Begin

5.8K 405 16
                                    



Sekali lagi, laki-laki bersurai hitam itu mematut diri di depan cermin kamarnya. Ia mengulas senyum kebahagiaan, membuat lengkungan mata yang biasa disebut eye smile. Sejenak, ia menatap ke manik matanya dalam pantulan, lalu senyumnya menghilang. Ia berkedip pelan.

"Aku... ternyata tampan juga."

Jika cermin adalah benda hidup, mungkin dia lebih memilih memecahkan diri ketimbang mendengar ucapan penuh kepercayaan diri dari pemuda sipit itu.

Prang!

Barusan bukan suara pecahan cermin, itu adalah suara benda mika yang terjatuh. Lelaki itu sontak membelalakkan mata melihat adanya pantulan lain di cermin, seorang gadis remaja yang punya kemiripan dengannya, bagian pipi, chubby.

"Astaga, oppa!"

"Jihyun, berhenti mengagetkanku!"

Gadis itu mengambil kotak pensilnya yang terjatuh, lalu berjalan masuk kamar tanpa izin. Kini, ia berdiri disebelah kakak lelakinya yang menatapnya sengit.

"Oppa tau... bagiku, Taehyung oppa lebih tampan."

"Ya—"

"Tapi dia aneh."

"Dia itu bukan aneh, dia... sedikit unik."

Gadis itu memutar bola matanya malas.

"Kau mau apa kemari? Jika tidak ada urusan, cepat keluar saja."

"Aku tidak mau masuk, tapi melihat oppa dengan penuh kepercayaan menyebut diri sendiri tampan, aku jadi terkejut. Kukira, ada yang salah dengan cerminnya. Ternyata sama saja."

"Park Jihyun—"

"PARK JIMIN!!!"

Suara menggelegar nan nyaring bak raja hutan menggema ke penjuru rumahnya. Kedua pasang kepala itu menoleh secara bersamaan. Lelaki bernama Jimin itu menghela napas, sedangkan adiknya, Jihyun, langsung memasang senyum jahil.

"Dengar? Kekasihmu sedang menunggu di bawah. Jangan membuatnya menunggu,"

"YA! Awas kau Park Jihyun! Oppa tidak mau membelikanmu dream catcher lagi!!"

Jihyun seolah tuli dan hanya terkikik geli mendengar teriakan cempreng kakaknya. Ia menuruni tangga dengan cepat, dan saat itu juga sang kakak sepupu, Taehyung, menyapanya dengan riang seperti biasa.

"Oi, Jihyun!"

Jihyun berhenti sebentar, memandang ke lelaki dengan senyum kotak itu, "oh selamat pagi, Taehyung oppa-ku yang tampaaaan! Apa oppa sedang menunggu oppaku? Maaf, dia memang lama, dia sedang berdandan layaknya gadis," seraya turun dan menghampiri Taehyung, "oppa sudah sarapan?"

"Tentu saja!"

Jihyun membanting tubuhnya di sofa, mulai menyalakan TV dan duduk santai, tangan kanannya sudah merogoh bungkus snack kentang yang terbuka entah sejak kapan. Hm, Jihyun tidak peduli.

"Kenapa sih, oppa harus pergi saat aku berkunjung?" tanyanya dengan nada kecewa.

"Kau boleh ikut jika kau mau,"

"Jeongmal?" sontak Jihyun duduk dan menatap penuh binar pada sepupunya yang kini duduk di permadani, tepat menghadapnya.

"Tidak boleh!"

Dan seketika binar itu berganti lagi dengan kerutan kesal. Jimin kini sudah turun membawa 1 ransel ala pendaki gunung, lalu meletakkannya di sebelah Jihyun.

SO FAR AWAYWhere stories live. Discover now