Part 17

759 53 3
                                    

Jisoo langsung terbang ke Jepang begitu mendengar berita yang sebenarnya yang belum tentu benar. Tapi perasaanya dihantui perasaan takut. Kalau sampai terjadi apa-apa pada gadis itu, ia berani membunuhnya kalau perlu. Dengan membawa barang seadanya tanpa persiapan ia berharap ia segera bertemu dengan Yoo Mi dan mendengar semuanya. Ia seperti orang bodoh yang terlalu naif dengan perasaannya. Yah, mungkin itu kata yang cocok untuknya. Betapa bodohnya dirinya untuk tidak melukai perasannya sendiri. padahal orang yang disukainya sudah di depan mata.

Sedari tadi handphone Yoo Mi terus bergetar. ia terlalu takut untuk menjelaskan semuanya pada Jisoo. Takut ia salah paham. Takut Jisoo berpikir ia mengulang kesalahannya lagi. Menurutnya, masalah pertunangan itu harus ia akhiri dulu, baru kemudian ia bisa menceritakan semuanya. Tapi menghubungi si pembuat masalah ini susahnya minta ampun. Dan sekarang disaat seperti ini. Yoo Mi malah tidak bisa berkata apa-apa. Kenapa mereka berdua tiba-tiba ada di apartmenku?

BUK~

Satu pukulan membuat sudut bibir seseorang mengeluarkan cairan merah pekat. Hanya sedikit, tapi terlihat menyakitkan. Chanyeol tersungkur karena pukulan dadakan Jisoo. Yoo Mi yang melihatnya langsung panik. Jisoo yang masih berdiri di ambang pintu dengan deruan napas yang memburu membuatnya kembali ingin menendang Chanyeol yang masih dalam keadaan tersungkur. Untuk pertama kalinya Yoo Mi melihat kemarahan Jisoo. Ia tidak pernah melihat Jisoo yang seperti ini. Dengan cepat ia langsung menutup pintunya rapat-rapat dan berteriak sekeras-kerasnya kepada mereka berdua untuk menghentikan pertarungan hebat antara keduanya. Ia berharap dinding apartmennya kedap suara.

***

Yoo Mi hanya bisa menatap luka kecil di sudut bibir Chanyeol yang mulai membiru. Tapi kelihatannya dia tidak merasakan sakit sedikit pun. Dilihat dari tatapan mengerikannya pada Jisoo. Keduanya kini duduk berhadapan di sofa Yoo Mi. ia pun tak berani mengucapkan sepatah katapun. Padahal banyak sekali yang ingin ia tanyakan pada mereka berdua.

"bereskan barang-barangmu. Kita akan segera kembali ke korea". Ucap Jisoo setelah menyadari kalau itu tujuan dia sebenarnya.

"tidak, ia akan pulang bersamaku". Sambut Chanyeol dengan tatapan semakin tajam. Tangannya pun langsung menarik Yoo Mi yang duduk di sampingnya.

Melihat gerakan cepat Chanyeol membuat Jisoo ingin memukulnya lagi sebelum gadis itu berkata "kalian berdua pulanglah. Aku akan pulang sendiri saja".

***

Yoo Mi hanya bisa diam sambil memandang gumpalan kapas putih lewat jendela di sampingnya. Ntah kemampuan darimana yang ia miliki yang jelas ia sudah berhasil menghentikan kedua makhluk bodoh itu, walau pada akhirnya ia harus menuruti kemauan Jisoo untuk kembali tinggal bersama. Demi Tuhan, sekelebat perasaan menghantui pikirannya saat ini saat ia harus pulang bersama mereka. Bukannya takut atau apa, hanya saja perasaan ini tidak nyaman saja. Jisoo yang ada di sebelahnya juga tidak berniat untuk berbicara.

