Hanya 1 Hari ( agak ) Normal

46 7 3
                                    


"Kau Sabriel Rosalita kan?"
"Eh?!"

Yourel menatap Zender Whitedork tajam. Zender menyeringai.
"Apa maumu Whitedork?"
"Hanya ingin mengetes... Kau pernah merasakannya ya kan? Tomokami..."
Sabriel menatap mereka berdua bingung. "Apa--"

Tap! Tep!

Sedetik kemudian, yang Sabriel sadari adalah tinju Zender ditahan oleh Sabriel, dan tangan Yourel menahan pergelangan tangan Zender. Kapan Zender melayangkan tinjunya? Bagaimana bisa aku menahan kepalannya secepat itu?
"Kau kuat, dan cepat. Bahkan Tomokami kalah darimu..." Zender menyeringai. Ia masih belum menarik kembali kepalannya.
"Persetan, menjauhlah!" desis Yourel.
"Apa kalian tidak ingin mengetahui tentang jati diri kalian?..." bisik Zender. Tapi Sabriel dan Yourel bisa mendengarnya dengan sangat jelas. Mereka terdiam.
"Riel! Sabriel!" panggil seseorang dari ujung lorong. Kevin dan Sania berlari ke arah mereka.
"Whitedork! Hentikan!" sahut Sania.
Zender melirik Sania kesal. Ia memutar bola mata dan melepaskan kepalannya dari genggaman Yourel. Ia berbalik dan berjalan menjauh. Ia menoleh sedikit tepat menatap mata biru malam Sabriel.
"Aku akan mengawasimu..."

(..)

"Sabriel, es milikmu meleleh tuh..." tegur Sania.
Sabriel mengerjap. Neopalitan parfaitnya sudah mulai menetes-netes. Ia belum menyentuhnya sama sekali.
"Sudahlah Sabriel, tidak usah dipikirkan..." kata Kevin.
Aku tersenyum simpul. "Terimakasih." lalu memakannya.
Kevin melirik Yourel yang duduk disampingnya dengan pandangan heran.
"Sudahlah, Riel! Sabriel sudah biasa saja, dan kau masih saja cemberut. Ada apa denganmu?"
"Oh ayolah! Whitedork sudah keterlaluan! Apa kau ingat apa yang terjadi dengan anak kelas Ruby? Bahkan tangannya masih belum pulih!" sahut Yourel dengan marah.
Sania menyedot lemonade miliknya. "Pasti ia punya alasan khusus untuk melakukan ini semua..."
"Ya! Seperti, biar mereka tau kalau Zender Whitedork adalah serigala yang menyeramkan." timpal Kevin dengan nada dibuat-buat.
"Tunggu, tadi itu bukan yang pertama kalinya?" tanya Sabriel. Sania menggeleng.
"Yourel juga pernah mengalaminya..." kata Kevin disusul dengusan kesal Yourel.
"Ayo, Putri Mawar! Bibi Cassie dan Paman Charlie menunggumu. Kau tidak ingin terlambat di hari pertamamu bekerja kan?" Yourel bangkit.
"Oh oke,"
"Sabriel? Kau bekerja sambilan?" tanya Sania terkejut. "Sejak kapan?"
Sabriel mengangkat bahu. "Ya, aku perlu uang tunai juga. Kemarin lusa aku meminta Bibi Katie untuk bekerja di Campanilla. Dia dengan senang hati menerimaku. Aku akan kerja sambilan disana hingga waktu makan malam saja. Bibi Katie bilang aku boleh menyesuaikan jadwal kerjaku dengan sekolah. Hari ini, hari pertamaku..." jawab Sabriel.
"Kalau begitu, semoga beruntung!" kata Sania.
"Sampai jumpa Yourel, Sabriel." sambung Kevin.
"Sampai jumpa," balas Yourel.
Sabriel menoleh pada Sania dan Kevin. "Aku yang bayar kali ini, aku akan menghubungimu Sania. Dah!..."

(..)

