3.

33 5 0
                                    

"Hampir aja lo ilang, pendek sih,"

🍃

Mobil yang dikendarai laki-laki berusia lima belas tahun itu perlahan memasuki parkiran dalam bangunan berlantai dua yang megah yang telah dilewatinya.

"Gue iri deh sama lo, masa baru mau masuk SMA udah di bolehin bawa mobil," kata Stella cemberut, Nix disampingnya hanya bisa tersenyum miring.

"Gue belajar ginian karena mama sama papa gak bisa tiap hari nganterin sekolah, dulu waktu gue SMP gue malah disuruh nebeng sama tetangga gue yang satu sekolah," jelas Nix sambil membelokkan setir beberapa kali untuk mencari tempat parkir yang kosong.

"Terus dibolehin?" tanya Stella.

"Lo bisa lihat sendiri," kata Nix mengangkat bahu, setelah memarkirkan mobil dengan benar, Nix dan Stella keluar dari mobil dan masuk ke mall.

Deretan kios bertema 'summer' terpampang didepan mereka bak deretan kios yang menyambut pembeli, ketika mereka baru satu langkah maju, banyak orang berdatangan dan pergi disaat bersamaan membuat Stella kebingungan mau kemana.

Ketika menoleh kebingungan untuk mencari Nix, sebuah tangan dingin menggenggam tangannya dan membawanya keluar dari kerumunan.

"Hampir aja lo ilang, pendek sih," kata Nix dengan ekspresi datar tanpa melepaskan tangannya dari milik Stella.

Stella hanya cemberut, memilih bersabar sambil menggoyang goyangkan tangan kirinya, "Diem," tegur Nix masih tanpa ekspresi.

"Gak asik lo, pake jaim segala," kata Stella, tangan kanannya menepuk lengan Nix berkali-kali.

"Diem!" kata Nix sekali lagi.

Tanpa banyak bicara Stella melakukannya. Selagi mengikuti Nix berjalan menyusuri koridor ramai penuh orang, mata Stella berkelana mencari barang yang sekiranya menarik perhatiannya.

Tapi nihil, entah barang yang dijual di toko-toko tersebut yang kurang menarik atau selera Stella yang tinggi, tak lama Nix berbelok membuat tangan Stella ikut tertarik mengikuti Nix.

"Kalo belok bilang ih," kata Stella menepak lengan Nix sekali lagi, dan masih tidak sadar jika tangan satunya di genggam Nix.

"Udah diem, lo ikut apa nungguin disitu?" tanya Nix menunjuk sofa panjang di dekat pintu masuk kios.

"Gue duduk aja deh, cape ngikutin lo," kata Stella lalu berbalik hendak berjalan menuju sofa, tapi lengannya terangkat dan Stella terpelanting kembali ke posisi semula, Nix sudah ada didepannya.

"Jangan sampe gue marah sama lo," kata Stella menatap bengis Nix, Nix hanya menampilkan smirk andalannya.

"Makanya lepasin," kata Nix akhirnya setelah saling menatap.

"Mbak-mas, jangan halang-halangin orang masuk dong," lantas keduanya menoleh, pegawai kios yang mengenakan seragam merah hitam menatap Stella dan Nix sinis.

"Ini juga mau pergi," kata Stella lalu mencoba melepaskan tangan Nix yang menggenggam semakin erat.

"Woy! Astaga sakit," setelah mendengar itu, tangan kanan Nix terbuka.

"Sorry," katanya singkat lalu berbalik dan berburu tas, sedangkan Stella terus menggoyangkan tangannya.

-+-

Siapa sangka laki-laki berambut setengah pirang itu termasuk tipe cowo yang suka berbelanja, Stella yang mengikutinya sudah bolak-balik masuk kios sampai lima kali seingatnya.

PIECES ✔Where stories live. Discover now