Am I dreamt?

2.1K 324 35
                                    


Mata yang semula memejam itu bergerak pelan, sekon berikutnya terbuka. Hal pertama yang dilihatnya adalah langit-langit putih, dan indera penciumannya menangkap bau kimia khas obat-obatan. Ia terdiam sebentar, memikirkan kejadian sebelum ia jatuh pingsan.

'Taehyung—'

"TAEHYUNG!" ia berteriak setelah batinnya menyebut nama itu.

"Apa sih?"

DEG!

Tubuhnya kaku, pelan-pelan memaksa untuk menoleh. Matanya langsung membola, kentara terkejut melihat kehadiran sepupunya yang duduk santai di sofa kamarnya, sedang membaca majalah.

"T-Tae-Taehyung? Kau... kenapa—"

Taehyung berjalan mendekati brankar, menekan tombol di atas ranjang.

"Jangan banyak bergerak, kau masih belum pulih."

"Tae—"

"Dokter akan datang memeriksamu, aku keluar sebentar,"

Tepat setelah Taehyung menutup pintu kamarnya, sang dokter masuk bersama seorang suster. Masih dokter yang sama, Song Joongki terburu-buru menghampiri Jimin.

"Apa yang terjadi, hm? Katakan, apa yang kau rasakan, Jimin?"

Jimin terus diam, menatap pintu kamarnya dengan pandangan kosong.

"Jimin? Ada apa?"

"A-aku..."

"Tekanan darah sudah normal, suhu tubuh normal, dok," Suster tadi memberi laporan seusai mengecek tekanan darah dan suhu tubuhnya.

Joongki mengangguk pada susternya, lalu kembali menatap Jimin, perlahan menempelkan stetoskopnya ke dada pasiennya.

"Memang, keadaanmu sudah jauh lebih baik. Tapi, ada apa, Jimin? Lewat stetoskopku, aku dapat mendengar detak jantungmu berpacu cepat. Ada apa? Kau seperti ketakutan,"

Jimin menelan ludah. Ada satu pertanyaan yang begitu mengganjal dipikirannya.

"Dokter... apa yang terjadi?"

"Hm?"

"Aku... berapa lama aku tertidur?"

"Oh, saat itu kau memaksakan diri. Kau melepas infusmu, kau berjalan tak tentu dan terpaku pada seseorang yang sedang diselamatkan temanku. Tapi, dia akhirnya kembali, meskipun sedang koma. Temanku senang sekaligus sedih," sejenak Joongki tersenyum sedih, "lalu saat aku hendak meraihmu, kau tiba-tiba ambruk. Keadaanmu bahkan memburuk."

"Begitukah?"

"Iya. Oh, bagaimana dengan keluargamu? Pihak rumah sakit tidak bisa menghubunginya, mengingat kau pingsan selama 2 hari, dan informasi semua ada ditanganmu. Keluargamu pasti sangat khawatir."

"Tidak, dokter. Ah, keluargaku, sangat sibuk. Tidak memungkinkan aku menghubungi adik perempuanku, dia pasti panik. Lagipula, ada sepupuku, tadi... dia sudah menemuiku, barusan dia keluar sebelum dokter kemari."

Joongki tersenyum, ikut senang mendengarnya.

"Baiklah. Aku pamit, ya. Semoga cepat sembuh, Park Jimin."

Jimin menatap lama kearah pintu dimana dokter dan suster pergi. Pikirannya berkecamuk, hatinya tak tenang, ia sendiri bingung dengan perasaan aneh sedari ia bangun.

Tiba-tiba air matanya turun. Ya, Jimin menangis dalam diam. Tanpa sebab yang pasti.

Grek.

"Jimin?" Taehyung masuk dan langsung berderap mendekati sepupunya. "Hey, kau kenapa menangis? Apa ada yang sakit? Dokter mana? Sudah kemari, kan?"

SO FAR AWAYWhere stories live. Discover now