"Hai Rossa? Bagaimana harimu?" sapa Bibi Katie.
Sabriel tersenyum. "Baik bi, aku boleh memulainya sekarang?"
Bibi Katie tersenyum. "Itu mejamu, Sayang. Kurasa kau tau apa yang harus kau lakukan kan?" Bibi Katie menunjuk ke meja kerja disamping tangga lorong yang menghubungkan rumah Bibi Katie dan perpustakaan sekaligus toko buku ini.
"Aku tau tugasku, terimakasih..."

Sabriel menggantung tasnya dikursi. Dan duduk di meja kerjanya, lebih mirip meja kasir tapi tanpa mesin kasir. Sabriel mengecek laci meja kayu jati itu. Hanya ada beberapa kertas dan dua buah buku tua. Diatas mejanya juga kosong tidak ada apapun.
Sabriel berdiri dan mulai merapikan buku-buku yang berada diatas meja-meja pengunjung. Ia mengecek setiap buku dan mengembalikannya ke rak yang benar. Sabriel juga menata lagi kursi dan meja yang berantakan. Dan membersihkan rak demi rak buku. Ia mengecek setiap urutan ensiklopedia yang ada di rak paling atas. Mudah melakukannya karena perpustakaan ini memiliki tangga geser kayu.
"Oi!" panggil seseorang.
Sabriel terkejut dan refleks lansung mencoba menjaga keseimbangannya. Hampir saja ia jatuh dari tangga itu.
"Kau mengejutkanku! Bagaimana jika aku jatuh?" bentak Sabriel kesal pada Yourel. Ia berada tepat dibawah tangga dan memegangi tangga itu.
"Maaf-maaf, aku tidak bermaksud begitu." kata Yourel. Sabriel mendengus. Ia mengambil beberapa buku ensiklopedia yang tebal.
"Wajah Senar! Tangkap!" Sabriel menjatuhkan buku itu pada Yourel yang ada dibawahnya.
"Wow! AW!!..." Yourel hampir terjatuh setelah menangkap buku-buku tebal itu. Itu lumayan berat.
Sabriel turun dari tangga, ia menatap Yourel lalu menghela nafas. Sabriel mengambil sebagian buku di tangan Yourel. "Ikuti aku, Wajah Senar..."
"Kau kuat juga Putri Mawar..." Yourel berjalan mengikuti Sabriel yang berjalan ke arah rak didekat pintu keluar.
"Maksudmu?"
"Buku-buku ini bisa membuat makhluk keparat itu kembali ke Tartarus dalam satu serangan, kau tau?"
Sabriel terkekeh geli. Ia menoleh pada Yourel. "Kedengarannya pantas dicoba. Tolong bawakan sebentar..."
Sabriel kembali menaiki tangga. "Tolong buku yang pertama, aku sudah mengurutkannya tadi..."
Yourel menatap tumpukan buku yang dibawanya. Ia memberikan buku teratas pada Sabriel. Sabriel menatanya ke dalam rak.
"Kau baik-baik saja?" tanya Yourel sambil memberikan buku pada Sabriel dan menggeser tangga.
"Ya aku baik, kenapa?"
"Tidak, tidak apa-apa..."
"Ada hubungannya dengan Whitedork?" tebak Sabriel.
"Jangan dengarkan dia, Rosalita. Apapun yang ia katakan jangan dengarkan..."
"Ada apa dengan dia?"
Yourel menghela nafas. Ia memberikan buku terakhir pada Sabriel. "Lain kali saja, oke? Lanjutkan kerjamu. Aku mau ke kamarku dulu..." Yourel lansung pergi berlalu meninggalkan Sabriel.
Sabriel kebingungan, ia hendak kembali ke mejanya saat mendengar bel tanda ada pelanggan masuk berdenting. Sabriel menoleh dan melihat ada sosok laki-laki umur 14 tahun memasukki Campanilla.
"Maaf aku ingin meminjam buku tentang hukum sosial. Apa ada?" tanya laki-laki itu.
Sabriel tersenyum. "Tunggu sebentar,"
Tak lama kemudian, ia kembali dengan buku kira-kira setebal 300 halaman dengan sampul abu-abu gelap.
"Ini dia, buku ini sangat lengkap. Aku bisa jamin. Kalau kau susah memahaminya, kau bisa datang lagi kesini. Aku akan membantumu. Jadi kau ingin pinjam untuk berapa hari?" tanya Sabriel.
"Kira-kira seminggu." jawab anak itu.
"Baiklah, kau harus mengembalikannya tepat waktu. Kau bisa membayarnya saat waktu pengembalian buku. Jika tidak kau akan kena denda, begitu juga jika hilang. Kau harus membayarnya." Sabriel mengambil kartu buku dari bagian belakang buku lalu menulis tanggal pinjam dan kembali. Ia juga menuliskannya pada buku pinjam.
"Tolong namamu dan tanda tangan juga. Disini..." pinta Sabriel.
Selama anak itu mengisi data, Sabriel menyadari anak itu memakai celana motif zig-zag warna hitam dan merah. Anak ini berasal daru kelas Diamond tingkat Ruby.
"Sudah selesai..." kata anak berambut hitam itu.
Sabriel tersenyum. "Terimakasih, eee... Norman."
"Terimakasih kembali, Rosalita." sahut Norman. Sabriel tercengang sesaat.
"Bagaimana...?"
"Seisi Pulau sudah mengenalimu. Kau masuk berbagai koran, majalah, bahkan tabloid."
"A-apa?" pikiran Sabriel lansung mengarah ke satu orang. Kakek... Sabriel memutar bola mata kesal. "Terimakasih Norman. Jangan lupa kau harus mengembalikannya tepat waktu."
"Baiklah, semoga harimu menyenangkan..."
"Kau juga..."

