41:: Zona Nyaman

9.4K 1.1K 125
                                    

⚠LEAVE VOTE AND COMMENTS⚠

"Bim elah balikin tipek gue!" bentak Amel pada Bima yang sedang asik menyalin PR matematika milik Vanya.

"Ambil sendiri aja." balas Bima acuh yang semakin fokus dengan pulpen serta angka-angka yang tertulis pada bukunya.

"Ya dimana?! Kalo gue liat, ya gue ambil sendiri!" bentak Amel yang membuat Bima menggeram kesal.

"Berisik banget sih! Itu dibawah! Jatoh tau gak?!" balas Bima yang membuat Amel melotot. "Kok jadi lo yang sewot?! Ambilin lah!"

"Punya tangan sama kaki kan? Ambil sendiri!" balas Bima yang kembali menulis. Namun baru saja cowok itu menulis, Amel menyenggolnya dengan sengaja sehingga buku tulisnya tercoret.

Bima pun melirik Amel yang sedang melotot padanya. Gadis itu melipat tangannya di dada, menandakan ia sedang kesal pada cowok yang duduk disampingnya itu.

"Buku gue kecoret tau gak?!"

"Tau. Orang gue yang bikin buku lo kecoret." balas Amel enteng yang membuat emosi Bima terpancing.

"Lo tuh ya! Ugh! Ada gitu makhluk bogel trus nyebelin kayak lo yang idup di bumi?!"

"Heh! Daripada lo, cowok laknat! Gak modal! Bisanya minjem pulpen pensil tipek orang mulu! Rumah segede kantor MPR tapi dompetnya tipis kayak anak kostan yang melarat!"

Tangan Bima pun terulur untuk mengacak-acakan rambut Amel. Tanpa memedulikan Amel yang sudah berteriak, cowok itu tetap membuat rambut Amel berantakan seperti habis diterpa badai. Beruntung, guru belum masuk ke kelas sehingga tak ada yang menegur dua insan itu.

"BIMA! STOP! GUE BIKIN BAN MOTOR LO KEMPES NIH YA?!?!" Amel berusaha menyingkirkan tangan milik Bima pada rambutnya namun tak bisa.

Alvito dan Vanya yang duduk dibelakang mereka hanya bisa menonton dengan tatapan kasihan campur mengakak.

"Aturan kita beli popcorn sambil nontonin mereka." ujar Alvito yang membuat Vanya tersenyum kecil.

Hape milik Alvito yang terletak pada meja itu bergetar yang membuat pandangan Alvito serta Vanya teralih pada benda pipih itu.

"Bawel banget nih bule buset dah." gumamnya pelan namun Vanya dapat mendengarnya. Ia pun mengambil hapenya lalu berjalan menuju keluar kelas.

Satu hal yang Vanya sadari, Alvito menerima panggilan dari orang yang sama seperti kemarin.

Steffi.

●•●•●•●•●• ♡♡♡ •●•●•●•●•●

"Awas!"

Kursi roda dimana Vanya berada itu ditarik secara tiba-tiba oleh seseorang yang menyadari motor yang dikendarai oleh satu murid Angkasa Biru itu hampir menabrak Vanya.
Menyadari dirinya hampir tertabrak, lantas Vanya terkejut dan terbukti dari napasnya tak beraturan.

"Kalo gak bisa bawa motor, gak usah bawa! Naik angkot aja sana!" bentak Elang-orang yang menyelamatkan Vanya.

"Maaf, Kak. Tadi saya dapet telfon dari Mama saya jadi gak ngeliat ada orang. Maaf, Kak." ucap siswa itu sembari menatap Vanya serta Elang dengan tatapan bersalah.

"Gue rasa lo harus dapet sank-"

Tangan Elang tiba-tiba saja ditahan oleh gadis yang duduk di kursi roda itu. "Biarin."

Mendengarnya, siswa itu lantas kembali meminta maaf. "Sorry banget. Gue gak sengaja."

Vanya pun mengangguk. "Lain kali hati-hati."

Untuk Djingga [SUDAH TERBIT, MASIH LENGKAP]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن