25:: Kemarahan Kakak

13.3K 1.2K 216
                                    

Semoga disiang hari ini, kalian makin panas ngebaca part ini mwuehehe🌞 anyway itu yang di mulmed si Abang Leon cayang💓

⚠LEAVE VOTE AND COMMENTS⚠

Dengan badan yang masih lemas, Vanya menggoreng telur ceplok untuk sarapan Leon. Sepertinya ia tidak akan masuk hari ini karena kepalanya terasa pening namun ia tetap memaksakan diri untuk menggoreng lauk dan memanaskan nasi untuk Kakaknya. Saat ini, jam sudah menunjukkan angka enam lewat empat puluh lima menit.

"Lo kok belum make seragam?" tanya Leon yang sudah memakai seragam sekolahnya walaupun tidak rapi.

"Em...Vanya gak sekolah hari ini ya, Kak. Oh ya, ini Vanya bikinin telor ceplok buat sara--"

"Kenapa?" tanya Leon yang melihat wajah adiknya memang seperti orang sakit.

"Em gak enak badan doang. Nih, Kak dimakan ya. Vanya udah buat." kata Vanya sembari menyodorkan piring berisi telor ceplok. Leon mendengus kesal lalu mengambilnya dan meletakan sembarangan diatas meja.

"Kalo udah tau sakit kenapa masih pake acara goreng telor segala? Istirahat sana." ucap Leon yang terdengar begitu tegas.

"Maaf. Vanya cuma mau bikinin sarapan buat Kak Leon aja..." balas Vanya yang menundukkan kepalanya dan memainkan jarinya takut.

"Gue bisa goreng sendiri. Sana, istirahat." Leon berbalik menuju ruang tamu kecil dan melepaskan tas yang tadinya terpanggul di bahu kirinya lalu melemparnya di kursi bambu. Cowok itu pun duduk di kursi bambu tersebut lalu memilih menonton TV.

Vanya yang melihat kelakuan Kakaknya itu hanya mengerutkan dahinya bingung. Ia pun melangkahkan kaki ke samping TV agar dapat melihat Kakaknya dengan jelas. "Kak Leon kok malah nonton TV? Nanti telat,"

"Gue mau bolos."

"Lah kenapa?" tanya Vanya dengan polosnya yang membuat Leon mendengus kesal dalam hati. "Bodoh." batinnya.

Leon memutar kedua bola matanya malas. "Jangan berisik. Istirahat sana. Biaya dokter mahal." cibir Leon dengan masih menatap layar TV yang menampilkan berita pagi. Vanya mendesis lalu mengerucutkan bibirnya. "Ya maaf..."

Gadis itu pun kembali masuk ke kamarnya dan menutup pintunya rapat-rapat. Leon yang melihat punggung adiknya sudah menghilang di balik pintu itu hanya bisa mendengus kesal. "Punya adek, cerewet banget."

                               🌹🌹🌹

Leon:
Gue mau ngambil job di pub malam ini. Lo bisa ke kontrakan sekarang? Jagaiin Vanya. Gue udah bilang ke ibu kontrakan jadi gak bakal ada fitnah aneh-aneh. Ty.

Sent.

Leon mengirimkan LINE message itu pada Alvito--tetangga dan sekaligus orang terpercayanya saat ini. Leon terpaksa menerima panggilan job dari Manager Pub yang berada di Ibu Kota itu karena ia mengancam akan memberhentikan kontrak.

Alvito Samudra:

Alvito Samudra:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Untuk Djingga [SUDAH TERBIT, MASIH LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang