2.

44 6 0
                                    

"Jaga dirimu, dad sudah menyuruh Phoenix untuk menemanimu,"

🍃

Stella dan Gerard sudah ada dirumah lima menit yang lalu, setelah menemani Stella membeli perlengkapan sekolah, Gerard mendapat telepon dari kantor diminta untuk segera menuju kantor.

"Dad harus pergi, kantor ada masalah, apa kau akan baik-baik saja?" tanya Gerard.

"Ya, tentu saja, apa dad pikir aku akan membakar rumahku sendiri?" tanya Stella dengan gurauan, Gerard hanya menepuk puncak kepala Stella yang sedang duduk di sofa.

"Tidak, dad hanya takut kau mati kebosanan, oleh karena itu~ permisi, aku harus menelfon seseorang," kata Gerard lalu memencet-mencet ponselnya lalu menempelkannya di telinga.

Stella membongkar tas belanjaannya, menyusunnya di meja, sambil meneriakkan pembantunya untuk membawakan minum.

"Okay, terimakasih," Gerard mengakhiri penggilan.

"Stella, aku harus berangkat sekarang, jaga dirimu, dad sudah menelfon Phoenix untuk menemanimu," kata Gerard lalu meninggalkan putrinya dalam kebingungan.

"Dad? Kau yakin?" tanya Stella setengah berteriak.

Tidak ada jawaban dari Gerard hanya suara mobil yang meninggalkan rumah.

"Astaga, aku gugup," kata Stella lirih lalu merapikan meja dan membawa barangnya ke kamar.

Pembantunya kemudian datang mengetuk kamar, "Ada apa bi?" tanya Stella.

"Anu, saya mau ijin jenguk anak saya non," Stella menoleh seketika.

"Anak bibi sakit apa bi?" tanya Stella.

"Demam berdarah non, sudah tiga hari opname di rumah sakit,"

"Yasudah bi, nggak papa, titip salam ya, semoga cepat sembuh, bawain tart yang ada dikulkas buat dia ya bi,"

"Tapi non, kan belum non makan,"

"Justru itu, bukannya Stella gak suka sama kue-nya, Stella lagi kenyang bi,"

"Wah, makasih lo ya non," Stella mengangguk beberapa kali.

Pembantunya keluar dari kamar Stella diikuti Stella yang sudah mengganti celananya menjadi celana pendek sepuluh senti diatas lutut, "Oh ya bi, sebelum bibi berangkat, buatin minuman satu lagi ya, terus nanti taro kulkas aja, temen Stella mau kesini soalnya,"

"Iya non, sama kayak non tadi aja ya?"

"Iya,"

Stella menyalakan televisi lalu duduk melipat tanganya didepan dada.

"Saya permisi ya non,"

Stella menoleh, "Iya bi, hati-hati dijalan," kata Stella.

Rasa bosan memenuhi ruangan, Stella juga dipenuhi rasa bosan, dia kembali memikirkan Phoenix yang disuruh ayahnya untuk menemaninya.

Phoenix adalah anak tengah Mrs. Geraldine, apa yang akan dilakukannya ketika mereka bersama nanti?

Dan satu lagi yang membuat Stella berfikir sambil menebak-nebak, Phoenix  ini cewe atau cowo?

Ketukan beruntun menghujani pintu rumah Stella, ketika Stella bangkit untuk membukakannya, Stella mendengar umpatan yang cukup keras.

Stella ragu, namun akhirnya membukakan pintu, hanya orang-orang kurus yang mampu melewatinya.

PIECES ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora