63:: Kebenaran Terungkap

9.8K 1K 72
                                    

Play music yaaaa! Jangan diabaikan.

Song: Surat Untuk Ibu - Fiersa Besari

⚠️LEAVE VOTE AND COMMENTS⚠️

Mata gadis tersebut terbuka perlahan ketika mendengar obrolan kecil antara dua pria yang berada di kamarnya, tak jauh dari kasur dimana ia terbaring. Ia pun mengubah posisi menjadi duduk dan meringis pelan saat merasakan kepalanya yang terasa berat. Dua sosok pria yang sedang berbincang kecil kini mengalihkan pandangannya pada gadis yang baru terbangun tersebut. Pria yang berusia empat puluh tiga tahun tersebut terlihat mendekati kasur dimana Vanya berada.

"Masih sakit?" tanya pria tersebut yang membuat Vanya mendongakan kepalanya dan melihat jelas wajah pria yang selama lima tahun lenyap dari hidupnya. Ia menatap tajam manik coklat milik pria tersebut.

"Kenapa Papa kembali disaat kayak gini? Harusnya Papa kembali sebelum Mama pergi untuk selamanya! Harusnya kita dapat merasakan keluarga lengkap yang hangat walaupun dalam waktu yang singkat!"

"Vanya sayang, izinin Papa untuk menjelaskan semuanya. Tapi kamu makan dulu ya? Abis itu minum obat biar tubuh kamu fit lagi." ucap Darrel yang hendak menyentuh pundak anak gadisnya namun Vanya menepisnya. "Vanya mau denger penjelasan dari Oma, Opa, dan Papa sekarang."

"Iya sayang, tapi makan dulu ya sama minum obat."

"Enggak!"

Leon yang sedaritadi terdiam kini mengangkat bicara. "Nya, jangan kayak begini."

"Udah gapapa, Leon." ucap Darrel yang melirik putra sulungnya sembari tersenyum. "Oma sama Opa ada di ruang tamu. Mereka khawatir dari semalem sama kamu."

°•°•°•°

"Dulu, Mama punya masalah psikologi akibat orangtua kandungnya meninggal. Mama gak mampu untuk mengontrol emosi dan bertindak semaunya hanya untuk mencari perhatian." jelas Leo—Opa
yang membuat Vanya mengerutkan dahinya bingung namun tak dapat ditutupi, gadis tersebut cukup terkejut saat mendengarnya.

"Oma sama Opa selaku orangtua angkat Mama, sudah menyerah. Sampe akhirnya, Oma tersulut emosi karena sifat Mama kamu. Sebenarnya, Oma gak setuju sama pernikahan Mama kamu sama Papa. Tapi karena Papa—anak kandung kesayangan Oma, Oma membiarkan Papa kamu menikah dengan Mama walau sebenarnya Rayssa itu anak angkat kami."

"Itu sebabnya selama rumah tangga mereka berlangsung, Oma sering menyudutkan Mama dan menempatkan Mama dalam posisi yang cukup membuat dirinya tertekan. Sampe akhirnya kecelakaan itu terjadi. Oma marah besar. Emosi Oma semakin mendominasi dan menganggap ini semua kesalahan Mama kamu. Beruntung, nyawa Papa kamu masih dapat terselamatkan walaupun kondisinya sangat kritis. Oma terlalu emosi sehingga Oma memutuskan untuk memalsukan kematian Papa kamu dan membawa Papa kamu pergi keluar negri untuk pengobatan. Butuh waktu enam bulan Papa kamu terbangun dari komanya. Namun sayang, ingatannya hilang dan setahun terakhir ini...ingatan tersebut perlahan mulai kembali."

"Kami menutupi semuanya secara sempurna, namun pada akhirnya Mama kamu mengetahuinya. Mama kamu minta Papa untuk kembali, namun Oma melarang dengan keras namun Mama kamu gak nyerah gitu aja. Sampe akhirnya...Oma mengancam Mama kamu."

"Mengancam?" Leon mengerutkan dahinya bingung.

"Oma mengancam akan membuat kehidupan kalian tidak tenang jika Mama kamu gak mau berhenti meminta untuk Papa kembali..."

Mendengarnya, mata Leon serta Vanya pun terbelalak sedangkan There—wanita lansia tersebut meneteskan air mata sebagai tanda bersalahnya. "Dan seorang Ibu memang akan melakukan segalanya agar darah dagingnya tetap hidup dengan aman dan bahagia. Mama kamu berhenti untuk meminta Papa kembali."

Untuk Djingga [SUDAH TERBIT, MASIH LENGKAP]Where stories live. Discover now