Daddy - 6

118K 2.2K 87
                                    

"Mereka di mana, sih?! Ini sudah larut dan mereka belum pulang?! Apa mereka melupakanku dan membiarkanku kelaparan di rumah?!" Di teras rumah, seorang lelaki mengomel dengan aura hitam menguar darinya, menatap terus ponselnya menunggu balasan.

BRUMM

"..." Lelaki itu semakin terlihat menyeramkan. Mobil merah yang terparkir memunculkan sosok yang ditunggunya, membopong seseorang yang tengah tertidur. "Dari mana saja kalian?" Katanya dingin. Semakin menambah dingin malam yang larut tersebut.

"Minggir," balas orang yang menggendong perempuan di tangannya, membawanya masuk meninggalkan lelaki yang menunggunya sedari tadi.

***

Kevin meletakkan perempuan di gendongannya itu dengan hati-hati, menarik selimut tebal dan menyelimutinya.

"Kevin kau dari mana saja? Aku menunggu kalian sejak tadi." Kevin tak menjawab, masih memandangi tubuh yang tertidur pulas di hadapannya lalu beralih menatap adiknya.

"Apa?"

"Aku lapar," katanya sambil merengek seperti bocah. Kevin memandangnya sekilas lalu meninggalkan kamar dengan David mengekor di belakangnya.

"Apa saja yang kalian lakukan hm?" David menyunggingkan senyum menggodanya pada Kevin yang sibuk di depan kompor. "Apa kau melakukan itu?" David semakin menarik senyum menggodanya. Kevin melotot pada adiknya itu dengan tajam.

"Tidak, kami hanya dari pantai." Balasnya cuek. Sibuk kembali dengan panci di hadapannya. Mengaduk-aduk mie yang direbusnya.

"Aku tadi melihat celanamu menggembung," celetuknya asal. Kevin menggetok kepala David karena lancang bicara. "Aduh! Aku kan hanya bercanda!" Katanya mengusap kepalanya.

"Tadi aku ...," Kevin mengembuskan napasnya dalam, "aku menciumnya di laut dan hampir kelepasan. Aku tak tahu apa yang kuperbuat, aku tak sadar dengan yang kulakukan, aku, aku hampir kehilangan kesadaran jika saja dia tak menghentikanku ...."

"Kapan kalian bisa sadar?" Kevin tak memedulikan apa yang David bicarakan dan memilih menyelesaikan kegiatan masaknya untuk menghentikan adiknya mengejek terlalu banyak.

"Aku tidur dulu," Kevin meninggalkan David yang sudah melahap mie buatannya tanpa protesan sama sekali.

"Mie-nya enak Kevin!" David berteriak dan melempar wajah menggoda pada Kevin yang menatap datar.

Sejak kapan mie instan tidak enak?

Kevin membuka pintu kamarnya dan Alexie perlahan, pelan, seakan tak ingin menimbulkan suara sekecil pun. Entah apa yang sebenarnya ia pikirkan, wajahnya yang datar berubah masam. Dengan kehati-hatian yang tinggi, Kevin melangkah pelan dan masuk ke selimut di samping Alexie sambil memeluk gadis itu dalam dekapannya.

"Sadar? Sadar apanya?" Kevin terus mengulang kalimat yang dikatakan adiknya dengan lirih. Sambil menciumi pucuk kepala Alexie, ia terus bergumam hingga tertidur.

***

"Kevin! Xi! Ayo bangun!" David dengan suara cemprengnya menggema mencoba membangunkan dua insan yang masih tertidur sambil berpelukan di atas ranjang.

"Nggh ...," Alexie terusik, menarik selimut menutupi kepalanya dan kembali memeluk Kevin.

David berkacak pinggang, dia sudah seperti ibu yang memarahi anaknya karena bangun kesiangan. "Kevin cepat bangun! ini sudah jam setengah lima!" Tak tahu malu, David melompat dan memeluk kedua manusia itu dengan kuat.

