First Day School

68 5 0
                                    

3 hari berlalu setelah Sabriel bertemu dengan Sania dan Kevin di Sunny a Sunde Day. Ini hari pertamanya di pusat pendidikan.

Pusat pendidikan itu dibagi 4 jadi tingkatan. Topaz untuk Anak dibawah 12 tahun, Ruby untuk anak berumur 12-14 tahun, Emerald untuk anak berumur 15-17 tahun, dan Pearl untuk anak berumur 18 tahun, dan satu lagi, Diamond untuk murid-murid terpilih, berkisar dari kelas Ruby, Emerald, dan juga Pearl, dan konon semua yang berada di kelas ini adalah murid-murid dengan bakat istimewa, dan beberapa aneh.

Setiap anak harus memakai salah satu dari bawahan atau atasan untuk membedakan tingkatan mereka. Motif kotak-kotak kuning-hitam untuk tingkat Topaz, motif kotak-kotak merah-hitam untuk tingkat Ruby, motif kotak-kotak hijau-hitan untuk tingkat Emerald, motif kotak-kotak putih-hitam untuk tingkat Pearl, dan khusus kelas Diamond, memakai motif zig-zag dengan warna sesuai asal tingkatan, misalnya dari tingkat Emerald memakai motif zig-zag warna hijau-hitam.

Sabriel mengenakan rok kotak-kotak hijau-hitam, blus putih, dan jaket biru langit. Sabriel memasuki kelas paginya, kelas bahasa inggris. Sabriel memasukinya bersama seorang guru pria.

"Nah, anak-anak. Kalian punya teman baru. Silahkan perkenalkan diri anda..." kata Guru tersebut. Satu kelas itu lansung kasak-kusuk tidak jelas.
Sabriel berusaha untuk mengendalikan ekspresi wajahnya agar tetap datar.
"Namaku Sabriel ..." perkataan Sabriel terhenti saat ia menyadari ada wajah familiar disalah satu sudut kelas. Mata coklat yang cerah. Sabriel tersenyum kecil saat menyadari itu adalah Sania Licown. "... Namaku Sabriel Rosalita, salam kenal..." lanjut Sabriel.
Hampir seisi kelas terkesiap kaget, bahkan guru itu sendiri.
"Eee... Mungkin kau bisa duduk sekarang, eee... Nona..."
"Tolong pak, anggap saja aku muridmu karena sekarang aku memang murid anda..." kata Sabriel sopan.

Ada 4 kursi kosong. Salah satunya kursi disebelah Sania, sekaligus kursi paling belakang. Sabriel tanpa ragu lansung duduk disana.
"Hai Sania..." sapaku.
"Hei! Senang mengetahui kita dikelas yang sama." sahut Sania. Ia mengenakan kemeja putih dibalut rompi tanpa lengan motif kotak-kotak hijau-hitam, rok sutra warna peach selutut.
"Pasti..." Sabriel tersenyum kecil.
"Jika kau ingin menanyakan sesuatu, jangan ragu untuk mengatakannya lansung padaku..." kata Sania.
"Apa aku terlihat seperti, meminta kurir agar menyampaikan pada seseorang kalau aku ingin bertanya?..."
Sania terkekeh. "Kurasa tidak, tapi bagi yang belum mengenalmu pasti menjawab 'mungkin'..."
"Hmm... Kurasa memang akan seperti itu, jadi? Setiap 1 sesi pembelajaran terdapat 3 pelajaran yang diajarkan, benar?" tanya Sabriel.
Sania mengejap, terkejut. "Darimana kau tau? Ini kan hari pertamamu..."
Sabriel mengangkat bahu. "Yeah, katakan saja aku dapat kuliah singkat dari Si Wajah Senar itu...."
"Wajah-- apa? Maksudmu Yourel?"
Sabriel mengangkat alis mengiyakan.
Sania tersenyum misterius. "Ada apa diantara kalian berdua? Maksudku, Yourel tidak pernah terlihat begitu akrab dengan seorang cewek. Bagaimana bisa kalian begitu dekat dalam waktu 2 hari?" tanya Sania ingin tau. Ekspresi Sania yang berbinar-binar, mengingatkan Sabriel pada dirinya sendiri saat dirinya membaca novel romansa.
Sabriel teringat, bagaimana tiga monster mengerikan mengejarnya, jika Yourel tidak menyekamatkannya waktu itu, Sabriel pasti tidak akan ada disini. Atau mungkin hari itu, seisi pulau akan gempar karena tuan putri keluarga pemilik pulau tewas dibunuh preman pasar. Sabriel seketika mengusir pikiran buruknya itu. Ia kembali menatap Sania ragu.
"Mungkin... Kuceritakan lain kali tidak apa kan?"
"Ya, tidak apa-apa. Setelah ini kau kelas apa?" tanya Sania.
"Um... Robotika?..."
"Kurasa kau akan bertemu Kevin. Aku ada kelas ekonomi, lalu Biologi. Setelah itu pulang..."
"Setelah robotika, aku ada kelas sejarah. Apa aku boleh pulang setelah itu?" tanya Sabriel sambil menatap jadwal pelajaran miliknya.
"Tentu saja, besok aku akan masuk sesi siang. Bagaimana denganmu?"
"Ah... Kurasa aku juga, kelas sejarah, bisnis... Sial, kakek, kau benar-benar..."
"Ada apa? Dapat kelas bisnis? Aku juga ada di sesi sore hari senin." kata Sania menenangkan Sabriel.
"Aku ada 3 kali kelas bisnis dalam seminggu, yang benar saja. Oh! Aku ada kelas olahraga besok!..."
Mata Sania melebar. "Sungguh? Itu kelasku yang sama dengan Kevin!" sahut Sania bersemangat. Sabriel mengerjap kaget. Wajah Sania memerah. Panik dan malu. "Uh!... Anu! Bukan-bukan! Kelas olahraga itu kelas saat aku, Kevin, dan Yourel berada dikelas yang sama! Iya, seperti itu! Dan..."
Sabriel menepuk tangan Sania dan menggenggamnya. Sabriel tersenyum lembut.
"Kau bahagia, itu sangat terlihat dimatamu, Sania." kata Sabriel.
"Sungguh?" tanya Sania mulai rileks. Sabriel tersenyum dan mengangguk. Sania ikut tersenyum. "Besok, kita berempat akan berada dalam satu kelas yang sama! Aku tidak sabar!"
"Iya, itu berarti aku akan sekelas dengan Si pecundang itu..."
Sania terkekeh pelan.

Sabriel and The World of MythWhere stories live. Discover now