9. Skatebord

5.4K 284 0
                                    


Mulmed : Louis & Auren

JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT UNTUK MENGHARGAI PENULIS😊



Dibalik kebahagiaan seseorang, ada kesengsaraan yang dulu ia rasakan.

-Difficult-




"Ini kalian pada ngapain sih? Berisik banget tau gak?" ucap lelaki yang baru saja melongokkan wajahnya lewat pintu depan. Lelaki itu seperti baru bangun karena rambutnya yang acak-acakan. Auren dan Geva yang sedang berebut langsung menatap lelaki itu tajam. Kira-kira umurnya tidak jauh dari Auren.

"Baru bangun lo?" tanya Geva basa-basi.

"Iyalah. Masih pagi juga," balas lelaki itu seenak jidatnya sendiri. Padahal sinaar matahari sudah berada di atas. Lelaki itu menguap lebar.

"Goblok banget sih elo Bang. Ini udah siang ogeb!" ucap Auren kesal dengan Abangnya yang satu ini.

"Aduhh kalian jangan ribut gini deh. Udah ah gue mau tidur lagi," ucap Louis kemudian menutup pintu dan melanjutkan acara tidurnya yang sempat tertunda.

"LOUISSSSS," teriak Auren kesal karena Abangnya yang satu ini memang paling males bangun pagi.

"Rika, yuk ikut gue. Gue mau nunjukin sesuatu nih buat elo," ucap Geva kepada Rika. Auren jelas tidak terima karena ulah Geva memancing Rika. Auren segera bertindak.

"Ayoo kak Rika ikut gue aja," sahut Auren mengeluarkan puppy eyes andalan khas seorang Auren. Rika sendiri kebingungan harus memilih kakak beradik ini. Jujur, Rika tidak enak jika menolak Auren maupun Geva. Rika hanya diam sampai mereka bisa sama-sama diam. Tapi adegan saling rayu merayu agar Rika ikut dengan Auren maupun Geva sudah lama. Rika jadi tidak enak jadinya.

"Bang, Ayoo main skatebord, bukannya Abang udah janji ya mau main skatebord ?" ucap Louis tiba-tiba saja dengan wajah yang sudah terlihat segar dan juga dengan baju yang santai. Louis juga sudah menentang skatebord nya dengan kedua tangannya. Geva mendesah pelan lalu ia bangkit dari duduknya untuk mengambil skatebord di kamarnya.

Geva memang sudah janji dengan Louis untuk bermain skatebord di taman deket rumahnya. Geva tidak bisa menolaknya, karena Louis adalah Adek andalannya tidak seperti Auren yang senantiasa ia ajak ribut.

"Yeay! Yuk kak masuk!" perintah Auren lalu menarik pergelangan tangan Rika entah menuju kemana. Saat berada di ruang tengah, tiba-tiba saja Geva mencegat Auren dan Rika. "Rika yuk ikut ke taman," ajak Geva yang sudah menentang skatebord favoritnya. Auren mendengus kesal.

"Gak! ENGGAK BOLEH! Kak Rika sama gue!" protes Auren mentah-mentah. Geva langsung menoyor jidat Auren dengan sangat keras, membuat Auren kesakitan dan hampir saja menangis karena ulah Abangnya itu.

"Sakit bang!" ucap Auren mengelus-elus jidatnya sendiri. "Udah Gev, gausah kasar kenapa sama Adek elo sendiri." Rika akhirnya yang terlalu lama terdiam akhirnya turun tangan melerai perdebatan antara kakak beradik ini.

"Iya iya," ucap Geva pasrah begitu saja.

"Minta maaf sama Auren. Lo udah banyak dosa tau!" ucap Rika sudah hampir seperti ibu dari Geva dan Auren.

"Ya iya. Auren gue minta maaf," ucap Geva dengan nada suara yang begitu kesal. Ternyata begini sifat Geva saat di rumah, kekanakan. Tidak seperti yang Rika dufa sebelumnya. Rika kira Geva sifatnya dewasa malah kebalikannya. Rika sendiri terheran dengan sifat Geva. Hampir seperti dirinya yang menountai sifat aneh.

"Kalo Abang mau di maafin. Abang harus beliin Auren es krim pokoknya!" ucap Auren dengan gaya santai. Sudah Geva pastikan, pasti inilah yang akan menjadi senjata Auren. Es krim, makanan paling favorit bagi Auren. Geva sendiri bingung dengan pemikiran Adiknya yang satu ini, ga terlalu memikirkan kesehatan.

"Ck! Bang Geva buruan elahh! Lambat Banget sih!" decak Louis masih dengan menentang Skatebord.

Sepertinya sedari tadi Louis tidak memperhatikan sekitar, sampai-sampai tidak mengetahui keberadaan Rika sama sekali.

"Ehh ada kakak cantik. Hai!" sapa Louis yang baru tersadar sejak tadi. Louis segera memamerkan senyuman andalannya untuk para cewek.

"Hai," balas Rika ragu-ragu. Jika dilihat wajah Louis sepertinya hampir mirip dengan Auren.

"Kenalan bego sama kak Rika," bisik Auren ke telinga Abangnya itu. Louis langsung memperkenalkan dirinya saat Auren memperingatkan.

"Louis, adeknya bang Geva. Abang Auren. Cowok Paling ganteng di rumah ini," celetuk Louis masih dengan memamerkan senyuman paling manisnya. Rika sendiri terkikik geli dengan sifat Louis.

"Heh! Mana-mana yang paling ganteng cuma gue, nyet!" sahut Geva tidak terima sama sekali. Auren malah tertawa meledek dengan suara yang keras.

"Udah Gev," lerai Rika kepada Geva lalu memperkenalkan dirinya kepada Louis. "Rika," ucap Rika dengan senyuman tipis di akhir ucapannya.

"Rika ayoo ikut yuk main skatebord," ajak Geva tidak menyerah sedari tadi.

"Erm, Auren mau ikut gak?" tanya Rika kepada Auren yang menekuk kedua tangannya di depan dada memasang wajah kesal.

"Ikutt aja napa Ren, ga usah drama!" celetuk Louis yang sudah kesal karena menunggu Geva yang terus saja membujuk Rika untuk ikut.

"Bang Lou ihh! Jangan panggil gue Ren napa! Emang gue duren apa hah?" protes Auren tambah kesal.

"Makanya elo ikut main skatebord bareng kita, Auren!" ucap Louis dengan nada suara yang sengaja di lembut-lembutkan.

"Iya iya. Pinjem ya Bang lou skatebord nya hehehe," ucap Auren memohon.

"Sanah ambil buruan!" perintah Louis. Dengan sigap, Auren langsung berlari menuju kamar Louis untuk mengambil Skatebord.

"Ehh Rika. Ini skatebord buat elo. Semoga elo suka," ucap Geva yang tau-tau saja sudah membawa skatebord dengan gambar beruang cokelat. Rika yang sedari tadi diam memperhatikan perdebatan kecil antara Auren dengan Louis pun tersadar. Geva lalu menyodorkan skatebord kepada Rika. Wajah Rika langsung cerah seketika saat itu juga. Rika langsung menerimanya dengan senyuman lebar.

"Jadi ini yang elo mau nunjukin sesuatu?" tebak Rika.

"Iya, gimana? Suka gak skatebord nya?" tanya Geva dengan alis menyerngit menunggu jawaban dari Rika.

"Suka banget. Btw makasih banget Gev," ucap Rika dengan wajah yang sedari tadi berseri-seri. Louis hanya memperhatikan adegan percintaan Abangnya itu.

"Ciee Abang," ledek Louis kemudian.

"Doain ya biar bisa pacaran sama Rika," bisik Geva tepat di telinga Louis. Louis hanya mengangguk-angguk patuh. "Ehh tapi kalo Abang udah pacaran, jangan lupa beliin Lou skatebord yang baru ya Bang," bisik Louis di telinga Geva.

"Siap!" ucap Geva semangat.

"Hayoo Bang Geva sama Bang Lou lagi bisikin apa nih? Mau tau dong Bang!" sahut Auren yang sudah membawa skatebord di tangannya.

"Sini-sini gue bisikin," ucap Louis kepada Auren. Auren pun penasaran, lalu ia mendekati Louis untuk di bisikkan.

"Jadi gini, tadi Abang elo mau minta doain sama gue biar cepet-cepet pacaran sama Rika," bisik Louis di telinga Auren. Auren pun hanya manggut-manggut mengerti.

"Kalian lagi bisikin apa sih?" ucap Rika penasaran. Karena pasalnya, hanya dirinya yang tidak di bisikin.

"Jadi gini kak—" celetuk Auren asal ceplos, tapi secepat kilat Geva menutup mulut comel milik Auren.

"Jangan bilang goblok!" ucap Geva sembari melepaskan tangannya di mulut Auren.

"Iya iya Bang," ucap Auren hanya bisa pasrah.

Difficult : Ketika Sulit Untuk Mengerti Artinya Mencintai [Completed]Where stories live. Discover now