Namun Chanyeol hanya melambaikan tangannya.

"Selamat bersantai. Kau punya game baru kan? Aku akan mampir ke apartmenmu nanti."

Sejak pertama masuk SMA, Chanyeol memilih tinggal di apartment. Itu karena ia muak melihat ayah dan ibunya bertengkar di rumahnya.

Semenjak itu ia merasa bebas, merasa hidup sendiri. tidak ada yang menyuruhnya sarapan pagi, harus pulang tepat waktu dan harus membawa bekal ke sekolah.

Ia jadi sering bolos, herannya dia selalu mendapatkan prestasi yang cukup dibanggakan. Prestasi dalam olahraga basket dan baseball juga ia sandang. Wajar kalau semua gadis tergila-gila padanya. Sayangnya dia tidak menyukai hal itu. ia sama sekali tidak tertarik kepada satu wanita pun disekolahnya. Bahkan pernah ada gadis paling populer di sekolahnya menyatakan perasaan padanya. Tapi tentu saja langsung ditolak mentah-mentah oleh lelaki itu. baginya mereka itu hanya akan merepotkan hidupnya saja. Belum lagi mereka akan selalu menempel dan bermanja-manja. itu hal yang menjijikkan bagi Chanyeol.

Bertolak belakang dengan Kim Ji Soo yang merasa sangat senang ketika kaum hawa itu meneriakkan namanya. Baginya wanita itu bagaikan udara yang selalu ia hirup setiap saat. Jika tidak ada mereka ia tidak bisa bernapas. Sentuhan mereka dan suara yang bermanja-manja membuat ia merasa lahir kembali. Semua orang menyebutnya playboy kelas atas. Cantik, manis, punya suara bagus, dan tentunya kaya raya. Itulah tipe gadis yang boleh mendekati Kim Ji Soo.

Termasuk gadis yang bernama Park Ji Eun. Gadis ini sangat memuja-muja lelaki itu. bahkan ia rela bolos pelajaran Song Saem demi masuk ke kelas Kim Ji Soo. Walau ia sering di anggap adik kelas yang aneh, gadis ini tidak peduli. Yang penting wajah pujaannya itu bisa ia lihat setiap detiknya.

"oppa. Aku punya tiket nonton."

"tidak Ji, aku ada urusan malam ini."

"jadwalnya besok malam, kau bisakan?"

"besok malam aku juga tidak bisa."

Ji Eun memandang kesal padanya. Lelaki ini selalu saja punya sejuta alasan kalau dia ingin mengajaknya keluar. Kalau saja dia tidak cinta mati pada lelaki ini, sudah habis dihajarnya. Tapi Ji Eun selalu mempunyai kesabaran super ekstra menghadapi Jisoo yang seperti itu. mungkin kekuatan cinta matinyalah yang membuatnya bisa bertahan sampai sekarang.

"oppa pergi kemana? Aku ikut. Jeball"

Ji Eun mendekatkan wajahnya sambil memperlihatkan wajah terimutnya pada Jisoo. Tapi Jisoo tidak melihatnya. Dia malah sibuk berkutat dengan layar hanphonenya.

Oke. Jika dia tidak dipedulikan dan tidak didengarkan itu tidak masalah baginya. Ji Eun sudah biasa merasakan hal itu. tapi untuk yang satu ini, dia benar-benar tidak tahan. Melihatnya sibuk membalas chat dengan teman wanitanya yang lain. Well, dia memang playboy kelas wahid. Tapi Ji Eun tidak suka itu. baginya, Jisoo adalah miliknya seutuhnya. Dia boleh mendekati gadis lain, merangkulnya, memeluknya, menciumnya, tapi jangan lakukan itu di depannya. Karena dia akan marah.

Masalahnya hal itu tidak mungkin terjadi. Setiap hari di sekolah, Ji Eun selalu melihat adegan itu, bahkan di mana pun. Jika hal itu terjadi Ji Eun akan berpura-pura tidak melihatnya. Sebelum alam semesta ini hancur dibuatnya.

Jika Ji Eun mendekati Jisoo maka gadis yang lain tidak akan berani ikut mendekati lelaki itu, setelah kejadian yang pernah Ji Eun lakukan pada salah satu gadis yang berani melakukannya. Ji Eun tidak segan-segan melukai bahkan membuatnya frustasi sampai gila. Ji Eun bisa membuat teman satu sekolahnya membullynya, menjadikannya bahan gunjingan semua orang. Dan ia sangat menyukai itu.

Namun, akhir-akhir ini rasanya kekuatan Ji Eun mulai berkurang. Bagaimana tidak, sudah tiga hari ini Jisoo tidak peduli dengannya. Biasanya setiap hari mereka akan pulang bersama. Walau Jisoo ada jam malam sekalipun, Ji Eun akan bersabar menunggunya, selama wajah lelaki itu ada di depan matanya. Bahkan Ji Eun tidak segan-segan mengajaknya menginap di rumah saat orangtuanya pergi. Namun Ji Eun merasa dirinya sudah tidak sanggup merasakan kepahitan itu. ia ingin lebih. Ia ingin Jisoo melihat dan merasakan perjuangannya.

Ketika kelas malam selesai, Jisoo menunggu di depan kelas. Tidak biasanya dia melakukan hal ini. ia sedang menunggu Ji Eun. Biasanya gadis itu sudah berdiri di depan pintu sambil langsung merangkul lengannya dan menempel bak perangko. Tapi gadis itu tidak terlihat malam ini. bahkan kalau dia sakit sekali pun, dia pasti akan memberinya kabar. Hampir 10 menit Jisoo menunggu sambil membalas chat teman wanitanya. Akhirnya Jisoo pulang sendirian.

"kau tidak bersama Ji Eun? Kemana ya anak itu?"

Untuk pertama kalinya kalimat itu terucap dari mulut Jisoo. Tidak pernah pernahnya ia setengah mati penasarannya dengan keberadaan Ji Eun yang sudah dua hari ini tidak menunjukkan batang hidungnya.

"bukankan dia selalu bersamamu? Kau seharusnya tau dimana dia berada" ucap Chanyeol.

Chanyeol sudah percaya sepenuhnya dengan Jisoo mengenai gadis itu. dia percaya seratus persen kepada Jisoo karena kalau pun ia berusaha melarangnya mendekati lelaki playboy itu, tidak akan pernah berhasil.

Sudah hampir sepekan ini gadis itu tidak terlihat. Terfikir juga oleh Jisoo kalau dia merindukan gadis itu, gadis yang selalu mengikutinya kemana pun. Ia sedikit merasa bersalah karena kurang peduli dengannya. Walau pikiran itu hanya terlewat sesaat setelah seorang gadis menghampirinya. Siap memberikan energi kepuasan kepada nya. Tidak. Jisoo belum pernah melakukan adegan ranjang kepada gadis manapun. Hal yang paling berani ia lakukan adalah berciuman. Jisoo juga tau batasan pergaulan untuk remaja sepertinya. Setidaknya dia tau hal paling fatal itu.

Banyak yang ia sukai dari gadis-gadis. Terutama suara mereka. Suara yang imut dan menggemaskan membuat Jisoo selalu ingin mendengarnya. Belum lagi bau parfum mereka yang cukup mahal. dan satu hal lagi, ia bisa mendapatkan barang-barang mewah yang benar-benar sangat sayang untuk di sia-siakan.

Jisoo langsung mendadak menghentikan mobilnya ketika teman wanitanya itu berkata bahwa Ji Eun telah bunuh diri.

~TBC~

I'm Not Yours (Complete)On viuen les histories. Descobreix ara