PART 2

9.2K 661 19
                                    

(Val POV)

Gue mengendari mobil gue ke sekolah. Sesampainya si sekolah gue markirin mobil gue diarea parkir sekolah. Gue keluar dari mobil dan langsung menuju kekelas gue, kelas 12 jurusan IPA.
Dan pas gue masuk kelas gue cuman liat temen gue yang sedang menunduk dan memeluk lututnya dibelakang kelas dengan bersender ke tembok. Gue menghampiri temen gue itu dan gue menaruh tangan gue dipunggungnya kemudian dengan pelan gue sedikit mengelusnya. Gue tau kalau dia kayak gini pasti dia sedang sedih.

"Angga, lo gak apa-apa?" gue bertanya padanya dengan nada pelan. Angga kemudian menoleh dan menatap kearah wajah gue. Tampak dengan sangat jelas air mata segar yang masih mengalir dipipinya.

"gue gak apa-apa, Dion" Angga menjawab dibalik tangisannya sambil mengusap air matanya dan mengucek-ngucek matanya itu yang sekarang jadi berwarna merah.

"apa ini karena Riko lagi?" gue menebak dan gue yakin tebakan gue benar. Angga sangat mencintai Riko sementara Riko sudah mencintai orang lain.

Angga selalu membantu Riko agar dia bisa bahagia dengan orang harus dicintainya walaupun pada akhirnya Angga sendirilah yang tersakiti. Dan gue adalah orang yang mencintai Angga tapi Angga gak pernah bisa jatuh cinta ke gue dan Angga cuman nganggep gue teman dekatnya saja.

Oke gue ini adalah gay alias homo, gue sama sekali gak tertarik sama perempuan. Nama gue Dion Valentino Michaelis atau yang biasa dipanggil Val.

Papa gue orang Indonesia yang menikah dengan bule New York. Waktu itu papa gue ada bisnis di New York dan akhirnya dia ketemu sama mama gue dan kemudian menikah. Jadi wajar kalau rambut gue blonde dan mata gue berwarna biru, itu turunan dari mama gue.

Papa dan mama gue sering bertengkar waktu kami di New York dan akhirnya mereka memilih bercerai saat gue masih berusia 12 tahun dan gue ikut papa gue balik ke Indonesia.

Awalnya gue tinggal serumah sama papa waktu gue masih SMP. Tapi gue sekarang udah gak tinggal sama papa lagi, papa membelikan gue rumah sendiri yang dekat dengan sekolah gue jadi gue tinggal sendiri sementara papa sekarang tinggal diluar kota karena kesibukan ngurusin perusahaannya.

Kenapa gue jadi gak suka sama perempuan, mungkin karena gue dulu pernah mergokin mama gue jalan sama cowok lain pas gue masih di New York. Karena itulah gue jadi kesel dan lebih memilih ikut papa gue.

Gue menatap kearah Angga, gue gak tega liat Angga yang selalu nangis kayak gitu. Gue kemudian mengangkat lengannya dan menariknya pergi dari kelas agar gak ada siswa lain yang melihat Angga lagi nangis.

"ikut gue!" perintah gue sambil terus narik lengannya Angga, dan Angga cuman bisa ngikutin kemauannya gue aja

"mau kemana, Val?" Angga nanyain mau kemana tapi gue gak ngejawab pertanyaannya dia

Gue terus narik tengannya Angga sampai akhirnya gue sampai dibelakang sekolah. Gue senderin badannya Angga ke tembok dan gue berdiri didepannya. Angga mengusap-ngusap matanya yang masih penuh dengan air mata.

"gue gak bisa liat lo tiap hari nangis kayak gini" simpati gue melihat Angga yang selalu nangisin orang yang sama

"gue bisa apalagi Val" Angga sesegukan sambil ngomong ke gue

"gue sayang sama lo. Lupakan Riko. Gue bisa ngebahagiakan lo. Gue gak bakal nyakitin perasaan lo" entah sudah berapa kali gue ngomong cinta ke Angga tapi Angga selalu nolak cinta gue padahal gue udah tulus dan gue udah lama nungguin dia.

"tapi gue gak cinta sama lo Val. Gue gak bisa cinta sama yang lain selain Riko. Lo udah gue anggap teman terbaik gue bahkan udah gue anggep sodara" untuk yang kesekian kalinya gue mendengar penolakan cinta gue dari Angga dan dengan alasan yang sama.

Love Is ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang