35. Bertemu dengannya

3.2K 146 0
                                    


Terkadang seseorang lebih memilih tertawa, hanya untuk menyembunyikan lukanya.

-Difficult-







JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT UNTUK MENGHARGAI PENULIS😉






Naila berjalan keluar dari kelasnya dengan sangatlah lemas. Tadi Rika sudah pulang terlebih dahulu. Nilai kesayangannya kali ini turun. Naila sebenarnya tidak rela jika nilainya kali ini turun. Ya walaupun tidak begitu banyak. Tapi tetap saja dirinya sangat kecewa.

Rika memang tidak mengetahui jika nilainya mata pelajarannya turun akan jadi musibah untuk Naila. Naila juga termasuk orang yang tidak saling terbuka kepada siapapun. Ia lebih memilih memendamnya dalam-dalam sehingga banyak orang lain tidak mengetahuinya. Itulah Naila.

Naila memang akan menyembunyikan kesedihannya sampai orang lain tidak mengetahuinya. Dirinya akan selalu menampilkan kepada semua orang bahwa dirinya bahagia. Tapi tidak untuk saat ini. Naila kali ini berbeda. Berbeda dengan Nila yang berada disisi Rika.

Naila berjalan dengan sempoyongan menuju mobilnya. Bola matanya tidak sengaja mengarah ke dua orang yang sepertinya sedang bercengkrama. Kali ini Rika memicingkan mata agar bisa melihat dengan jelas pemandangan yang dilihatnya saat ini.

"Itu bukannya Rika? Tapi sama siapa ya? Dan kayaknya cowok itu bukan siswa sekolah sini deh. Kayak cowok kuliahan sih,"

"Besok gue tanya aja deh sama Rika," ujar Naila langsung masuk ke dalam mobilnya. Kali ini ia sepertinya butuh refreshing untuk sementara waktu untuk menghilangkan rasa penat dan letihnya. Tapi terlebih dahulu Naila memperhatikan gerak-gerik antara Rika dengan sosok cowok kuliah itu. Jika cowok itu dibandingkan dengan Geva, Naila pasti akan memilih Geva, karena satu Geva itu gantengnya. Menurutnya, kegantengan milik Geva tidak akan terkalahkan oleh siapapun.

Naila kali ini memang ingin melihat Rika dengan sosok cowok itu sampai pergi. Ngomong-ngomong bisa untuk beristirahat sejenak. Setelah beberapa menit mengamati Rika dan cowok kuliahan itu. Akhirnya mereka pergi meninggalkan sekolah. Mau tak mau Naila juga meninggalkan sekolah.

Naila niatnya hanya satu, membeli es krim cone rasa Cokelat. Makanan itu saja membuat mood-nya seketika langsung membalik. Memang es krim bagi Naila adalah moodbooster baginya.

Naila sangat menyukai warna merah. Makanya jangan heran jika Naila seringkali memakai baju berwarna merah. Pokoknya Naila menyukai warna merah & es krim.

Mobilnya saja berwarna merah, tapi tidak untuk es krim. Naila lebih menyukai es krim rasa cokelat, walaupun es krimnya berwarna cokelat tapi Naila tetap menyukai. Apalagi jika ada es krim rasa cokelat tapi warna es krimnya berwarna merah, pasti Naila sangatlah menyukainya. Tapi bukankah itu tidak ada?

Naila melangkah kakinya menuju kedai es krim dengan girang seperti anak kecil. Kakinya melangkah menuju pintu kedai es krim tersebut sembari bersenandung.

Naila segera mencari tempat duduk, tak butuh lama baginya untuk mencari tempat duduk. Dipilihnya tempat duduk yang deket dengan jendela kafe. Sedari tadi bibirnya merekah tanpa henti. Naila langsung memesan es krim.

"Mbak Arin, pesan es krim seperti biasanya ya!" ujar Naila kepada cewek yang umurnya sekitar dua puluh tahunan. Sudah bukan rahasia lagi jika hampir semua pelayan kedai disini mengenal Naila. Itu karena Naila hampir setiap hari mengunjungi kedai ini. Tidak pernah terlewatkan sedikit pun.

Sembari menunggu pesanannya datang, Naila akhirnya memilih memainkan ponselnya. Kali ini dirinya lebih ingin menjadi stalker untuk sementara. Dibukanya Instagram milik Geva yang memang tidak di kunci. Tangannya lincah mengscrool Instagram milik Geva.

Difficult : Ketika Sulit Untuk Mengerti Artinya Mencintai [Completed]Where stories live. Discover now