Chanyeol yang sedari tadi hanya menatap keduanya dari sela-sela kursi penumpang itu pun juga merasa tidak tenang. Ia seperti orang bodoh yang duduk sambil matanya tidak berhenti menatap dua kursi yang ada di depannya. Satu, kenapa ia harus duduk disini bersama seorang ahjumma yang dari awal keberangkatan sampai sekarang terus memejamkan matanya. Kedua, kenapa ia harus pulang bersama dengan Jisoo, orang yang sangat tidak ingin ia temui lagi seumur hidupnya. Dan ketiga, kalau bukan karena Yoo Mi, ia tidak akan duduk di kelas ekonomi seperti ini. Untuk saat ini yang ia mau hanya Yoo Mi seorang.Memang, selama Yoo Mi sudah kembali ke Korea bukan tidak mungkin Chanyeol bisa menemuinya sesuka hati. Ia pun bisa saja mengurung Yoo Mi lagi seperti waktu itu, membuatnya gadis itu adalah miliknya seutuhnya. Tapi, itu takkan terjadi lagi. sebenarnya ia sangat merindukan saat ia mendekap gadis itu dalam tidurnya. Merasakan getaran di dalam hatinya itu sangat menyenangkan. Melihatnya setiap hari di dalam rumahnya, sarapan bersama, ia ingin melakukannya lagi. Dulu saat pertama kali melihatnya ia mengingatkannya pada seorang gadis di gereja yang pernah ia temui waktu itu. gadis yang mampu mencuri perhatiannya. Mata bulatnya mirip sekali dengan punya Yoo Mi. Hanya saja paras gadis itu lebih lembut dibandingkan Yoo Mi yang terlihat penuh ekspresi. Cukup lama ia menyadari bahwa ia tertarik pada Yoo Mi sekarang bukan karena ia mirip dengan gadis di gereja waktu itu. Tapi karena ia merasa nyaman dekat dengannya, ia menyukai aroma violet dari gadis itu, suka melihat ekspresi gadis itu. untuk waktu yang lama ia baru menyadari bahwa ia tergila-gila dengan Jung Yoo Mi. ia ingin memilikinya. Sekarang.

***

Jisoo harus membawa satu tas besar dan satu koper di tangan kanannya, karena satu tangannya lagi menggenggam tangan Yoo Mi. Gadis itu bahkan tidak bisa berjalan dengan santai karenanya. Ia hanya tidak mau kalau Chanyeol yang berjalan dibelakangnya tiba-tiba menjalankan aksinya. Makhluk itu sangat nekat untuk melakukan hal bodoh seperti itu. Chanyeol hanya bisa geram melihat keduanya bergandengan tangan. Ia harus memikirkan bagaimana cara mengambil Yoo Mi dari Jisoo.

"aku pergi ke toilet sebentar. kau tunggu saja disini. Aku takkan lama". Ucap Yoo Mi sambil melepaskan tangannya dari genggaman Jisoo.

"tidak, aku akan ikut dan menunggu diluar." Ucap Jisoo sambil melirik Chanyeol yang sudah berjalan mendahului mereka.

"YA! aku hanya sebentar. Tunggulah disini." Ucap Yoo Mi dengan agak berteriak, kemudian berlari kecil meninggalkan Jisoo bersama dengan barang-barangnya.

***

Yoo Mi memandang pantulan wajahnya sendiri dicermin. Bahkan belum menginjakkan tanah di korea saja ia sudah bisa merasakan masalah besar dihadapannya. Ia memijit pelipisnya frustasi. Kesalahan apa yang dulu pernah ia buat sampai merasa seperti ini? Setelah membasahi wajahnya dengan air membuat pikirannya sedikit tenang.

"Oke Yoo Mi, yang perlu kau lakukan adalah.... menyelesaikan masalah mereka. Buat mereka akur kembali. Yap, itu jalan satu-satunya. iya benar, Kau cerdas Yoo Mi". ucap Yoo Mi dengan bayangannya di cermin.

Yoo Mi keluar dari toilet sambil berjalan dengan girangnya. Setelah ide cerdas yang tiba-tiba muncul di toilet tadi membuatnya kembali bersemangat. Tapi, apa yang pertama ia lakukan?

"hmmmph". Tiba-tiba saja sebuah tangan besar membekap bibirnya, membuatnya ia tidak bisa bergerak sama sekali. Tubuhnya teringat kembali dengan kejadian waktu itu, ketika ia diperlakukan sama seperti ini sepulang dari kantor. Jantungnya berdetak hebat, napasnya tersengal-sengal ketakutan. Tangannya yang sedari tadi mencoba melepaskan tangan dingin lelaki ini juga tidak berhenti bergetar. matanya semakin membulat ketika tahu bahwa tangan besar itu adalah milik Chanyeol.

Tidak, tolong jangan lagi.

~TBC~

I'm Not Yours (Complete)Where stories live. Discover now