9.

18 1 0
                                    

"Apa yang bisa dilakukannya? Mungkin dia hanya bisa menangis dan meratapi bahwa semua ini salahnya,"

🍃

Stella memeluk lutut didepan dadanya sambil terbaring di kasur, entah kenapa perasaan bersalah merasuki pikiran dan hatinya.

Kenapa harus ketemu dia coba?

Kenapa dia --setelah sekian lama menghilang-- balik lagi ke hidup gue?

Ingin rasanya Stella menghilang berbulan-bulan, bertahun-tahun jika perlu, tapi dia berpikir dua kali untuk melakukan itu.

Dia bisa saja kabur sekarang, tapi suruhan Gerard ada dimana-mana, jika Stella pergi ke luar kota bagian barat, akan ada paman dan suruhan pamanya yang siap membantu Gerard mencari Stella.

Begitu juga di bagian timur, selatan dan utara, Stella seperti terkekang, dikurung dengan kurungan besar dalam di tempat tinggalnya sehingga dia tidak bisa keluar kemana-mana.

Satu sisi Stella membenci kenyataan bahwa dia terus diawasi oleh orang suruhan Gerard, tapi sisi lain, Stella bersyukur masih ada Gerard yang melindungi dan menyayangi Stella disaat semua tidak.

-+-

"Stella?"

Stella menoleh, Gerard membuka pintu kamar Stella dengan pandangan lesu dan bersalah.

"Nix, masuk rumah sakit,"

Tubuh Stella membatu seketika, tidak bisa berkata-kata tapi cucur air dari matanya menyatakan perasaan bersalah dan kesedihan.

Dia tahu penyebabnya, mungkin jika ditanya Mrs. Geraldine, Stella akan jujur saja karena dia muak terus berbohong pada semua orang.

"Sayang," Gerard mendekap Stella seakan Stella adalah benda rapuh.

"Ini salah Stella dad," katanya meronta.

"Kita kesana sekarang ya?" Kata Gerard memapah tubuh Stella, membawanya ke mobil dan mengantar Stella ke rumah sakit.

-+-

Stella berlarian dari parkiran menuju koridor, segera dia bertanya pada resepsionis dan langsung menuju tempat Nix dirawat.

"Stella, pelan-pelan!" kata Gerard nyaring.

Stella melihat Mrs. Geraldine yang dipeluk seorang laki-laki kurang lebih berumur delapan belas tahun, ia segera menuju kesana dan memastikan bahwa itu benar-benar Geraldine.

"Stella?" Geraldine terkejut dengan siapa yang datang dihadapanya saat ini.

"Tante, Stella minta maaf," kata Stella terkulai lemas, dia terduduk didepan Geraldine yang duduk di kursi.

"Stella ini bukan salah kamu, bangun duduk disini, cerita sama tente," Lengan atas Stella diangkat Geraldine dan di dudukan disebelah kirinya.

"Ini salah Stella, Stella yang bikin Nix khawatir, Stella yang bikin kepala Nix kena pukul sama temen Stella," tangisnya masih berderai.

"Salah tante juga yang sudah nyuruh Nix nyusulin kamu," Stella menggeleng.

"Nix udah bener nolak ajakan Stella ke sekolah,"

PIECES ✔Where stories live. Discover now