Pohon Hutan, The Black Base, dan Wadah

65 6 8
                                    

(Bersiaplah semua, ini akan jadi chapter terpanjang yang pernah kutulis. Jadi harap maklum kalau updatenya agak lama. Dan jika banyak typo harap dimaafkan, namanya juga Queen of Typo :v )

Angin kencang menerbangkan dedaunan. Melewati keempat remaja yang tengah berdiri terpukau. Menatap sekitar dengan pandangan kebingungan. Gadis berambut pirang pasir dengan mata biru malam tersentak. Ia lansung menyadarkan tiga temannya yang lain.

"Oh demi Tuhan! Sadarlah, Pikachu!" Sabriel memukul bahu Yourel keras.

"AW!! SAKIT!!"

Sabriel juga menepuk pipi Sania, lalu menjentikkan jarinya didepan Kevin. Membuat mereka tersadar.

"Hei! Itu tidak adil!" kata Yourel.

Sabriel hanya mengerutkan dahi sambil menatap Yourel.

"Kau--- Ah! Sudahlah!" Yourel memilih diam saja.

"Kita ada dimana?" Sania melihat sekeliling.

Mereka berada ditengah jalan setapak ditepi hutan dan padang rumput tinggi. Terdengar suara para serangga yang tinggal padang rumput. Hutan menyambut mereka dengan suara-suara aneh. Tak jauh didepan mereka terdapat sebuah telaga kecil.

Sabriel angkat bahu sebagai jawaban dari pertanyaan Sania.

"Guys, kau harus lihat ini! Jalan masuk kita menghilang..." suara Kevin memecah kesunyian.

"AAAPPAAAA??!"

(..)

"Kau pasti bercanda..." desis Sabriel.

Tiba-tiba, terdengar suara raungan dari dalam hutan dari arah jarum jam 4. Mereka berempat terdiam. Suara itu semakin dekat.

"Kevin, jangan katakan itu bukan suara perutmu..." kata Yourel.

Kevin memutar bola matanya. "Oke, aku tidak akan bilang..."

BLAM!!!

Sabriel dan yang lainnya menatap ke tempat seharusnya pintu itu berada. Tidak ada pintu, sebatang pohon memblokir jalan mereka tadi. Lalu terdengar suara raungan lagi, kali ini lebih dekat.

Mata hazelnut Sania membelalak lebar. Saat menyadari ada raungan lain yang menyahut. Itu lebih dati satu.

"Lari!" sergah Kevin. Ia menarik tangan Sania. Sabriel dan Yourel segera ikut berlari.

GROOAARR!!...

BRAAK!!

Sabriel melirik ke belakang, lagi-lagi hal yang ia sesali. Sabriel merutuk dirinya dan juga rasa penasarannya.

Tiga monster dengan kepala besar, berjenggot dan berambut panjang, wajah mereka jelek, mata mereka memelototinya lebar dan dengan mata merah, dari mulut mereka keluar lendir hijau menjijikkan, kulit mereka coklat seperti tanah dan ada yang berwana hijau juga. Mereka meraung saling menyahut diatas pohon yang mereka jatuhkan tadi. Kemudian, mulai mengejar mereka.

"Sial!" decak Sabriel.

"Jangan lihat ke belakang!" seru Yourel. "Lari saja lebih cepat!"

"Hebat. Terimakasih!" sahut Sabriel sarkastik.

Sabriel and The World of MythTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang