Prolog

161 9 10
                                    

Mengertilah!

Tuntutan hidup dan takdir seharusnya membuatmu dewasa dan belajar dari semua itu.

+-+

Pernahkah kau merasakan kehilangan kedua orang tuamu secara bersamaan?

"Itu sebuah kecelakaan aku-aku bahkan tidak bisa-" tangisan keras seorang laki-laki berusia lima belas tahun di tepi jalan membuat semua orang yang mengerubunginya menggelengkan kepala.

Laki-laki itu mengintip dari sela gerombolan yang mengerumuninya, seorang wanita paruh baya yang pernah menolongnya tergeletak di tengah jalan, beberpa pengendara menatapnya jijik dan tidak habis pikir.

"Ini semua gara-gara aku,"

+-+

Pernahkah kau menemukan seseorang yang sangat berarti dalam hidupmu dan berfikir 'Aku tidak akan pernah mengecewakannya atau meninggalkannya'

"Udah ngomongnya?" tanya Laki-laki santai sambil menghentikan dorongan di pundaknya dengan menggenggam kedua tangan Gadis itu.

"Gak usah baper deh, gue lakuin itu cuman nganggep lo sebagai adik," Gadis itu menunduk, tak lama dia mengerang, melepas genggaman laki-laki berparas tampam itu.

"Gue gak baper ya, dasar lo kutil kuda,"

Dan tak lama kau bersyukur pada-Nya.

"Ya Tuhan, terimakasih masih ada orang baik seperti dia di hidupku,"

+-+

Pernahkah kau mencoba berdamai dengan masa lalu, tapi malah memperkeruhnya?

"Bersitatap saja enggan, bagaimana lagi jika mengobrol? Pasti dia sudah meludahiku," kata laki-laki yang duduk di kursi roda itu.

"Kamu kan belum mencobanya, cobalah, memang banyak kemungkinan baik dan buruk ketika kau mencobanya nanti, tapi mencoba berdamai dan minta maaf padanya adalah kemajuan yang sangat pesat," kata pria berjas putih yang selalu mengalungi stetoskop.

"Dokter bisa bantu saya?" Yang ditanya tersenyum lebar.

+-+

Hai! Aku tidak ingin disebut korban broken home meskipun aku memang.

Aku juga tidak ingin disebut sebagai pacar seorang pembunuh.

Apalagi seorang adik yang menyukai kakak kandungnya sendiri.

Kadang aku berfikir kenapa dunia bisa begitu kejam padaku, lalu aku sadar.

Dunia mencoba mendewasakanku, lewat masalah-masalah yang kuhadapi dulu, sekarang, dan nanti.

Tapi aku terlalu naif berkifir seperti itu dulu, aku semacam tidak kepikiran sampai ke situ.

Ini kisahku, selamat membaca!

Ps: Ini sebenarnya project series, tapi aku pengin tanya kalian, pembaca, pengen dilanjutkan jadi series atau enggak?

Pss: Hargai Author ya :)

Psss: Jangan sekali-kali jiplak cerita, kalian gak akan pernah tahu dari mana ide buat bikin cerita ini, kalo sampek ada, benar-benar ada, pikiran mereka cekak, gak kreatif, noob! Pembaca bantu author buat ngawasin ya :). Makasih ;)

PIECES ✔Where stories live. Discover now