Let Go

2.3K 282 48
                                    

DIsarankan sambil memutar lagu di mulmed :)

.

.

.



Ia menatap langit, warna khas senja begitu indah. Hamparan rumput hijau dan beberapa dandelion terbang mengitarinya. Kakinya yang telanjang memberanikan diri untuk mengambil langkah. Ia terpana, tanpa tahu dimana keberadaannya.

Ia mengernyit, menatap kearah kunang-kunang yang bermunculan seiring ia meneruskan langkahnya. Satu tangannya terangkat, berniat menangkap satu, namun dengan cepat kunang-kunang itu terbang menjauh, dan ia baru menyadari kala kunang-kunang itu mengitari seseorang yang berdiri tak jauh darinya, seseorang yang memunggunginya.

Ia tidak sendiri.

"Jangan menyakiti kunang-kunang. Kau hanya akan membuatnya semakin langka."

DEG

Ia tertegun ditempat. Membeku tepat setelah indera pendengarannya menangkap suara yang familiar.

"S-si-siapa kau?" ia memberanikan untuk bertanya, walau tak dapat dipungkiri, jantungnya berdetak sangat cepat.

Sosok itu berbalik, menampakkan wajah tenangnya, namun sukses membuat hatinya bergemuruh hebat hingga tak menyadari setetes air mata jatuh.

"Taehyung..." Jimin kembali melangkah, air matanya semakin deras mengalir. Ia benar-benar merindukan lelaki di depannya kini. Lantas ia mendekapnya erat seolah takut Taehyung pergi jika ia melepasnya.

"Jadi, kau benar-benar datang padaku, ya?" suara Taehyung mengalun lembut, tangannya menepuk lembut punggung Jimin.

"Aku merindukanmu. Sangat."

"Hey, bukankah kita selalu bertemu?"

Jimin diam, semakin menenggelamkan wajahnya pada bahu Taehyung. Rasanya berbeda sekali. Ia merasa lebih nyata menemui Taehyung kali ini, walau ia tak tau di mana dirinya sekarang. Setelah melampiaskan kerinduannya, Jimin melepas pelukannya. Wajahnya sudah basah oleh air mata, tapi, ia segera menghapusnya dan tersenyum.

"Sudah menangisnya? Mau jalan-jalan?"

Keduanya melangkah bersama, menapaki rerumputan hijau, menghirup aroma wangi bunga, dan merasakan hembusan angin yang begitu sejuk. Suasananya nyaris sempurna, hanya nyaris, sebab begitu mereka melangkah maju, mereka takkan bisa menoleh apa yang ada di belakangnya. Seolah saat mereka melangkah maju, maka daratan yang mereka pijak sebelumnya hilang, terhapus, tergantikan oleh warna putih tanpa ujung.

"Kenapa di sini sepi sekali?" Jimin bertanya, masih heran dengan sekitarnya.

"Ah, tidak, tidak. Kau hanya belum bertemu yang lainnya,"

"Jadi, kau tidak sendiri-woah!"

Taehyung tersenyum melihat Jimin tampak menganga takjub dengan pemandangan di hadapannya. Hamparan rerumputan luas dengan pepohonan yang asri, Jimin juga melihat pemandangan laut yang menghampar, sedangkan yang menariknya lagi, ada satu pohon berdiri sendirian di tengah-tengah. Seolah ia diasingkan, tapi pohon itu tampak teduh, membuat Jimin tak tahan untuk tidak menghampiri.

"Kejar aku!" Ia mendorong Taehyung sampai sepupunya itu nyaris jatuh, kemudian berlari, tertawa-tawa penuh kebahagiaan. Taehyung berteriak, lalu menyusul Jimin.

Jimin sendiri merasa betah, berkeliling kesana kemari, meniup banyak dandelion, menghamburkan guguran sakura yang entah sejak kapan ada di sekitar kakinya. Ia terus menampakkan senyuman lebar, sesekali berteriak memanggil Taehyung yang hanya duduk di bawah pohon tunggal tadi, seakan Jimin menyuruhnya untuk melihat apa yang ia liat. Padahal, Taehyung sudah bilang, dia telah mengelilingi dunia tanpa ujung ini. Hal-hal indah yang Jimin lihat, semuanya telah dijamah oleh Taehyung.

SO FAR AWAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang