Beautiful Night

2.5K 357 21
                                    



Disinilah mereka sekarang, menikmati hidangan seafood di salah satu restaurant dekat pantai. Mengambil tempat di rooftop, sesuai permintaan sepupunya. Taehyung masih sibuk dengan handphone, mengambil foto makanannya berkali-kali, sedangkan Jimin sudah memulai suapannya lebih dulu.

"Berhentilah memfotonya, cepat dimakan,"

"Sebentar Jimin, aku sedang memamerkannya pada Namjoon hyeong,"

"Ckckck, kekanakan sekali kau ini,"

Jimin melempar pandangan ke pantai. Malam hari pun, banyak orang di luar sana, membangun api unggun untuk sekedar menikmati suara deburan ombak, juga semilir angin yang lebih terasa dingin, daripada sejuk. Memang, suasananya nyaman, ditambah lagi alunan samar bunyi biola dan petikan harpa. Namun, ada satu yang membuat Jimin risih—sedikit—yaitu kenyataan bahwa mereka berdua satu-satunya yang menempati rooftop, maksudnya, sesama lelaki. Selebihnya, banyak pasangan remaja, ada pula yang berkelompok.

Jimin terganggu dengan kenyataan ini.

"Tae,"

"Hm?"

"Apa kau tidak merasa aneh karena kita duduk disini?"

"Apanya?"

"Maksudku, kita, berdua, di rooftop. Menikmati suasana malam. Kau mau kita disangka sepasang gay?"

"Ck, kau berlebihan... Memangnya hanya sepasang kekasih yang boleh duduk disini?"

Jimin agak membanting pisau steak yang digenggam, lalu menatapnya datar.

"Lihatlah dan jangan sibuk terus dengan makananmu. Kita dikelilingi oleh para remaja, para pasangan. Ini sangat memalukan."

"Yasudah, lupakan saja, toh mereka tidak mengenal kita. Sudah, makanlah."

Jimin mendengus kasar, kemudian kembali fokus ke makanannya. Percuma, jika Taehyung sudah nyaman dengan tempatnya, ia akan menutup telinga, tak peduli apa pandangan orang padanya. Beberapa menit lewat, dan piring Jimin, juga piring Taehyung, hanya tertinggal sisa-sisa kecil hidangan tadi. Jimin ingin sekali cepat-cepat pergi, tapi Taehyung malah mengeluarkan handphone-nya, bahkan ia mulai memfoto pantai, juga langit.

"Jimin, ayo ke pantai setelah ini,"

Jimin menoleh lagi, memandang sepupunya yang memancarkan sorot binar kebahagiaan, seperti biasa.

"Tidak."

"Aaa, kenapa?"

Demi apapun, Taehyung berbanding terbalik dengan umurnya yang menginjak 21 tahun. Lihatlah, bahkan dia mencoba membuat nada manja—seperti Jihyun—yang biasanya mempan pada kakak dan ibunya sendiri.

"Kim Taehyung, tubuhmu tidak tahan dingin. Kau mau nanti muntah-muntah lagi?"

Taehyung mengunci rapat bibirnya. Memang, sedari kecil tubuhnya tak tahan menghadapi dingin berlebih. Ia akan mudah sakit perut, muntah, bahkan demam. Dokter bilang, itu karena Taehyung pengidap hipotiroidisme, atau kekurangan hormon tiroid dalam tubuh. Tidak akut, tapi cukup mengacaukan kerja suhu tubuhnya. Akibatnya, Taehyung tidak bisa berlama-lama dalam keadaan dingin, atau dia akan terkena hipotermia.

"Besok saja, ya," suara Jimin yang tadinya tegas jadi melembut. Ia tersenyum, membuat sumringah Taehyung terlihat lagi.

"Jimin," Taehyung kembali membuka suara, yang dibalas gumaman oleh Jimin.

"Kau tau kan, aku suka jalan-jalan,"

"Iya, lalu kenapa?"

"Ayo kita mengunjungi semua tempat wisata yang ada di sini,"

SO FAR AWAYWhere stories live. Discover now