Long Trip

2K 277 60
                                    



Suara derit pintu dibuka memecah keheningan, selanjutnya muncul seorang lelaki disana. Ia setengah membuka mata, berjalan menyeret. Jika saja tenggorokannya tidak terasa seperti gurun sahara, ia tidak mungkin repot-repot bangun. Gerakannya lambat, mengambil gelas dan menuangkan air dari dispenser, lalu menarik kursi makan guna meminumnya dengan benar. Ia menghembuskan napas sejenak, meletakkan gelasnya ke meja, kemudian kedua mata mengantuknya bertubrukan dengan manik cokelat milik lelaki yang entah sejak kapan duduk di seberangnya.

"Ah, hyeong! Kau mengagetkanku!" protesnya, tanpa sadar mengeluarkan suara cukup keras.

"Itu karena kau belum terbiasa dengan keberadaanku, dan Jimin." Taehyung melempar kulit kacang yang baru saja dikupasnya, melemparnya tepat sasaran.

Jungkook menatap jam dinding di dapurnya, pukul 03.00 dini. Ia sudah akan berdiri, tapi tangan Taehyung menahannya.

"Hei, temani aku disini,"

"Hyeong, ini masih malam, aku masih mengantuk. Pukul 06.00 nanti kita harus berangkat."

"Sebentar saja, aku ingin bicara,"

Dan lelaki bermata bulat itupun menurut. Ia bertahan disana—terpaksa, tangannya meraup beberapa kacang rebus yang tersedia di meja, memakannya dengan kesal. Menunggu-nunggu Taehyung bicara.

"Ayolah, hyeong, aku mengantuk."

"Apa menurutmu Jimin akan tau?" suara Taehyung merendah. Matanya yang biasa berbinar, kini meredup, menatap kosong pada beberapa kulit kacang yang dibiarkan berserakan di depannya.

"Jimin hyeong akan segera mengetahuinya. Cepat atau lambat, ia pasti menyadarinya,"

"Tapi, bagaimana dengannya nanti? Apakah dia akan marah padaku?"

Jungkook diam, ia tidak tega melontarkan tanggapannya yang mungkin menyakiti Taehyung, tapi kelak kenyatan itulah yang akan dihadapi lelaki di hadapannya.

"Ia tidak akan marah padamu, tapi... ia akan sangat terluka, karenamu, hyeong."

Taehyung memejam, pelan-pelan sebelah tangannya mengusap air mata yang jatuh.

"Aku—aku hanya ingin bersamanya,"

"Tapi tidak seperti ini. Kau membohonginya,"

"Tak ada pilihan lain, Jungkook-ah,"

"Kau saja yang sudah putus asa,"

"Memang!" Taehyung sedikit menggebrak meja, lalu mengusap kasar wajahnya saat sadar yang dilakukannya salah, "maafkan aku. Aku benar-benar... ketakutan,"

Dan Jungkook hanya menatap iba pada lelaki di hadapannya. Tanpa disadari keduanya, ada seseorang yang mendengar semua pembicaraan itu dalam pejaman matanya.


~~~


Pukul 06.00, ketiganya berangkat ke wisata pegunungan Hallasan, membawa perlengkapan yang diperlukan untuk bermalam—jika perlu. Jimin sedari tadi berjalan dalam diam, biasanya ia akan cerewet jika Taehyung bertingkah kelewat riang, apalagi di tempat umum, tapi kali ini ia tak bereaksi. Jungkook juga diam, ia sendiri tak punya topik pembicaaran.

Taehyung? Jangan tanyakan dia. Ia bersenandung sepanjang jalan. Begitu sampai di pegunungan Hallasan, ia menganga kagum.

Jimin benar, banyak anak tangga, lebih tepatnya hiking trail

SO FAR AWAYWhere stories live. Discover now