Prolog

265K 3.8K 112
                                    

"Daddy!" Aku sudah menunggu berjam-jam jika satu jam itu cuma lima detik.

"Ya," katanya keluar dari mobil.

"Lama, deh!" Aku sebal. Pokoknya Daddy harus ganti rugi. Aku sudah keriput menunggu Daddy lama sekali yang biasanya menjemput sebelum aku keluar dari sekolah.

Daddy telat lima menit!

Rekor paling lama setelah 18 tahun aku hidup!

"Iya, maaf." Katanya tenang dan tersenyum. Mengabaikan lirikan cewek-cewek ABG labil sekolahku dan masih mengantongi kedua tangan di sakunya, bersandar pada mobil berwarna merah miliknya dengan gaya seperti biasa.

Cool and misterious.

"Yaudah, es krim!" Hah! Aku selalu minta kompensasi yang sama.

"Es krim terus, nanti pilek." Dan jawaban yang sama yang sudah kuingat di luar kepala.

"Gak mau tahu!" Trik yang sama.

"Iya, iya. Sini, cium dulu dong pipinya Daddy." Katanya tertawa.

Aku selalu mendapatkan apa yang aku mau.

"Tsk, cium mulu." Sedikit jual mahal padahal ketagihan dan menyosor setiap ada kesempatan. Hehe.

Cu!

Aku mencium pipinya. "Kapan aku bisa dapat pacar?!" Mengeluh dengan kalimat yang sama sambil melirik sekeliling yang melirik kami dengan tajam.

"Nggak boleh! Kamu masih kecil." Dan larangan yang masih sama.

"Ish ...!!" Aku menendang sebal ban mobil lalu masuk dengan melemparkan diriku ke kursi belakang. "Daddy jahat!"

Dan ditertawakan setiap kali tak bisa membalasnya.

Semuanya masih sama. Yah, inilah kehidupanku. Anak dari pria paling tampan (di rumah, untuk saat ini) sepanjang masa yang over, over, overprotective dengan anak kesayangannya yang paling cantik jelita tiada tara dan guna, yaitu aku, Alexie Leona. Walau pun memang aku tidak bisa lagi diragukan dalam hal kecantikan dan mirip mendiang mantannya.

Yuna.

Mendiang di sini bukanlah orang yang sudah meninggal, tetapi adalah mantan Daddy yang sudah kuanggap tiada karena menyakiti hati Daddy dengan meninggalkannya dulu karena memilih lelaki lain.

Aku bahkan tidak percaya saat pertama kali mengetahui fakta mengejutkan ini. Apalagi di bagian uring-uringan selama satu bulan. Sungguh aku sulit memercayainya. Di balik tenang dan diamnya Daddy, ternyata saat terpuruk ia bisa menjadi seperti itu.

Aku memang selalu dimanja dan dipantau setiap harinya. Tapi, aku bukan anak manja walau selalu ingin dimanja dengan makhluk berspesies pria.

Terlebih dengan Daddy.

Ini kisahku yang terlalu biasa saja. Tak ada spesialnya. Kalau pun ada, aku tak pernah menyadarinya dan melupakannya secepat kecepatan cahaya.

Kecuali Daddy,

Daddy adalah orang paling spesial yang diturunkan Tuhan untuk menjagaku dengan sekuat jiwa raga. Dan aku tidak akan rela Daddy menikah, bagiku belum ada yang cocok dan pantas sejauh ini.

Walaupun Daddy jomblo di usianya yang hampir kepala tiga, aku menyayanginya.

Aku sayang Daddy,

Selamanya!

Kalau Daddy bisa super protective terhadapku, mengapa aku tidak?

Dan Alexie Leona selalu melakukan apa yang dikatakannya.

.

.

.

Jye Rawr, 17 Februari 2018

DaddyWhere stories live. Discover now