(..)

Sabriel bersiap untuk pulang ke rumah.
"Bagaimana hari pertamamu nak?"
Sabriel menoleh, ia mendapati seorang pria paruhbaya baru saja menuruni tangga lorong dan berdiri didekat mejanya.
"Sangat berkesan Paman Charlie. Terimakasih..."
"Kau bisa makan malam dulu bersama kami, lalu Yourel bisa mengantarmu pulang dengan motornya. Lagipula ini sudah gelap." tawar Paman Charlie.
"Tidak terimakasih, aku akan segera pulang."
"Tidak Putri Mawar. Aku tidak akan mengantarmu pulang sebelum aku atau kau makan malam." kata Yourel yang baru saja muncul dan berdiri di samping Paman Charlie.
Sabriel mengangkat bahu. "Terserah saja."
"Hei, apa kau lupa tentang Makhluk Keparat?" tanya Yourel. Sabriel terhenti. Dia benar-benar lupa. Hari ini terasa normal, hari paling normal setelah ia menginjakkan kaki di pulau ini. Meski hari ini masih ada kasus Zender. Tapi tetap saja...
"Oke-oke. Setelah itu antar aku pulang!"
"Baiklah Putri Mawar. :) "

(..)

Hai-hai! Maaf banget author baru bisa update. BTW chapter selanjutnya petualangan yang sebenarnya akan dimulai! Gak sabar banget! (Makanya update nya cepetin Thor! #PLAAK :v)
Oh iya, sekitar 2 atau 3 chapter lagi aku akan masukin karakter Travis Stoll dan Katie Gardner, iya dari serial Percy Jackson dan kawan-kawannya. (Author lansung teriak CALEEEOOO FOOOR LIIIFFEEEEE!!). *Ditendang ke Tartarus*. Ada juga satu karakter lagi tapi dirahasiakan. *Digebukin satu kampung*
Thanks for Reading Guys! Jangan lupa suka atau komen ya! Maaf kalau afa typo dan yang lain ( Authornya dijuluki Queen of Typo ) * Di sleading Saitama * Nah! Sampai jumpa di chapter selanjutnya! ^_^

Sabriel and The World of MythTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang