Daddy - 8

97.4K 2K 39
                                    

Di mobil aku terbahak-bahak hingga ditatap aneh oleh Daddy yang berada di depan stir kemudi. Aku berusaha tak peduli dan menetralisir tawaku yang pecah tak terkendali.

"Ehm ...," aku menelan ludah, lalu beralih menatap manik hitam yang sangat kusukai itu dan tersenyum, "terima kasih, Daddy, karena sudah melepaskanku dari cengkraman wanita ular itu," aku tersenyum menampakkan gigi-gigiku yang membuat Daddy mengelus kepalaku.

"Wanita ular? Alexie kau nakal," balasnya ikut tertawa, "sama-sama," aku hanya menunduk sambil tersenyum lalu memandang ke depan pada jalanan yang kami lewati. Tunggu, sepertinya aku melihat sesuatu.

Aku menengok cepat spion dan mendapati ada makhluk lain yang sedang duduk dengan anggun di kursi penumpang belakang. Aku segera menoleh melihatnya.
"Daddy, siapa dia?" Tanyaku begitu saja menatap Daddy menuntut jawaban. Daddy melirikku sejenak dan tersenyum kemudian.

"Halo, perkenalkan namaku Nadine, Webby Nadine Elizabeth," ucapnya tenang dengan senyum manis membingkai wajahnya, "siapa namamu?"

Aku mengerjapkan mataku, memandangi wanita di hadapanku ini dengan tatapan menilai. Dia memiliki paras yang cantik, pakaian tak begitu terbuka, hanya menampakkan sedikit pahanya, dadanya tidak menyombongkan diri kemana-mana seperti Tante Cabai yang tadi kutertawakan itu. Dia lembut, tapi aku merasa ada yang tidak beres dengan semua ini. "Aku Alex," jawabku singkat.

Aku tidak boleh melakukan kontak langsung dengan orang asing.

"Ahh nama yang unik," aku sudah terbiasa dengan itu, "apa benar kau anaknya Kevin? Setahuku Kevin belum pernah menikah dan hubungan kami belumlah terpisah." Katanya panjang lebar. Aku mengerut bingung, jujur aku tak nyaman dengan dirinya yang seakan ingin tahu dan mengorek tentang siapa aku. Dan dia bilang apa tadi? Hubungan kami belum berpisah? Hubungan apa? Aku sama sekali tak tahu apa pun.

"Kevin, bisa kau ceritakan padaku siapa dia? Sepertinya dia tak mau menceritakannya padaku." Bagus jika kau tahu, Tante. Kuharap Daddy tak menceritakan siapa diriku, itu hanya akan membuka luka lama yang sudah berusaha kuhapus dari ingatan. Tolonglah jangan ingatkan lagi, Daddy. Kumohon.

"Dia anak angkatku."

Deg

Hancurlah. Daddy akan menceritakan semuanya pada wanita itu. Aku mengutuk wanita itu dalam hati yang mampu mengorek masa laluku dan menyebabkan aku seakan tertampar oleh kenyataan, lagi. Begitu sakit, hingga tak terasa lagi.

"Tujuh tahun lalu,"

Siapa pun, bunuh aku sekarang.

"Tujuh tahun lalu sehabis pulang dari kuliah dan menjemput David, aku menemukan anak ini menangis di depan halaman rumahku."

***

BRAK!

Suara pintu terbanting membuat gadis kecil di bawah ranjang semakin memerkuat pelukan di kakinya. Seorang wanita berambut pendek sebahu menatap tajam ke arah ranjang kotor bermuatan satu orang itu.

"Alexie!" Bentaknya sembari melangkah memasuki kamar yang terlihat seperti arena pertempuran. Berantakan. "Alexie! Keluar dari sana cepat!"

Gadis kecil yang menahan tangis dengan gemetar perlahan memunculkan dirinya dari bawah ranjang. Tubuh mungil yang dipenuhi luka dan lebam itu menunduk dan menautkan jari-jari kecilnya mencoba berani pada sosok yang menatapnya tajam.

"Apa yang kusuruh tadi?! Mandi dan bersihkan tubuhmu! Sana, cepat!" Dengan menangis gadis itu menuju kamar mandi dan membersihkan dirinya.

DaddyDonde viven las historias. Descúbrelo ahora