[BAB 5] SORRY

82 13 1
                                    

Vote & Komennya :v

[...]

Ciit cittt cit

Kicauan burung serta cahaya mentari pagi membuatnya terbangun dari tidur pulasnya. Terbangun dari mimpinya yang indah. Terbangun untuk memulai hari baru.

Olley mengerjapkan matanya. Melihat Vack yang sepertinya sedang berkemas entah apa yang ia bereskan.

"Vack?" Suara Olley yang parau mengawali pagi ini.

Olley bangun dari duduknya. Mendekati Vack tengah berkemas.

"Kau sudah bangun?" Basa-basi Vack yang sepertinya sudah sangat basi untuk ditanyakan.

"Menurutmu?" Acuh Olley menanggapinya. Menanggapinya dengan kakinya yang diketuk-ketukkan serta tangannya yang terkait di depan dada.

"Hahaha, baiklah. Maaf" Vack menghentikan aktivitasnya. Lagian, pekerjaannya sudah selesai. Vack menatap wajah Olley dengan tatapan santai dan berbinar.

"Kalau kau mau cuci muka, atau segala macam, disana. Oke?" Vack menunjuk sungai dibelakangnya. Olley menanggapinya dengan anggukkan kepala tanda mengerti.

Ia melepas jubahnya, menggantungkannya pada ranting pohon. Selepas itu, ia meninggalkan Vack masih berdiri di tempat.

Olley berlari seperti anak kecil, menenggelamkan kakinya pada sungai yang dalamnya kira-kira hanya setengah meter.

Ia berdiri di tengah-tengah sungai, memainkan air seperti anak kecil.

"Huahhh. Segerr" binar Olley membasuh wajahnya dengan air sungai yang sangat bersih. Sesekali, ia meminum air tersebut.

"VACK! Kau tidak ikut?" Tannya Olley sedikit teriak. Tapi, ia masih menikmati segarnya air serta udara pagi hari di hutan yang sangat amat damai dan tentram.

"Aku sudah!" Balas Vack dari bawah pohon dengan suara melengking.

"Benarkah?! berarti, cepat sekali kau bangun. Kapan kau bangun?!" Tannya Olley lagi.

"Hum, aku bangun saat hari masih gelap. Dan, aku bermain air saat kau tidur, Putri!" Balas Vack sedikit tertawa kecil. Vack meraih batu kerikil di sampingnya. Hanya untuk di permainkan pada jari-jarinya.

Olley sudah puas bermain bersama air. Ia menghirup udara sedalam-dalamnya. Dan, menghembuskannya perlahan-lahan.

"Kenapa kau tak bangunkan aku, Vack?" Tannya Olley disela-sela ia melakukan olah tubuh pagi. "Aku sebagai putri merasa bahwa, aku kalah dari seorang laki-laki sepertimu" kesal Olley menatap Vack yang sedang memainkan batu pada jari-jarinya.

Olley berjalan mendekati Vack, kemudian duduk disampingnya.

"Setelah ini, kau mau kemana?" Vack menghentikan aktivitasnya yang tidak jelas itu. Melihat wajah Olley basah sebab air sungai.

"Aku ga tau. Tapi, aku akan mencoba mencari jalan keluar. Kalau bisa, selain jalan yang ku lewati. Jalan, yang membuat aku tersesat hingga berjumpa laki-laki misterius plus nyeselin sepertimu"

Olley menatap kearah lain disekitarnya. Mencoba mencari sebuah jalan kecil yang akan menuntunnya keluar dari hutan.

"Aku? misterius? Dan, apa kau katakan tadi? Nyeselin? Memangnya apa salahku, huh? tuan Putri?" Vack seakan tidak terima dikatakan nyeselin. Ia mencubit kedua pipi Olley. Olley menggerang kesakitan atas perbuatan Vack pada dirinya.

"Lepaskan. Sakit, tau!" Olley mengelus-ngelus pipinya sedikit memerah.

Vack beranjak dari duduknya. Membenarkan jubahnya yang kelihatannya sudah rapi, dan ditambah rapi lagi olehnya. Vack memasangakan tudung kepalanya. Dan, penampilannya, seperti penampilan laki-laki Vampire yang Cool.

Fantasy DiaryDonde viven las historias. Descúbrelo ahora