"Apa?!" Kevin akhirnya bangun, dengan raut wajah kusut dia melotot tajam kepada David yang tersenyum bodoh memeluk Alexie. "Ini masih gelap!" Teriaknya lalu menutup kepalanya sendiri dengan bantal. Leona memeluk Kevin semakin erat, menyembunyikan kepalanya di bawah bantal yang sama dengan Kevin.

David merengut karena diabaikan.

"BANGUN! INI SUDAH PAGI!" Teriaknya di samping Alexie sambil memeluknya.

PUK!

"Au ...," David mengelus pipinya, Kevin terduduk dan memukul pipi adik tampannya itu dengan penuh kasih sayang.

"Baiklah-baiklah aku bangun," Kevin terduduk malas lalu memukul lagi David yang sedang asyik memeluk Alexie, kemudian bergegas ke kamar mandi. Kevin membanting pintu dengan keras.

"Xi," David mengelus pipi keponakannya itu lembut. Alexie hanya berbalik dan memeluk tanpa membuka matanya, "bangun!"

BUG

"Aduh ...," David terlempar dari pinggiran ranjang menjadi terbaring di lantai memegangi perutnya. Hari ini mungkin hari sialnya karena dirinya selalu mendapatkan kekerasan. Ingatkan David untuk melaporkan tindakan KDRT yang dilakukan Kevin dan Alexie padanya.

"Om David ganggu tidur aku deh!" Alexie berteriak sambil melempar bantal ke arah David yang masih terduduk di lantai, "aku belum tidur dari semalam ...." rengeknya kembali menidurkan dirinya.

Sabar David! Sabar.

Dengan senyum jahil David menaiki ranjang, merangkak dengan tangan kekarnya menaiki tubuh Alexie. Alexie terusik merasakan hembusan hangat menerpa pipi kirinya, tangannya mendorong sesuatu yang berada di atasnya namun tak cukup kuat.

"Daddy ..., aku mau tidur! Kau membuatku kelelahan semalam ...." Alexie kembali mendorong David yang menindihnya saat dirasanya terlalu sesak tanpa membuka matanya.

"Daddy akan menidurkanmu, sayang. Ohh ...." David menciumi pipi Alexie sesekali menggigiti kecil kulitnya. Alexie yang merasa terusik kemudian membuka mata dan,

"OM MESUM!"

"AKH!"

Alexie menjambak David dengan sepenuh jiwa dan raga menggunakan semua kekuatannya. Nyawanya seakan berkumpul lebih cepat. "Akh! Akh! Sakit sakit sakit! Lepaskan! Akh!" David memegangi tangan Alexie, berharap bisa melepaskan jambakan mautnya, namun naas, dia tak dapat berkutik dan hanya mampu berteriak, merintih dengan mengenaskan.

Sungguh kejam hari ini.

"Om sih main gigit-gigit aku! Ini masih pagi Om! Sini bobok!" Alexie tak ambil pusing dan menarik David dalam pelukan super ketat yang membuat David tak bernapas di dadanya. David mencari kelonggaran dan bersemayam di atas gundukan kenyal nan nyaman itu, mencari posisi yang pas.

"Shh ... ahh ... ahh ... Alexiehh ...."

PYAR!

Dua manusia yang berdamai itu membelalak mendengar suara laknat yang entah dari mana datangnya. Mereka saling pandang. David meneguk ludah dan mengangkat kepalanya menatap Alexie yang juga menatapnya kaget. "Itu bukan aku ...," ucap David meyakinkan.

Alexie yang memeluk David dalam dekapannya juga mengetahui jika bukan David yang bersuara. "Aku tahu itu, Om."

"Ahhh ...."

Suara itu terdengar kembali. Hening menyapa. Alexie melirik lagi David yang ada di depan wajahnya sedang menarik seulas senyum dari satu bibirnya, sexy.

BRAK!

"KEVIN! MAIN SABUN YA, LO?" David melompat dari ranjang dan mendobrak pintu kamar mandi yang tidak terkunci itu, berteriak dengan suara cemprengnya yang memekakkan telinga.

Plis, ini bukan hutan.

Memang sulit menjaga kesehatan telinga jika dekat dengan manusia pemilik suara bertaraf sangkakala.

*

*

*

TBC

DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang