Berkeliling

76 9 0
                                    


Sabriel memasuki apartemennya. Luasnya sekitar 750m termasuk balkonnya. Kesannya terbuka, bahkan dari ruang kerja Sabriel bisa melihat seluruh pulau. Ada 1 kamar utama dan 1 kamar tamu, ruang makan dan dapurnya berdampingan, kamar mandi hanya ada 1 diantara kamar utama dan juga kamar tamu, lalu juga ada ruang santai, dan ruang kerja, dibalkon juga terlihat kosong. Semua dinding terlihat polos, Sabriel tidak melihat warna apapun selain putih polos


"Kau pasti bercanda, apa benar kakekku yang memilih tempat ini?" tanya Sabriel pada asistennya, Sallyna Licown.


"Memang benar, Nona. Beliau ingin agar tempat ini tidak ada pola apapun, karena dia tau anda akan menghias seluruhnya," jawab Sallyna.


"Kedengarannya seperti hal yang akan dilakukan kakekku" ujar Sabriel setuju. "Baiklah, aku akan pergi setelah ini."


"Satu lagi Nona Sabriel, ini hadiah untuk anda." Sallyna mengeluarkan sebuah kartu kredit perak dengan tulisan PREMIUM CARD emas. "Anda bisa membeli benda apapun yang ada dipulau ini dengan gratis jika kau menunjukkannya,"


Sabriel meraih kartu itu.


"Hanya berlaku dipulau ini?" tanya Sabriel.


"Tidak juga, hal yang sama juga berlaku ditempat lain, tapi hanya yang sudah atau pernah menjalin kerjasama dengan perusahaan ini," jelas Sallyna.


"Um, ya. Terimakasih..."


"Nah, sekarang aku akan pergi. Aku akan kembali besok, senang bisa bertemu dengan anda Nona Sabriel, terimakasih atas kerjasama anda," pamit Sallyna Licown, kemudian pergi.


Sabriel menatap kartu ditangannya.


Sabriel melirik ke arah ruang kerja. Ia mengambil satu slingback warna putih dengan corak biru-hijau, dan mengikat rambutnya gaya ekor kuda. Lalu, ia memasukkan beberapa barang kedalam tasnya, dan pergi keluar. Apartementnya berada dilantai 4, sekaligus apartement terbesar diblok itu. Sabriel memasuki lift lalu keluar di lobi. Sabriel segera saja keluar dari gedung dan berkeliling pulau itu.


(..)


Sabriel baru saja selesai membeli semua barang yang diperlukannya untuk menghias seluruh apartementnya.


"Sekarang aku hanya perlu membeli beberapa buku untuk rak buku baruku," gumam Sabriel.


Saat ia mulai menyusuri jalanan, sekilas ia melihat beberapa pria berbadan besar, entah kenapa Sabriel merasa ada yang aneh dengan kepala mereka. Sebenarnya, ia penasaran. Tapi, ia lebih memilih tidak ikut campur.


Sabriel menemukan satu toko buku bernama Campanilla didekat pantai, bangunan berlantai dua dengan nuansa khas Venesia, yang membuatnya menarik ada pipa seperti menara lonceng di dekat pintu. Saat Sabriel memasuki toko tersebut, alih-alih terlihat seperti toko buku yang dipenuhi buku-buku baru dan tersusun-susun dalam etalase, justru toko ini terlihat seperti perpustakaan tua yang terkesan santai, ruangan besar itu dihiasi lampu gantung indah yang besar. Disetiap kacanya terdapat lukisan abstrak tentang sesuatu, mungkin sejarah. Disetiap dindingnya berupa rak buku yang dipenuhi banyak sekali buku, koran, bahkan gulungan-gulungan kertas tersusun rapi disana. ーIngat perpustakaan didalam istana di film Beauty and The Beast? Kurang lebih mirip seperti itu.ー


"Indah..." gumam Sabriel.

"Ada yang bisa kubantu, gadis muda?" sahut seseorang dibalik tumpukan buku diatas meja. Sabriel berbalik.

Muncullah, seorang wanita tua muncul dari balik tumpukan buku. Rambutnya beruban, dengan wajah agak keriput, warna matanya seperti coklat hazelnut. Ia menatap Sabriel dengan senyum yang terlihat hangat.

"Ah, aku ingin membeli beberapa buku," Sabriel mengambil sebuah buku tebal dan membaca judulnya, "Heroes of Olympus, The Blood of Olympus, kelihatannya menarik."
Wanita itu tersenyum. "Memang, ditulis oleh penulis yang cukup hebat. Aku suka caranya menyajikan mitologi-mitologi tersebut. Apa kau percaya tentang mitos? Gadis muda?",

"Em... Entahlah," jawab Sabriel agak ragu.

"Kau harus belajar, gadis muda. Siapa namamu?"


Sabriel tidak paham apa yang dimaksud wanita tua ini tentang belajar, tapi ia menjawab pertanyaannya.

"Sabriel, namaku Sabriel..."

"Nama yang cantik, Sabriel juga adalah nama dari ksatria wanita pertama yang memimimpin pasukannya hingga memenangkan perang," jelas wanita itu sambil mengambil beberapa buku dari tumpukan diatas meja. Lalu, memberikan buku-buku itu pada Sabriel. "Ini buku-buku rekomendasiku, semuanya berisi cerita-cerita asli yang tentu saja menarik,"

"Terimakasih, Nyonya..."

"Panggil aku Bibi Katie, rossa (Bunga Mawar). Kau bisa memilih apapun yang kau mau."


Sabriel mengerjap kaget, dia merasa tidak menyebutkan nama belakangnya, darimana wanita itu tau.

"Te-terima kasih, Bibi Katie..."



Hai-hai! Pertemuan misterius Sabriel dengan wanita tua yang patut dicurigai. Waduh? Tunggu chapter selanjutnya ya!

Sabriel and The World of MythWhere stories live. Discover now